Jutaan Mayat Ikan Mengapung di Laut Jepang, Diduga Akibat Limbah industri

Lukman Sanjaya By Lukman Sanjaya
3 Min Read
Jutaan Mayat Ikan Mengapung di Laut Jepang, Diduga Akibat Limbah industri
Jutaan Mayat Ikan Mengapung di Laut Jepang, Diduga Akibat Limbah industri

jfid – Laut Jepang menjadi saksi bisu dari tragedi yang menimpa ribuan ikan laut dari berbagai jenis.

Bangkai ikan-ikan tersebut terdampar di bibir pantai kota Hakodate, Hokkaido pada 7 Desember 2023.

Saking banyaknya ikan yang mati, bibir pantai tersebut sampai tertutup bangkai sampai sejauh satu kilometer.

Saya sendiri baru saja melihatnya dari dekat saat saya sedang berlibur di Jepang.

Ad image

Saya tidak bisa menahan rasa ngeri dan sedih melihat pemandangan itu.

Saya bertanya-tanya apa yang terjadi pada ikan-ikan itu dan apakah ada hubungannya dengan pembuangan air limbah nuklir Fukushima.

Menurut pemerintah kota setempat, penyebab kematian ikan masih belum diketahui pasti.

Mereka sedang menyelidiki kasus ini dan berusaha membersihkan bibir pantai yang sudah dikerubungi oleh ikan mati.

Namun, ada juga spekulasi bahwa kematian massal ikan sarden itu ada kaitannya dengan aktivitas pembuangan sampah nuklir yang terjadi di Fukushima.

Pembuangan air limbah nuklir Fukushima dimulai pada Agustus 2023 oleh otoritas Jepang sebagai bagian dari upaya untuk mengatasi dampak kecelakaan nuklir terbesar sejak Chernobyl pada tahun 1986.

Pembuangan ini menuai protes keras dari banyak negara, termasuk China yang bahkan melarang masyarakatnya untuk memakan seafood dari Jepang.

Namun, otoritas Jepang membantah bahwa pembuangan air limbah nuklir mereka ada hubungannya dengan kematian ikan di laut.

Mereka mengklaim bahwa tritium, salah satu unsur radioaktif yang dilepaskan oleh pembuangan tersebut, berada di bawah tingkat yang terdeteksi dan tidak membahayakan bagi manusia atau lingkungan.

Tritium adalah unsur radioaktif yang memiliki emisi sinar X rendah dan dapat menyebabkan kerusakan DNA jika terpapar dalam jumlah besar atau lama.

Tritium juga dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif untuk reaktor nuklir atau aplikasi lainnya.

Namun, tritium juga memiliki efek samping seperti peningkatan risiko kanker atau gangguan reproduksi jika terpapar dalam jumlah tinggi atau lama.

Oleh karena itu, penting bagi otoritas Jepang untuk memastikan bahwa pembuangan air limbah nuklir mereka dilakukan dengan hati-hati dan sesuai dengan standar internasional.

Selain itu, penting juga bagi negara-negara lain untuk mengawasi dan mengevaluasi dampak dari pembuangan tersebut terhadap kesehatan dan keamanan mereka.

Saya berharap agar kasus ini dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat agar tidak menimbulkan konflik atau ketakutan antara negara-negara.

Share This Article