jfid – Cuaca panas ekstrim di Mina mempengaruhi prosesi haji tahun ini, memaksa PPIH memberikan petunjuk khusus kepada jemaah haji Indonesia.
Dalam upaya menjaga keselamatan dan kesehatan jemaah, PPIH menetapkan aturan terbaru terkait lontar jumrah dan pengawasan keselamatan di bawah kondisi cuaca ekstrim di Mina.
Cuaca panas ekstrim di Mina, Arab Saudi, telah menjadi sorotan utama dalam prosesi haji tahun ini. Hal ini memaksa Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia untuk memberikan petunjuk khusus kepada jemaah haji Indonesia terkait jadwal lontar jumrah.
PPIH telah mengeluarkan petunjuk yang meminta jemaah haji Indonesia untuk tidak melontar jumrah sebelum pukul 16:00 WIB. Hal ini dilakukan untuk menghindari sengatan cuaca panas yang dapat membahayakan kesehatan jemaah.
Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap cuaca ekstrim di Mina yang bisa mencapai suhu tinggi di siang hari. “Kami sangat prihatin dengan kondisi cuaca di Mina yang bisa berbahaya bagi jemaah, terutama yang rentan terhadap panas,” kata juru bicara PPIH.
Jemaah haji Indonesia, yang jumlahnya mencapai ribuan orang, menjadi fokus utama dari petunjuk ini. Mereka diingatkan untuk tetap waspada dan mematuhi petunjuk keselamatan yang diberikan.
Petunjuk ini berlaku di Mina, salah satu lokasi utama dalam prosesi haji di Arab Saudi, di mana jemaah haji menjalankan ritual lontar jumrah.
Petunjuk ini berlaku sepanjang periode haji tahun ini, dengan penekanan khusus pada jam-jam tertentu di mana suhu cuaca di Mina mencapai puncaknya.
Jemaah haji diminta untuk membekali diri dengan air putih dan menjaga kesehatan tubuh mereka. Mereka juga disarankan untuk tetap bersama kelompok mereka dan meminta bantuan dari petugas jika diperlukan.
Menurut Dr. H. Lukman Hakim Saifuddin, M.A., M.Sc., Deputi Bidang Koordinasi Ibadah Haji dan Umrah Kementerian Agama RI, “Kami mengimbau agar jemaah haji Indonesia mematuhi aturan yang telah ditetapkan untuk menjaga keselamatan dan kesehatan mereka di tengah kondisi cuaca ekstrim ini.”
Dengan cuaca ekstrim di Mina menjadi tantangan utama, PPIH Indonesia berupaya keras untuk memastikan bahwa prosesi haji berlangsung dengan aman dan nyaman bagi semua jemaah.
Petunjuk yang diberikan tidak hanya mengatur jadwal lontar jumrah, tetapi juga mendorong kolaborasi dan kewaspadaan di antara jemaah haji Indonesia selama masa ibadah di Tanah Suci.
Dengan demikian, pengawasan ketat dan koordinasi antara pihak berwenang, petugas, dan jemaah haji menjadi kunci utama dalam menjaga keberhasilan prosesi haji tahun ini di tengah tantangan cuaca yang luar biasa ini.