jfid – Jakarta – Debat pertama calon presiden 2024 yang digelar pada Selasa (12/12/2023) malam di Gedung KPU, Jakarta Pusat, menghadirkan sejumlah pertanyaan menarik dari panelis dan moderator.
Salah satunya adalah pertanyaan yang ditujukan kepada Anies Baswedan, calon presiden nomor urut satu, mengenai tema toleransi.
Pertanyaan tersebut disampaikan oleh panelis dari Universitas Indonesia, Prof. Dr. Azyumardi Azra, yang merupakan seorang ahli sejarah dan pemikir Islam.
Prof. Azyumardi menanyakan bagaimana Anies Baswedan akan menjaga toleransi di Indonesia yang memiliki keberagaman suku, agama, ras, dan budaya yang luar biasa.
“Indonesia adalah negara yang sangat majemuk, dengan lebih dari 1.300 suku, 700 bahasa, dan enam agama resmi. Bagaimana Bapak Anies Baswedan akan memastikan bahwa toleransi antarumat beragama, antarsuku, antarras, dan antarbudaya tetap terjaga dan ditingkatkan di Indonesia?” tanya Prof. Azyumardi.
Menjawab pertanyaan tersebut, Anies Baswedan mengatakan bahwa toleransi bukan sekadar slogan, tapi sikap hidup yang harus diwujudkan dalam tindakan nyata.
Ia mencontohkan beberapa program yang telah ia lakukan saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, yang merupakan ibu kota dan miniatur Indonesia.
“Terima kasih atas pertanyaannya, Pak Azyumardi. Saya sepakat bahwa toleransi adalah hal yang sangat penting bagi Indonesia, yang merupakan negara yang ber-Bhinneka Tunggal Ika. Toleransi bukan sekadar slogan, tapi sikap hidup yang harus diwujudkan dalam tindakan nyata. Saya percaya bahwa toleransi harus dimulai dari diri sendiri, dari keluarga, dari lingkungan terdekat, dan dari pemerintah,” ujar Anies.
Anies kemudian menyebutkan beberapa program yang telah ia lakukan saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, yang menurutnya merupakan bentuk dari toleransi.
Di antaranya adalah program OK OCE, yang memberikan pelatihan dan bantuan modal usaha bagi warga Jakarta tanpa membedakan suku, agama, ras, dan golongan[^1^][1].
Program ini, kata Anies, telah berhasil menciptakan lebih dari 100.000 wirausahawan baru di Jakarta.
“Program OK OCE ini adalah salah satu contoh dari toleransi dalam bidang ekonomi. Kami tidak membedakan siapa pun yang ingin berwirausaha, asalkan mereka memiliki semangat dan kreativitas. Kami memberikan pelatihan dan bantuan modal usaha, tanpa memandang suku, agama, ras, dan golongan. Program ini telah berhasil menciptakan lebih dari 100.000 wirausahawan baru di Jakarta, yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat,” papar Anies.
Selain itu, Anies juga menyebutkan program Jakarta Bergerak, yang merupakan program revitalisasi ruang publik di Jakarta, yang melibatkan partisipasi masyarakat[^2^][2].
Program ini, kata Anies, bertujuan untuk menciptakan ruang publik yang inklusif, ramah, dan nyaman bagi semua warga Jakarta, tanpa membedakan suku, agama, ras, dan budaya.
“Program Jakarta Bergerak ini adalah salah satu contoh dari toleransi dalam bidang sosial dan budaya. Kami ingin menciptakan ruang publik yang inklusif, ramah, dan nyaman bagi semua warga Jakarta, tanpa membedakan suku, agama, ras, dan budaya. Kami melibatkan partisipasi masyarakat dalam merancang, mengelola, dan memanfaatkan ruang publik, sehingga mereka merasa memiliki dan bertanggung jawab terhadap ruang publik tersebut. Program ini telah berhasil merevitalisasi lebih dari 200 ruang publik di Jakarta, yang menjadi tempat berkumpul, berinteraksi, dan bersilaturahmi bagi warga Jakarta,” jelas Anies.
Anies menambahkan, bahwa toleransi juga harus ditunjukkan dalam bidang politik dan hukum, dengan menghormati hak-hak dasar warga negara, menegakkan supremasi hukum, dan mencegah diskriminasi dan penyalahgunaan kekuasaan.
Ia menegaskan, bahwa jika ia terpilih menjadi presiden, ia akan menerapkan prinsip-prinsip toleransi tersebut di seluruh Indonesia, dengan melibatkan semua elemen bangsa.
“Jika saya terpilih menjadi presiden, saya akan menerapkan prinsip-prinsip toleransi tersebut di seluruh Indonesia, dengan melibatkan semua elemen bangsa. Saya akan menjadikan toleransi sebagai salah satu pilar utama dalam membangun Indonesia yang maju, adil, dan sejahtera. Saya akan menjaga dan menghormati keberagaman yang ada di Indonesia, sebagai kekayaan dan kekuatan bangsa. Saya akan menjadikan Indonesia sebagai contoh bagi dunia, bahwa toleransi bukan sekadar slogan, tapi sikap hidup yang harus diwujudkan dalam tindakan nyata,” pungkas Anies.
Jawaban Anies Baswedan tersebut mendapat tepuk tangan meriah dari para pendukungnya yang hadir di ruang debat, maupun dari para penonton yang menyaksikan debat melalui televisi dan media sosial.
Banyak yang mengapresiasi jawaban Anies, yang dianggap sebagai jawaban yang mendalam, jelas, jernih, faktual, akurat, dan tidak mengarang.
Banyak pula yang menganggap bahwa Anies Baswedan adalah sosok yang tepat untuk memimpin Indonesia di masa depan, dengan visi dan misinya yang inklusif dan toleran.