Bertekat Puasa Sunnah 18 Jam, Demi Haji Bapak dan Mama

Syahril Abdillah By Syahril Abdillah
4 Min Read
- Advertisement -

Pasangkayu | Jurnalfaktual.id – Setelah lulus S1, bingung “Kerja atau Lanjut kuliah?” memang tidak ada pilihan yang tepat karena harus dilakukan keduanya.

FASE MENCARI BEA SISWA

Beasiswa dengan uang bulanan tinggi adalah solusinya. Setelah jungkir balik berbulan-bulan berjuang beasiswa prestasi pemerintah daerah akan tetapi Gagal, karena payung lokal hukum yang cacat (baca: hanya untuk ASN).


Ucapan terima kasih kepada publik legislator muda dan penggagas Kabupaten Pasangkayu Musawir Azis Isham telah membantu mengusulkan agar anak miskin berprestasi dapat bantuan Pendidikan S2, dan juga tim Bappeda Litbang Pasangkayu Syahril LA, Arhamuddin Arham Setelah kesandung dasar hukum, saya pun melangkah ke beasiswa yang lebih prestisius yaitu BPI Prestasi LPDP. Tetapi, sertifikat TOEFL/IELTS syarat mutlak beasiswa menjadi hambatan besar karena membutuhkan dana test serta mobilisasi.

Ad image

Hingga akhirnya pinjam dana test TOEFL sama sahabat saya Subhan Al-Malhamah karena 1 juta pun orang tua tak mampu menyediakan untuk suatu sertifikat yang tak menjanjikan itu. Hingga akhirnya, berkat bantuan doa orang tua, test IELTS dan beasiswa hanya satu kali.

FASE MASTER RISET UCL

Sebelum berangkat UCL harus mempersiapkan kebutuhan pre-departure, hambatan materi pun membuatku harus meminta bantuan uluran tangan. Terima kasihku kepada bapak Musawir Azis Isham, Bapak Bupati Mamuju Tengah ( H. Aras Tammauni) Aras Tammauni, PT Unggul Widya Teknologi Lestari, PT Tanjung Sarana Lestari, Bapak Bupati Pasangkayu Agus Ambo Djiwa, Wakil Bupati Muhammad Sa’al, dan beberapa tokoh influencer meski yang tidak pernah bertemu seperti Kakak Imran Kadir (alias kakak Okkeng), kakak Budiyansa, Andi Idamayanti, kakak Chety Natsir, dan juga tim media lokal kakak Arham Bustaman, Irwan Hamsih dan Andi Aswan mulai dari memediakan hingga antar langsung door-to-door terima kasih kak sekali lagi serta pihak lain yang tak sempat disebutkan.

Empat bulan pertama, harus puasa sunnah senin-kamis selain mengharapkan pahala-Nya juga bisa menghemat uang jajan agar dapat memberikan nomor porsi haji untuk mama, akan tetapi karena mama tidak ingin naik sendirian, artinya bapak harus ikut.

Maka 2 nomor kursi haji aku harus usahakan, maka bantuan dana beli buku pun saya korbankan sehingga konsekuesinya setiap hari ke perpustakaan baca buku. Alhamdulillah akhirnya bisa terkumpul dana untuk kedua haji. Tak hanya itu, sebagai anak laki-laki terakhir layaknya tulang punggung harus memikirkan kebahagian orang tua.

Renovasi rumah orang tua menjadi goal utama sebelum lulus Master, saya pun harus menelan ludah melihat teman-teman keliling Europe memakai uang tabungan mereka. Karena saya tahu, “ Agar menjadi matahari yang bermanfaat kamu harus rela panas dan terbakar lebbih dahulu”

saya pun harus menurunkan ego untuk jalan-jalan seperti teman-temanku pada umumnya. Bahkan jalan-jalan di Inggris pun hanya bisa hitung jari, yaitu Mancester dan Oxford.

FASE SEBELUM LULUS MASTER UCL

Sebelum lulus, saya harus tidur 3 jam maksimal per hari hingga Sabtu dan Minggu guna menghasilkan riset yang berkualitas agar memudahkan daftar kerjaan atau beasiswa PhD/S3. Alhamdulillah dengan predikat “sangat memusakan” untuk riset, sebelum ijazah terbit telah berhasil mendapat tawaran S3 di Germany, New Zealand dan Singapore.

Kesimpulannya, ”Ketika engkau memuliakan orang tuamu, maka semua keinginanmu akan terpenuhi”.


Penulis adalah lulusan S2 UCL Ingris : Restuan Lubis Sudirman

- Advertisement -
Share This Article