Bangkalan, Jf. id- Teriakan ‘Stop kekerasan terhadap perempuan dan anak’ menggelegar sepanjang Jl. Raya Halim Perdana Kusuma Kota Bangkalan, Pada Rabu (16/01/2020) pagi.
Suara lantang itu datang dari puluhan aktivis Korp Putri (Kopri) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Bangkalan yang sedang long march menuju Jl. Soekarno hatta untuk menggelar mimbar bebas menyikapi kesus kekerasan pada perempuan dan anak yang marak terjadi.
Di Kawasan Jl. Soekarno Hatta, Kopri PMII itu menggelar orasi di Halaman Kantor Dinas Keluarga Berencana, Perlindungan Perempuan dan Anak (KB-P3A) serta halaman Mapolres Bangkalan. Sementara, di Jl. Halim Perdana Kusuma meluruk Dinas Sosial (Dinsos).
Nur Hidayau selaku Ketua Kopri PC PMII Bangkalan menyampaikan, aksi mimbar bebas dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap perempuan dan anak. Sebab, dalam dua tahun terakhir kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak terus meningkat.
“Karena angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Bangkalan semakin meningkat dalam dua tahun terakhir. Kita ketahui, pada tahun 2018 kasus kekerasan pada anak sebanyak 11 kasus dan pada tahun 2019 sebanyak 19 kasus,” ujarnya kepada Jurnalfaktual.Id.
Nur Hidayah Menyampaikan, aksi itu juga dilakukan dalam rangka implementasi dan pendalaman materi yang diberikan kepada peserta Sekolah Kader Kopri (SKK) V yang dilaksanakan selama lima hari kemarin.
“Ini juga sebagai tindak lanjut dari pendalaman materi SKK yang kita laksanakan, agar peserta paham betul bagaimana mengadvokasi kasus kekerasan pada perempuan dan anak,” kata perempuan lulusan STIT- Miftahul Ulum Modung Bangakalan itu.
Menurut dia, aksi mimbar bebas Koppri PMII mendapat respon dari instansi terkait. Ia mengatakan, pihak Dinas KBPPPA, Polres dan Dinsos sudah berkomitmen untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat Bangkalan terutama keadilan dan kesejahteraan bagi perempuan dan anak.
“Instansi terkait tadi sudah menandatangani komitmen untuk bekerja lebih baik lagi ke depannya,” kata dia.
Disisi lain, pihaknya kata dia juga akan berkomitmen untuk membantu instansi terkait demi terciptanya keadilan dan keamanan serta Kesejahteraan masyarakat Bangkalan.
“Kami harap instansi terkait dapat bersinergi dengan kami dan kami tetap komitmen untuk membantu demi masyarakat Bangkalan,” tandasnya.
Catatan Jurnalfaktual.Id, Kasus Kekerasan terhadap anak di Kabupaten Bangkalan, Madura Jawa Timur. Pada tahun 2018, berdasarkan data yang dihimpun mencapai 6 kasus. Angka tersebut mengalami penurunan cukup drastis dibandingkan dua tahun sebelumnya.
Pada tahun 2016 tercatat 27 kasus, dan 2017 terdapat 71 kasus termasuk kekerasan terhadap anak jenis kelamin perempuan.
Sementara, Pada tahun 2019 kasus kekerasan dan pelecehan yang menimpa anak dan perempuan di Bangkalan tercatat sebanyak 21 kasus. Data tersebut dihimpun dari Dinas KB P3A tertanggal 4 Desember 2019.
Kepala Dinas KB P3A Amina Rahmawati mengungkapkan, Rata- rata, korban kekerasan melaporkan setelah kejadian. Kedepan, Ia berharap kejadian serupa tidak kembali terulang di kabupaten ujung barat pulau madura.
“Jadi jumlahnya kasus kekerasan terhadap perempuan masih cukup tinggi, termasuk kejadian kasus pencabulan terbaru ini, Semoga kedepan tidak ada lagi,” ungkapnya. Rabu (14/12/2019) lalu.
Penulis: Syahril