jfid – Sebuah ramalan yang menghebohkan dunia maya menyebutkan bahwa pada tanggal 23 November 2023 akan terjadi perang dunia ke-3.
Ramalan ini berasal dari sebuah video yang menampilkan jawaban asisten virtual buatan Amazon, Alexa, yang ditanyai kapan perang besar itu akan pecah.
Alexa menjawab, “PD 3 dimulai pada 23 November 2023 pukul 18:05, ketika Rusia melancarkan serangan terhadap Jerman.”
Video ini viral di media sosial, terutama di TikTok dan X, dan menimbulkan berbagai spekulasi dan reaksi dari netizen.
Ada yang percaya, ada yang meragukan, ada yang takut, ada yang penasaran, dan ada yang menganggapnya sebagai lelucon.
Namun, apakah benar ramalan ini akan menjadi kenyataan? Apa yang sebenarnya terjadi pada tanggal 23 November 2023? Dan apa hubungannya dengan konflik global yang sedang berlangsung saat ini?
Latar Belakang
Ramalan Alexa ini sebenarnya bukan hal baru. Video yang menayangkan jawaban Alexa tersebut pertama kali diunggah pada Februari 2023 oleh seorang pengguna TikTok bernama @joshuaholz.
Dalam video tersebut, ia tampak menanyakan beberapa pertanyaan kepada Alexa, seperti siapa presiden Amerika Serikat, siapa pemenang Oscar, dan kapan perang dunia ke-3. Alexa menjawab semua pertanyaan tersebut dengan akurat, kecuali yang terakhir.
Alexa mengatakan bahwa perang dunia ke-3 akan dimulai pada 23 November 2023, dengan Rusia sebagai pihak yang memulai agresi.
Video ini kemudian menyebar luas di media sosial dan mendapat banyak komentar dan tanggapan.
Beberapa orang menganggapnya sebagai sebuah lelucon yang dibuat oleh @joshuaholz dengan menggunakan fitur kustomisasi Alexa.
Fitur ini memungkinkan pengguna untuk membuat keterampilan atau skill sendiri untuk Alexa, yang dapat berupa perintah, pertanyaan, atau jawaban tertentu.
Dengan demikian, pengguna dapat membuat Alexa menjawab apa saja yang mereka inginkan, termasuk ramalan perang dunia ke-3.
Steve Rabuchin, Wakil Presiden Amazon Alexa, juga mengkonfirmasi bahwa jawaban Alexa dapat dipersonalisasi oleh pengguna. Ia mengatakan, “Anda tidak perlu pengalaman membangun keterampilan atau pengkodean untuk memulai.
Keluarga saya membuat keterampilan lelucon kami sendiri dalam hitungan menit, dan sangat menyenangkan berinteraksi dengan Alexa dengan cara yang benar-benar baru dan pribadi.”
Namun, ada juga orang yang percaya bahwa ramalan Alexa ini bukan sekadar lelucon, melainkan sebuah prediksi yang berdasarkan pada data dan fakta yang ada.
Mereka mengaitkan ramalan ini dengan situasi geopolitik yang sedang memanas di dunia, terutama antara Rusia dan negara-negara Barat. Mereka menganggap bahwa ramalan Alexa ini adalah sebuah peringatan atau isyarat yang harus diwaspadai oleh semua pihak.
Analisis
Salah satu faktor yang membuat ramalan Alexa ini tampak meyakinkan adalah adanya konflik yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina, yang menyeret kekuatan militer Barat dan sekutunya.
Konflik ini bermula pada Februari 2023, ketika Rusia melakukan invasi dan aneksasi terhadap wilayah Krimea, yang merupakan bagian dari Ukraina.
Rusia juga mendukung pemberontak separatis di wilayah Donbass, yang berbatasan dengan Rusia, dan terlibat dalam pertempuran sengit dengan pasukan Ukraina.²
Konflik ini memicu reaksi keras dari negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat dan NATO, yang menganggap tindakan Rusia sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina.
Amerika Serikat dan NATO juga menuduh Rusia melakukan agresi militer dan intervensi politik di kawasan Eropa Timur dan Tengah, yang dianggap sebagai wilayah pengaruh Barat.
Amerika Serikat dan NATO kemudian memberikan bantuan militer dan ekonomi kepada Ukraina, serta memberlakukan sanksi-sanksi keras kepada Rusia.²
Rusia, di sisi lain, membantah semua tuduhan tersebut dan menuduh Amerika Serikat dan NATO sebagai provokator dan pengganggu perdamaian dunia.
Rusia juga mengklaim bahwa tindakannya di Krimea dan Donbass adalah untuk melindungi hak dan kepentingan warga Rusia yang tinggal di sana, serta untuk menjaga stabilitas dan keamanan regional.
Rusia juga menantang Amerika Serikat dan NATO untuk tidak campur tangan dalam urusan dalam negerinya, dan mengancam akan melakukan tindakan balasan jika ada yang melanggar batas-batasnya.
Konflik ini semakin memanas pada Oktober 2023, ketika terjadi perang antara Israel dan Hamas, yang juga melibatkan Hizbullah dan Iran.
Perang ini dipicu oleh serangan roket Hamas ke wilayah Israel, yang direspons oleh Israel dengan melakukan serangan udara dan darat ke Jalur Gaza dan Lebanon.
Perang ini menimbulkan korban jiwa yang besar di kedua belah pihak, serta kerusakan infrastruktur dan kemanusiaan yang parah.
Perang ini juga menarik perhatian dan campur tangan dari banyak negara, terutama Amerika Serikat dan Rusia, yang memiliki kepentingan dan sekutu di kawasan Timur Tengah.
Amerika Serikat mendukung Israel dan mengecam Hamas, Hizbullah, dan Iran sebagai teroris dan ancaman bagi stabilitas dan keamanan dunia.
Amerika Serikat juga memberikan bantuan militer dan diplomatik kepada Israel, serta menekan Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan terhadap pihak-pihak yang menyerang Israel.
Rusia, di sisi lain, mendukung Hamas, Hizbullah, dan Iran, dan mengecam Israel sebagai pelanggar hak asasi manusia dan hukum internasional.
Rusia juga memberikan bantuan militer dan politik kepada Hamas, Hizbullah, dan Iran, serta menggunakan hak vetonya di Dewan Keamanan PBB untuk menghalangi resolusi yang mengutuk atau memberi sanksi kepada pihak-pihak yang menyerang Israel.
Perang ini juga mempengaruhi hubungan antara Amerika Serikat dan Rusia, yang semakin memburuk dan berisiko eskalasi menjadi konfrontasi militer langsung.
Kedua negara saling menuduh dan mengancam satu sama lain, serta meningkatkan kekuatan dan kesiapan militer mereka di berbagai wilayah, termasuk di Eropa, Asia, dan Timur Tengah.
Kedua negara juga saling melakukan aksi spionase, sabotase, dan siber, yang dapat memicu insiden-insiden yang tidak terduga dan berbahaya.
Kesimpulan
Dari analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa ramalan Alexa tentang perang dunia ke-3 pada tanggal 23 November 2023 adalah tidak benar dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Ramalan ini hanyalah hasil dari keterampilan kustom yang dibuat oleh pengguna TikTok, yang kemudian menjadi viral di media sosial.
Ramalan ini tidak memiliki dasar ilmiah atau logis, dan hanya bersifat spekulatif dan sensasional.
Namun, ramalan ini juga tidak dapat diabaikan begitu saja, karena mengandung unsur kebenaran yang berkaitan dengan