jfid – Dua truk bantuan kemanusiaan yang menuju Gaza dibakar di Tepi Barat, sebuah insiden yang mengejutkan dunia dan memicu kecaman internasional.
Aktivis sayap kanan Israel didokumentasikan melemparkan makanan dari truk bantuan ke tanah, dan dua truk kemudian dibakar.
Truk-truk tersebut, yang berangkat dari Yordania dan menuju Jalur Gaza, dihentikan dan dirusak oleh aktivis di pos pemeriksaan Tarkumiya dekat Hebron.
Video dari pos pemeriksaan tersebut menunjukkan setidaknya dua truk yang dirusak, dengan karung dan kotak makanan berserakan di jalan.
Aktivis tersebut tampaknya adalah anggota dari kelompok Tsav 9, yang telah berulang kali menghalangi truk bantuan menuju Jalur Gaza.
Hana Giat, seorang aktivis sayap kanan Israel, menyatakan bahwa tidak ada bantuan kemanusiaan yang harus masuk ke Gaza sebelum sandera Israel kembali “sehat dan hidup”.
Polisi Israel telah membuka investigasi dan menangkap beberapa aktivis terkait insiden ini. Namun, ada klaim bahwa penegakan hukum tidak cukup.
Polisi Israel dan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) saling menyalahkan atas kurangnya penegakan hukum.
Insiden ini terjadi di tengah krisis kemanusiaan di Gaza, di mana puluhan ribu warga Palestina menghadapi kekurangan makanan dan bantuan.
Serangan ini telah dikutuk oleh Amerika Serikat, yang mendesak Israel untuk melakukan langkah-langkah lebih besar untuk melindungi dan membantu warga Palestina.
Sementara itu, situasi di Gaza – tujuan sebenarnya dari truk bantuan – menjadi perhatian serius di kalangan banyak komunitas internasional.
Program Pangan Dunia PBB telah memperingatkan bahwa warga Palestina di Gaza utara mengalami “kelaparan penuh”.
Peristiwa ini menyoroti tantangan yang dihadapi oleh upaya bantuan kemanusiaan di wilayah konflik dan pentingnya penegakan hukum dalam melindungi misi-misi tersebut.
Sementara itu, dunia menunggu hasil dari investigasi yang dilakukan oleh polisi Israel dan respons internasional terhadap insiden ini.
