jfid – Jakarta, Indonesia – Sebuah fenomena medis yang mengejutkan baru-baru ini menjadi sorotan publik ketika istri komedian Bintang Emon, Alca Octaviani, dinyatakan positif narkoba setelah mengonsumsi obat flu.
Kejadian ini memicu diskusi luas mengenai keakuratan tes narkoba dan interaksi obat yang dapat menyebabkan hasil positif palsu.
Menurut pakar farmasi, beberapa obat flu yang dijual bebas mengandung bahan aktif seperti dextromethorphan, pseudoephedrine, dan doxylamine yang memiliki struktur kimia mirip dengan zat terlarang, sehingga dapat memicu hasil positif palsu pada tes narkoba.
Georgina Rubal-Peace, seorang ahli farmasi dan direktur Kebijakan Penggunaan Obat di Banner Health, Arizona, menjelaskan bahwa kondisi ini dapat terjadi karena produk sampingan dari obat-obatan yang diresepkan atau dijual bebas, suplemen nutrisi, dan terkadang dalam makanan tertentu.
Tes narkoba bekerja dengan mendeteksi zat tertentu dalam tubuh, baik obat-obatan yang diresepkan maupun obat terlarang.
Namun, metode tes saat ini masih memiliki kelemahan yang dapat menyebabkan hasil positif palsu, terutama jika individu mengonsumsi obat-obatan atau makanan tertentu sebelum melakukan tes.
Untuk menghindari hasil positif palsu, para ahli menyarankan agar individu yang akan menjalani tes narkoba mengikuti persyaratan sebelum tes, seperti tidak mengonsumsi obat-obatan tertentu atau makanan tertentu dalam waktu 2×24 jam sebelum tes.
Selain itu, penting untuk tidak menghentikan konsumsi obat tanpa persetujuan dokter, meskipun harus melakukan tes narkoba dalam waktu dekat.
Kasus ini menunjukkan pentingnya kesadaran akan interaksi obat dan kebutuhan akan peningkatan sensitivitas panel tes narkoba untuk mengurangi risiko hasil tes positif palsu.
Hal ini juga menegaskan pentingnya komunikasi antara pasien dan penyedia layanan kesehatan untuk memastikan bahwa semua faktor yang dapat mempengaruhi hasil tes dipertimbangkan dengan cermat.
