jfid – Amerika Serikat (AS) menegaskan tidak mendukung rencana Israel untuk menguasai kembali Jalur Gaza setelah perang melawan Hamas berakhir. AS menyatakan bahwa Gaza adalah tanah milik rakyat Palestina dan mereka yang berhak menentukan nasibnya.
Pernyataan AS itu merupakan respons terhadap ucapan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menyebut negaranya akan memikul “tanggung jawab keseluruhan” atas keamanan Gaza untuk jangka waktu yang tidak terbatas. Ucapan Netanyahu itu dianggap sebagai sinyal bahwa Israel akan melanjutkan pendudukan atas wilayah kantong Palestina itu.
“Secara umum, kami tidak mendukung pendudukan kembali Gaza dan begitu pula Israel,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Vedant Patel, kepada wartawan setempat.
“Pandangan kami adalah rakyat Palestina harus berada di garis depan dalam pengambilan keputusan ini dan Gaza adalah tanah Palestina dan akan tetap menjadi tanah Palestina,” tegasnya.
Israel menarik diri dari Gaza sejak tahun 2005 lalu, setelah menduduki wilayah tersebut sejak Perang Enam Hari tahun 1967 silam. Namun, Israel memberlakukan blokade ketat atas Gaza sejak Hamas mengambil alih pemerintahan di sana pada tahun 2007.
Perang terbaru antara Israel dan Hamas pecah pada 7 Oktober 2023, ketika Hamas melancarkan serangan roket ke wilayah Israel sebagai respons terhadap penindasan Israel terhadap warga Palestina di Yerusalem Timur dan Masjid Al-Aqsa. Israel membalas dengan melakukan serangan udara dan darat ke Gaza, yang menewaskan lebih dari 2.000 orang, sebagian besar warga sipil Palestina.
Perang berakhir dengan gencatan senjata yang ditengahi oleh Mesir pada 4 November 2023, dengan syarat Israel menghentikan serangan dan blokade atas Gaza, dan Hamas menghentikan serangan roket. Namun, hingga kini, belum ada kesepakatan resmi yang ditandatangani oleh kedua belah pihak.
AS, yang merupakan sekutu utama Israel, mengatakan bahwa mereka sepakat dengan Israel bahwa tidak ada jalan kembali ke status quo sebelum perang. AS juga menekankan pentingnya membangun kembali Gaza dan memberikan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina.
“Israel serta kawasan ini harus aman, dan Gaza harus serta tidak bisa lagi menjadi basis untuk melancarkan serangan teror terhadap rakyat Israel atau siapa pun,” kata Patel.
Sementara itu, pihak Palestina menyambut baik sikap AS yang menolak dukungan Israel untuk menguasai Gaza. Mereka mengatakan bahwa Gaza adalah bagian dari tanah air Palestina yang diduduki oleh Israel, dan mereka berhak mendapatkan kemerdekaan dan kedaulatan.
“Kami mengapresiasi pernyataan AS yang mengakui bahwa Gaza adalah tanah Palestina dan bahwa pendudukan Israel harus diakhiri. Kami berharap AS dapat menggunakan pengaruhnya untuk mendorong Israel menghormati hak-hak rakyat Palestina dan menyelesaikan konflik ini secara adil dan damai,” kata juru bicara Hamas, Fawzi Barhoum, kepada media lokal.
Barhoum juga menyerukan agar komunitas internasional, termasuk AS, mengambil langkah konkret untuk mengakhiri blokade Israel atas Gaza dan membantu proses rekonstruksi dan rehabilitasi di sana.
“Kami meminta dunia untuk tidak hanya memberikan bantuan kemanusiaan, tetapi juga menjamin hak-hak politik dan nasional rakyat Palestina, termasuk hak untuk kembali ke tanah leluhur mereka, mendirikan negara merdeka dengan ibu kota Yerusalem, dan membebaskan semua tawanan politik dari penjara Israel,” ujarnya.