Guru Mulia atau Predator Berkedok? Konten SARA, Film “Guru Tugas 2” Menggemparkan Dunia Pendidikan

ZAJ
By ZAJ
3 Min Read
Kontroversi Akeloy Production: YouTuber Ditangkap Polisi
Kontroversi Akeloy Production: YouTuber Ditangkap Polisi

jfid – Dalam dunia pendidikan, guru adalah sosok yang dihormati dan dianggap sebagai pilar pengetahuan.

Namun, apa jadinya jika sosok mulia ini berubah menjadi predator berkedok? Film pendek berjudul “Guru Tugas 2” yang diproduksi oleh Akeloy Production telah menimbulkan kontroversi di masyarakat pesantren.

Kontroversi Film “Guru Tugas 2”

Film pendek ini mengundang keresahan selama beberapa pekan karena diduga cuplikannya bernuansa asusila. Film ini ber-setting sebuah pondok pesantren di Kabupaten Bangkalan, Madura.

Film “Guru Tugas 2” menceritakan seorang guru tugas dari Kabupaten Jember yang melakukan pelecehan seksual terhadap murid saat bertugas di pondok pesantren.

Dampak pada Dunia Pendidikan

Menurut Taufiqurrahman, Ketua FKPP Pamekasan, film tersebut sangat mencederai pondok pesantren yang melahirkan guru tugas untuk disebar di berbagai daerah di Indonesia.

Guru tugas adalah santri pilihan yang dikirim pesantren ke sejumlah lembaga untuk membantu mengajar dan mendidik masyarakat.

Film “Guru Tugas 2” seakan menafikan kebaikan dan kemaslahatan dari program yang dijalankan pesantren-pesantren besar tersebut.

Tanggapan Masyarakat

Film ini telah memantik pro dan kontra di tengah-tengah masyarakat, terutama kalangan pesantren.

Mendapat kecaman dari berbagai tokoh masyarakat yang ada di wilayah Madura, baik itu dari NU Madura Raya, Dai Madura, hingga kiai dan ulama Madura yang tergabung dalam Aliansi Ulama Madura (AUMA).

Kesimpulan

Kontroversi film “Guru Tugas 2” menunjukkan betapa pentingnya memahami konteks dan sensitivitas masyarakat sebelum membuat dan mempublikasikan karya seni.

Meski Akeloy Production berhak untuk berekspresi melalui film mereka, mereka juga harus mempertimbangkan dampak dari karya mereka terhadap masyarakat luas.

Dalam kasus ini, FKPP Pamekasan merasa bahwa film tersebut telah merusak citra pondok pesantren dan guru tugas. Mereka berharap Akeloy Production dapat lebih bijaksana dalam membuat karya seni di masa depan.

Sementara itu, kita semua menunggu respons dan langkah selanjutnya dari Akeloy Production. Apakah mereka akan menarik film tersebut atau melanjutkan cerita yang mereka klaim belum selesai? Hanya waktu yang akan menjawab.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article