Sejarah Hari Valentine: Kisah Cinta, Darah, dan Budaya

Ningsih Arini
8 Min Read
Sejarah Hari Valentine: Kisah Cinta, Darah, dan Budaya
Sejarah Hari Valentine: Kisah Cinta, Darah, dan Budaya

jfid – Hari Valentine, yang jatuh pada tanggal 14 Februari setiap tahunnya, merupakan hari yang dirayakan oleh banyak orang di seluruh dunia. Hari ini dikenal sebagai hari kasih sayang, di mana orang-orang mengungkapkan cinta dan kasih sayang mereka kepada pasangan, keluarga, dan teman-teman terdekat.

Namun, tahukah Anda bahwa sejarah Hari Valentine ternyata penuh dengan misteri, tragedi, dan keberagaman budaya?

Asal Usul Hari Valentine: Santo Valentinus atau Festival Lupercalia?

Salah satu versi sejarah yang paling populer adalah kisah Santo Valentinus, seorang santo Kristen yang dikatakan menikahkan pasangan secara rahasia.

Menurut legenda, pada abad ke-3 Masehi, Kaisar Romawi Claudius II melarang pernikahan bagi para prajurit, karena ia berpikir bahwa mereka akan lebih fokus dan berani jika tidak memiliki ikatan keluarga. Santo Valentinus, yang merupakan seorang pendeta, menentang kebijakan tersebut dan tetap melakukan upacara pernikahan bagi pasangan muda yang datang kepadanya.

Sayangnya, tindakan Santo Valentinus terbongkar oleh Claudius II, yang kemudian memerintahkan penangkapan dan eksekusi Santo Valentinus. Sebelum dipenggal, Santo Valentinus sempat meninggalkan sebuah pesan untuk putri penjaga penjara yang menjadi temannya, yang bertulisan “Dari Valentinusmu”.

Pesan ini kemudian menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk mengirimkan kartu ucapan dengan kata-kata manis kepada orang-orang yang mereka cintai.

Namun, ada juga versi sejarah yang menghubungkan Hari Valentine dengan festival Lupercalia, sebuah perayaan kuno yang dilakukan oleh bangsa Romawi untuk menghormati dewa Lupercus, dewa kesuburan dan perlindungan ternak.

Festival ini berlangsung pada tanggal 13-15 Februari, di mana para imam Luperci akan melakukan ritual pemotongan dan penyucian hewan kurban, kemudian berlari-lari di sekitar kota sambil membawa potongan kulit hewan dan menyentuh siapa saja yang mereka temui.

Festival ini diyakini dapat memberikan kesuburan dan kesehatan bagi orang-orang dan tanaman.

Salah satu tradisi yang dilakukan dalam festival Lupercalia adalah undian nama-nama perempuan muda oleh para pemuda, yang kemudian akan menjadi pasangan mereka selama festival atau bahkan lebih lama.

Tradisi ini dianggap sebagai salah satu bentuk pencarian jodoh bagi para lajang. Ketika Kekaisaran Romawi mulai menganut agama Kristen, festival Lupercalia dihapuskan dan digantikan oleh perayaan Hari Valentine, yang diambil dari nama Santo Valentinus.

Perkembangan Hari Valentine: Simbol, Hadiah, dan Aktivitas

Seiring dengan perkembangan zaman, Hari Valentine juga mengalami berbagai perubahan dan penyesuaian dengan budaya dan tradisi masing-masing negara.

Beberapa simbol yang sering dikaitkan dengan Hari Valentine adalah hati, bunga mawar, cokelat, dan cupid, dewa cinta dalam mitologi Romawi yang digambarkan sebagai anak kecil bersayap yang membawa busur dan anak panah. Simbol-simbol ini mewakili perasaan cinta, keindahan, manisnya, dan daya tarik yang timbul antara dua orang yang saling mencintai.

Selain simbol, hadiah juga menjadi salah satu cara untuk mengekspresikan kasih sayang pada Hari Valentine. Hadiah yang paling umum diberikan adalah kartu ucapan, yang biasanya berisi kata-kata romantis, lucu, atau inspiratif.

Kartu ucapan pertama kali diperkenalkan oleh seorang pengusaha bernama Esther Howland, yang mulai membuat dan menjual kartu ucapan bergambar dan berenda pada tahun 1840-an di Amerika Serikat. Kini, kartu ucapan telah berkembang menjadi berbagai bentuk dan media, seperti e-card, video, atau bahkan meme.

Hadiah lain yang populer adalah bunga, terutama bunga mawar merah, yang melambangkan cinta dan gairah. Bunga mawar pertama kali dikirimkan oleh Raja Charles II dari Swedia kepada istrinya pada abad ke-17, setelah ia belajar tentang bahasa bunga dari Persia.

Sejak itu, bunga mawar menjadi hadiah yang disukai oleh banyak orang, terutama pada Hari Valentine. Selain bunga mawar, bunga lain yang juga sering diberikan adalah lily, anggrek, tulip, dan matahari.

Cokelat juga menjadi hadiah yang diminati pada Hari Valentine, karena rasanya yang lezat dan efeknya yang dapat meningkatkan mood dan hormon cinta. Cokelat pertama kali dikenal oleh bangsa Aztek dan Maya, yang menggunakannya sebagai minuman ritual dan obat.

Ketika penjelajah Spanyol membawa cokelat ke Eropa, cokelat mulai diolah menjadi berbagai bentuk dan rasa, dan menjadi makanan yang mahal dan eksklusif. Pada abad ke-19, cokelat mulai diproduksi secara massal dan dikemas dalam kotak-kotak cantik, yang kemudian menjadi hadiah yang ideal untuk Hari Valentine.

Selain memberikan hadiah, banyak orang juga melakukan berbagai aktivitas romantis pada Hari Valentine, seperti makan malam bersama, menonton film, berjalan-jalan, atau bahkan berlibur.

Aktivitas ini bertujuan untuk mempererat hubungan dan menghabiskan waktu berkualitas bersama pasangan. Beberapa tempat yang populer untuk merayakan Hari Valentine adalah Paris, Venesia, Bali, New York, dan Tokyo, yang menawarkan suasana dan pemandangan yang indah dan romantis.

Makna Hari Valentine: Kasih Sayang, Persahabatan, dan Kebaikan

Meskipun Hari Valentine sering dianggap sebagai hari yang ditujukan untuk pasangan, sebenarnya hari ini juga bisa menjadi hari untuk menyatakan kasih sayang kepada keluarga, sahabat, atau bahkan orang-orang yang membutuhkan.

Hari Valentine juga bisa menjadi hari untuk merayakan persahabatan, yang juga merupakan salah satu bentuk cinta yang penting dalam hidup. Banyak orang yang mengirimkan kartu ucapan, hadiah, atau pesan-pesan manis kepada teman-teman mereka pada Hari Valentine, sebagai tanda terima kasih dan penghargaan atas persahabatan mereka.

Hari Valentine juga bisa menjadi hari untuk melakukan kebaikan, baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain. Banyak orang yang memanfaatkan Hari Valentine untuk merawat diri sendiri, misalnya dengan melakukan spa, meditasi, atau hobi favorit. Banyak juga orang yang berbagi kebahagiaan dengan orang lain, misalnya dengan memberikan bantuan, sumbangan, atau sukarela kepada orang-orang yang membutuhkan, seperti anak yatim, lansia, atau tunawisma. Dengan melakukan kebaikan, kita bisa merasakan makna cinta yang lebih dalam dan luas.

Hari Valentine adalah hari yang penuh dengan sejarah, simbol, dan tradisi yang beragam. Namun, inti dari Hari Valentine adalah cinta, yang bisa diungkapkan dengan berbagai cara dan kepada siapa saja. Cinta adalah sesuatu yang universal dan tak terbatas, yang bisa dirasakan dan diberikan oleh semua orang. Oleh karena itu, mari kita rayakan Hari Valentine dengan penuh cinta, kasih sayang, persahabatan, dan kebaikan. Selamat Hari Valentine!

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article