Gerakan Boikot Produk Israel, Bahlil Ungkap Dampak ke RI

Rasyiqi By Rasyiqi - Writer, Saintific Enthusiast
3 Min Read
Israel Ketar Ketir! Gerakan Boikot Produk Israel Picu Kerugian Miliaran Dolar
Israel Ketar Ketir! Gerakan Boikot Produk Israel Picu Kerugian Miliaran Dolar
- Advertisement -

jfid – Sejak konflik Israel-Palestina memanas, banyak masyarakat Indonesia yang mengajak untuk memboikot produk-produk yang berafiliasi dengan Israel atau negara-negara yang mendukungnya.

Gerakan boikot ini bertujuan untuk menekan Israel agar menghentikan agresi dan pelanggaran hak asasi manusia terhadap rakyat Palestina. Namun, seberapa besar dampak gerakan boikot ini terhadap perekonomian Indonesia?

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa gerakan boikot tersebut belum berpengaruh terhadap rencana investasi di Indonesia.

Ia mengklaim bahwa target realisasi investasi Rp 1.400 triliun pada tahun 2023 masih bisa tercapai.

“Saya nggak tahu ya, sampai hari ini untuk target investasi kita masih on progress, karena target untuk tahun 2023 Rp 1.400 triliun dan Insya Allah mudah-mudahan bisa tercapai,” kata Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (27/11/2023).

Bahlil juga mengatakan bahwa belum ada keluhan dari investor terkait seruan boikot produk yang terafiliasi yang mendukung Israel.

Begitu juga dengan posisi dukungan pemerintah Indonesia yang mendukung Palestina. “Sampai sekarang belum ada,” kata Bahlil.

Namun, beberapa analis dan pengamat ekonomi menilai bahwa gerakan boikot ini bisa berdampak negatif bagi perekonomian Indonesia, terutama bagi perusahaan-perusahaan yang terkait dengan produk-produk yang diboykot.

Misalnya, Starbucks, KFC, Unilever, Nestle, Apple, dan lain-lain. Beberapa saham perusahaan tersebut mengalami penurunan di Bursa Efek Indonesia akibat aksi boikot.

Selain itu, gerakan boikot ini juga bisa memengaruhi perdagangan internasional dan ketersediaan produk tertentu di pasar Indonesia.

Meskipun Indonesia bukan mitra dagang utama Israel, namun ada beberapa produk impor yang berasal dari Israel atau negara-negara yang pro Israel. Misalnya, produk pertanian, teknologi, dan kesehatan.

Di sisi lain, gerakan boikot ini juga bisa menjadi peluang bagi produk-produk lokal untuk lebih bersaing dan meningkatkan kualitasnya.

Beberapa produk UMKM bisa menjadi alternatif pengganti produk-produk yang diboykot.

Misalnya, produk makanan, minuman, kosmetik, dan fashion. Dengan demikian, gerakan boikot ini bisa mendukung pemberdayaan UMKM dan kemandirian ekonomi Indonesia.

Gerakan boikot produk Israel ini merupakan salah satu bentuk solidaritas masyarakat Indonesia terhadap perjuangan Palestina.

Namun, gerakan ini juga harus disertai dengan dukungan lain, seperti bantuan kemanusiaan, pendidikan, dan advokasi untuk dialog damai.

Selain itu, gerakan ini juga harus dilakukan dengan bijak dan tidak merugikan pihak-pihak yang tidak bersalah.

- Advertisement -
Share This Article