Beberapa di antaranya adalah Dior dan Gucci, yang diduga memiliki hubungan bisnis dan afiliasi yang menguntungkan Israel. Isu ini menjadi sorotan publik, terutama di kalangan aktivis dan konsumen yang pro-Palestina.
Brand-brand besar seperti Dior dan Gucci menjadi pusat perhatian dalam isu ini. Dior, yang merupakan bagian dari konglomerat mode LVMH, dan Gucci, yang dimiliki oleh Kering Group, disebut-sebut memiliki koneksi bisnis dengan entitas atau individu yang pro-Israel.
Selain itu, beberapa desainer ternama dan eksekutif dari brand-brand tersebut juga diduga terlibat dalam kegiatan amal atau investasi yang mendukung Israel.
Kontroversi mengenai dukungan brand fashion terhadap Israel bukanlah hal yang baru. Namun, laporan terbaru yang mencuat pada awal tahun 2024 ini memberikan sorotan baru dan memperbaharui perdebatan di kalangan publik dan industri fashion.
Beberapa peristiwa penting yang memicu diskusi ini adalah laporan keuangan tahunan dan kegiatan amal yang dilakukan oleh brand-brand tersebut dalam beberapa tahun terakhir.
Hubungan bisnis dan dukungan ini terutama terjadi di pusat-pusat fashion dunia seperti Paris, Milan, dan New York, di mana kantor pusat dan toko-toko utama brand-brand tersebut berada.
Selain itu, koneksi bisnis dengan Israel sendiri juga terjalin melalui berbagai saluran perdagangan internasional dan investasi.
