Anies Baswedan: Rekam Jejak, Kontroversi, dan Elektabilitas

Rasyiqi By Rasyiqi - Writer, Saintific Enthusiast
10 Min Read
Anies Baswedan IST
Capres yang Penuhi Syarat Menurut Ijtima'
- Advertisement -

Jurnal Faktual – Anies Baswedan adalah salah satu tokoh yang santer digadang-gadang sebagai calon presiden di Pemilu 2024. Ia merupakan mantan Gubernur DKI Jakarta yang dikenal dengan berbagai kebijakan dan programnya, baik yang mendapat pujian maupun kritik. Siapa sebenarnya Anies Baswedan? Bagaimana rekam jejak, kontroversi, prestasi, kinerja dan elektabilitasnya? Apa pandangan masyarakat terhadapnya? Dan siapa calon wakil presiden yang akan mendampinginya? Yuk, simak ulasan berikut ini!

Rekam Jejak

Anies Baswedan lahir di Kuningan, Jawa Barat pada 7 Mei 1969. Ia merupakan cucu dari Abdurrahman Baswedan, seorang pejuang kemerdekaan dan pendiri harian Pedoman. Ia menempuh pendidikan di Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Maryland, dan Northern Illinois University. Ia memperoleh gelar doktor dalam bidang ilmu politik pada tahun 1999.

Sebelum terjun ke dunia politik, Anies Baswedan dikenal sebagai akademisi dan aktivis sosial. Ia pernah menjadi rektor Universitas Paramadina selama delapan tahun (2007-2015) dan menggagas gerakan Indonesia Mengajar, sebuah program pengiriman lulusan perguruan tinggi terbaik untuk mengajar di daerah-daerah terpencil.

Rekam jejak politik Anies Baswedan dimulai pada tahun 2013, ketika ia mencalonkan diri sebagai capres lewat konvensi Partai Demokrat. Meski gagal menjadi capres, ia tetap aktif di dunia politik hingga pada tahun 2014 ia ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) pada Kabinet Kerja.

Sebagai Mendikbud, Anies Baswedan mengeluarkan beberapa kebijakan yang menuai pro dan kontra, seperti moratorium ujian nasional, program sekolah lima hari, dan penghapusan kurikulum 2013 . Ia juga sempat berseteru dengan Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta terkait pengelolaan Dana Abadi Pendidikan Tinggi (DAPT). Pada tahun 2016, ia dicopot dari jabatannya oleh Presiden Joko Widodo.

Setelah tidak lagi menjadi Mendikbud, Anies Baswedan maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2017. Ia berpasangan dengan Sandiaga Uno dan diusung oleh Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Ia berhasil mengalahkan pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat dengan perolehan suara sebesar 57,96 persen .

Sebagai gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengimplementasikan berbagai program unggulan yang ia janjikan saat kampanye, seperti OK OCE (One Kecamatan One Center for Entrepreneurship), Kartu Jakarta Pintar Plus (KJP Plus), Kartu Jakarta Sehat (KJS), Kartu Jakarta Lansia (KJL), Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU), dan Kartu Jakarta Anak Muda (KJAM).

Selain itu, ia juga melakukan beberapa kebijakan yang menimbulkan kontroversi, seperti pembangunan jalur sepeda permanen di Jalan Sudirman-Thamrin, pembatalan proyek reklamasi Teluk Jakarta, pembentukan Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP), pembangunan sumur resapan untuk menanggulangi banjir, dan pembangunan Stadion Internasional Jakarta.

Kontroversi

Selama berkarier di dunia politik, Anies Baswedan tidak lepas dari berbagai kontroversi yang mengiringinya. Beberapa di antaranya adalah:

Prestasi

Di samping kontroversi-kontroversinya, Anies Baswedan juga memiliki beberapa prestasi yang patut diapresiasi. Beberapa di antaranya adalah:

Elektabilitas

Elektabilitas adalah tingkat kemungkinan seseorang untuk dipilih oleh pemilih dalam sebuah pemilihan umum. Elektabilitas dapat diukur melalui berbagai metode, salah satunya adalah survei opini publik. Survei opini publik biasanya dilakukan oleh lembaga-lembaga survei yang independen dan kredibel dengan menggunakan sampel dan metode yang representatif dan valid.

Anies Baswedan, sebagai salah satu bakal calon presiden pada Pilpres 2024, tentu memiliki elektabilitas yang dapat berubah-ubah seiring dengan dinamika politik dan sosial. Berdasarkan beberapa survei yang dilakukan oleh beberapa lembaga, Anies Baswedan memiliki elektabilitas yang berbeda-beda:

Dari hasil-hasil survei tersebut, dapat dilihat bahwa elektabilitas Anies Baswedan cenderung menurun dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:

Meski demikian, elektabilitas Anies Baswedan masih cukup tinggi dibandingkan dengan tokoh-tokoh lain yang memiliki elektabilitas di bawah 10 persen. Hal ini menunjukkan bahwa Anies Baswedan masih memiliki peluang untuk bersaing dalam Pilpres 2024 jika ia mampu meningkatkan kinerja, citra, dan komunikasi politiknya.

- Advertisement -
Share This Article