Jfid – Di tengah konflik yang terus berkecamuk antara Israel dan Palestina, sebuah tren baru telah muncul di media sosial, dikenal sebagai “Blockout”.
Gerakan ini menyerukan pengguna media sosial untuk memblokir selebritas yang tidak menggunakan platform mereka untuk berbicara tentang isu kemanusiaan, khususnya konflik Israel-Palestina.
Tren ini telah menarik perhatian global setelah beberapa selebritas terkenal seperti Taylor Swift menjadi sasaran kampanye ini.
Apa Itu Blockout?
Blockout adalah gerakan yang dimulai di TikTok dan telah menyebar ke platform media sosial lainnya.
Gerakan ini mendorong warganet untuk memblokir selebritas yang mereka anggap gagal bersuara atau mengambil tindakan terkait dengan krisis kemanusiaan yang terjadi di seluruh dunia.
Tagar #blockout dan #blockout2024 telah menjadi simbol dari gerakan ini.
Mengapa Blockout Menjadi Viral?
Gerakan ini mendapatkan momentum setelah Met Gala, acara penggalangan dana tahunan yang dihadiri oleh banyak selebritas.
Pengunjuk rasa di luar acara tersebut menuntut perhatian lebih terhadap situasi di Gaza.
Gerakan Blockout menangkap perasaan kekecewaan publik terhadap selebritas yang dinilai hanya fokus pada kemewahan dan mengabaikan krisis yang terjadi di dunia nyata.
Siapa yang Terkena Dampak?
Taylor Swift, Kim Kardashian, dan selebritas lainnya telah kehilangan banyak pengikut di media sosial akibat dari gerakan ini.
Gerakan ini bertujuan untuk mengurangi pendapatan iklan yang diperoleh selebritas dari media sosial dengan cara mengurangi jumlah pengikut mereka.
Bagaimana Reaksi Publik?
Reaksi publik terhadap gerakan Blockout bervariasi.
Beberapa mendukung gerakan ini sebagai cara untuk menuntut tanggung jawab sosial dari figur publik, sementara yang lain mengkritiknya sebagai bentuk hukuman kolektif yang tidak efektif.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa gerakan ini telah memicu diskusi yang lebih luas tentang peran selebritas dalam isu-isu sosial dan politik.
Apa Dampaknya bagi Selebritas?
Dampak langsung dari gerakan Blockout terhadap selebritas adalah penurunan jumlah pengikut di media sosial, yang dapat berpengaruh pada pendapatan iklan mereka.
Namun, dampak jangka panjangnya mungkin lebih signifikan, karena gerakan ini memaksa selebritas untuk lebih mempertimbangkan dampak sosial dari tindakan dan kata-kata mereka.
Blockout adalah contoh terbaru dari bagaimana media sosial dapat digunakan untuk memobilisasi opini publik dan menuntut perubahan.
Gerakan ini menunjukkan bahwa warganet memiliki kekuatan untuk mempengaruhi figur publik dan mendorong mereka untuk lebih aktif dalam isu-isu kemanusiaan.
Apakah gerakan ini akan menghasilkan perubahan nyata atau hanya menjadi tren sesaat, hanya waktu yang akan menjawab.
Gerakan ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah dan menyoroti peran media sosial dalam aktivisme modern.
Dengan selebritas seperti Taylor Swift menjadi sasaran, gerakan ini telah menarik perhatian media internasional dan memicu debat tentang tanggung jawab sosial selebritas.
