jfid – Grab, aplikasi transportasi online terbesar di Asia Tenggara, mendadak menjadi sasaran kemarahan netizen Indonesia. Pasalnya, Chloe Tong, istri dari Anthony Tan, pendiri dan CEO Grab, diduga memberikan dukungan kepada Israel, negara yang sedang berseteru dengan Palestina.
Kehebohan ini bermula dari sebuah unggahan di Instagram Story milik Chloe Tong pada 11 Mei 2023. Dalam unggahan tersebut, Chloe Tong menuliskan “Praying for Israel” dengan latar belakang bendera Israel. Ia juga menambahkan emoji hati dan tangis, seolah menunjukkan rasa sayangnya terhadap Israel dan kepedihan atas konflik yang terjadi di sana.
Unggahan ini sontak menuai reaksi negatif dari netizen Indonesia, yang mayoritas beragama Islam dan mendukung Palestina. Banyak netizen yang menganggap bahwa Chloe Tong tidak peka dan tidak berempati dengan penderitaan rakyat Palestina yang menjadi korban serangan Israel.
Netizen juga menuding bahwa Chloe Tong dan Grab memiliki afiliasi politik dengan Israel, yang dikenal sebagai negara penjajah dan pelanggar hak asasi manusia.
Akibatnya, netizen Indonesia mengancam akan menghapus aplikasi Grab dari ponsel mereka dan beralih ke aplikasi lokal seperti Gojek. Beberapa netizen bahkan mengajak untuk memblokir Grab secara massal dan menyebarkan tagar #BoikotGrab di media sosial. Tagar ini menjadi trending topic di Twitter dan Instagram, dengan lebih dari 500 ribu cuitan dan 300 ribu unggahan.
Menanggapi kontroversi ini, Grab Indonesia mengeluarkan pernyataan resmi pada 12 Mei 2023. Dalam pernyataan tersebut, Grab Indonesia menyatakan bahwa mereka tidak mendukung kekerasan dalam bentuk apapun dan berkomitmen untuk mendukung kemanusiaan.
Grab Indonesia juga mengatakan bahwa mereka sejalan dengan prinsip-prinsip United Nations Global Compact (UNGC) dan menghormati perlindungan hak asasi manusia. Grab Indonesia berharap agar konflik dapat diselesaikan dengan damai dan adil.
Namun, pernyataan ini tampaknya tidak cukup untuk meredam amarah netizen Indonesia. Banyak netizen yang masih merasa tidak puas dan menuntut agar Chloe Tong meminta maaf secara terbuka dan menghapus unggahannya.
Netizen juga menyoroti bahwa pernyataan Grab Indonesia tidak menyebutkan nama Chloe Tong sama sekali, sehingga dianggap tidak tulus dan tidak bertanggung jawab.
Sementara itu, Chloe Tong sendiri belum memberikan tanggapan apa pun terkait kontroversi ini. Unggahan Instagram Story yang menjadi sumber masalah pun sudah hilang dari akunnya.
Namun, hal ini tidak menghalangi netizen untuk terus mengkritik dan mengejek Chloe Tong. Beberapa netizen bahkan membuat meme dan parodi yang mengolok-olok Chloe Tong dan Grab.
Kontroversi ini tentu saja berdampak negatif bagi bisnis dan reputasi Grab. Grab, yang didirikan pada 2012 oleh Anthony Tan dan Tan Hooi Ling, adalah perusahaan transportasi online terbesar di Asia Tenggara, dengan lebih dari 200 juta pengguna di delapan negara, termasuk Indonesia.
Grab menawarkan berbagai layanan, seperti taksi, ojek, mobil pribadi, pengiriman makanan, pembayaran digital, dan lain-lain.
Indonesia adalah pasar terbesar bagi Grab, dengan lebih dari 100 juta pengguna dan 10 juta mitra pengemudi.
Grab juga telah berinvestasi lebih dari 1 miliar dolar AS di Indonesia sejak 2017, dan berencana untuk menambahkan 5 miliar dolar AS lagi hingga 2025. Grab juga telah bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk mendukung program vaksinasi Covid-19 dan pemulihan ekonomi.
Namun, dengan adanya kontroversi ini, Grab berisiko kehilangan kepercayaan dan loyalitas pelanggan di Indonesia. Grab juga harus bersaing dengan Gojek, aplikasi lokal yang menjadi pesaing utama Grab di Indonesia.
Gojek memiliki lebih dari 170 juta pengguna di lima negara, termasuk Indonesia. Gojek juga menawarkan berbagai layanan, seperti transportasi, pengiriman, pembayaran, gaya hidup, dan lain-lain.
Gojek juga telah menunjukkan sikap yang berbeda dari Grab terkait konflik Israel-Palestina. Gojek telah mengeluarkan pernyataan yang menyatakan dukungan mereka kepada Palestina dan mengutuk tindakan Israel.
Gojek juga telah menyumbangkan 10 miliar rupiah untuk membantu rakyat Palestina melalui lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT). Gojek juga mengajak pengguna dan mitra mereka untuk berdonasi melalui aplikasi GoPay.
Tindakan ini tentu saja mendapat apresiasi dari netizen Indonesia, yang merasa bahwa Gojek lebih peduli dan berpihak kepada Palestina.
Banyak netizen yang memuji Gojek dan mengatakan bahwa mereka akan tetap menggunakan aplikasi Gojek dan meninggalkan Grab.
Netizen juga menyarankan agar Grab belajar dari Gojek tentang bagaimana bersikap bijak dan berempati.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kontroversi yang dipicu oleh Chloe Tong telah menjadi bumerang bagi Grab. Grab, yang sebelumnya dikenal sebagai aplikasi yang ramah dan inovatif, kini harus berhadapan dengan kemarahan dan kekecewaan pelanggan di Indonesia.
Grab harus segera melakukan langkah-langkah yang tepat untuk memperbaiki citra dan hubungan mereka dengan pelanggan, jika tidak ingin terus merugi dan kalah saing dengan Gojek.