Jokowi dan Baju Siapa?

Rasyiqi
By Rasyiqi
6 Min Read
Jokowi pakai baju adat Sasak NTB (foto: Istimewa)
Jokowi pakai baju adat Sasak NTB (foto: Istimewa)

Pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia Ir. H. Jokowidodo pada tanggal 16 Agustus 2019 di sidang Majelis DPD RI dan DPR RI, ada yang menarik dan unik dipandang oleh warga masyarakat Lombok NTB.

Bukannya ada para anggoda DPD RI wakil NTB atau para anggota DPR RI wakil NTB yang nampak di layar TV dan lagi selvi an bersama Pak Jokowi, tapi dengan bangga dan penuh karismatiknya Presiden Jokowi memakai baju adat Sasak lengkap dengan pernak perniknya.

Seolah sang Raja Penjanggik dan Raja Selaparang. Kebanggaan itu terpancar dari trending topik media masa dan online yang menyasar dengan narasi “Jokowi memakai baju adat Sasak”. Hampir semua warga Lombok NTB, memasang didinding status Facebook, Whatapp dan instragram serta Twitter nya. Kebahagiaan terasa dari percakapan di media sosial, bagaimana tidak tanpa ada opini sebelumnya yang menjelaskan bahwa Presiden Jokowi akan memakai baju adat sasak.

Begitu juga, ramainya di media sosial para pihak membincangkan apa iya, itu baju adat sasak atau baju adat bali. Ya, dengan tegas pak Jokowi menyampaikan “Tunas Nugrahe, tiang matur, niki pakaian Sasak, Lombok NTB.

Pakaian Gumi Sasak, brembe kabar” dalam pembukaan pidatonya. Melupakan perdebatan netizen terkait baju yang dipakai oleh Presiden dan apa yang tertulis di media online “kalimatnya jelas dan terang” baju adat sasak yang dipakai Pak Jokowi, silakan saja dikonfermasi pada kepala kesektariatan Negara atau asisten pribadi Presiden, kalua bisa juga Pak Gubernur bertanya kepada Pak Jokowi” dengan nada pembuka.

Allhamdulillah Pak Presiden sudah memakai baju adat sasak, sudah pasti Pak Jokowi akan memberikan senyum dan mengatakan. Itu tanda cinta saya pada warga NTB, khususnya suku sasak yang punya adat istiadat tinggi cara menghormati tamunya, ntb yang akan punya Moto GP di Mandalika sana dan akan punya jalan tol laut dan global hub kanyangan serta bagi masyarakat lombok yang belum bisa menempati rumahnya,karena belum selesai dibangun akibat gempa,bersabar dan saya akan ke lombok lagi mengecek dan memerintahkan segera dibangun selesaikan dengan cepat.

Menyimak dan mengilustrasikan kegembiraan dan kebanggaan Jokowi memakai baju adat sasak yang sesugguhnya adalah NTB akan maju dan gemilang bilamana NTB, benar-benar 1 Kabupten yang tersisah di NTB sudah tidak tertinggal lagi, kasus stanting dan gizi buruk tidak ada lagi, kasus putus sekolah dan biaya masuk sekolah tidak mahal lagi, fasilitas sekolah terpencil sama dengan yang ada di kota dan desa, swasembada daging dan pangan tidak impor lagi, hasil komoditi ungggulan menjadi primadona dunia, serta pusat kerajinan dan home industri kecil dan besar tersedia dan difasilitasi maju dan berkembangnya oleh pemerintah daerah.

Tentu kesemuanya itu adalah kata kuncinya, menyiapkan sumber daya manusia yang unggul dan tangguh, untuk maju dan berdayasaing.


Bukan lagi saatnya menghamburkan uang untuk biaya rutin dan perjalan dinas dalam dan luar negeri, apalah arti semuanya itu? Saatnya menggengam kemajuan dan belajar untuk maju ada di depan mata, melihat negara lain bisa didepan mata, melihat dan belajar pada kemajuan negara-negara lain juga ada di depan mata.

Bukannya di Indonesia banyak orang hebat dan perguruan tingginya juga maju dan berkembang. Apa salah juga, jika Gubernur NTB, mengirim mahasiswa beasiswa ke luar negeri dengan menggunakan dana CSR dan APBD untuk meningkatkan kualitas dan sumberdaya manusia NTB. Begitu juga para wakil rakyat NTB yang studi banding ke luar negeri untuk menimba ilmu atau apalah namanya, jelasnya, anggarannya ada dan disetujui oleh Gubernurnya.

Lalu dengan apa simbol pakain adat sasak yang dipakai oleh Presiden Jokowi, untuk siapa dan kebanggaan siapa, tentu jawabanya adalah buat warga NTB agar mengingat kembali apa yang diberikan dan dilakukan kepada daerah dan bangsanya, bukan sekedar simbol semata, melainkan bekerja dan memberikan kontribusi positif untuk kemajuan daerah dan bangsa.


Apa juga kita warga NTB, hendak bertanya kenapa Pak Presiden Jokowi memakai baju dan mempromosikan baju adat sasak di pentas Nasional dan bahkan dunia itu dengan tulus, bukannya rakyat NTB tidak memenangkan Pak Jokowi pada Pilpres 2019 di NTB.


Sudahlah, buat pak Jokowi tidak penting mempersoalkan yang sudah lewat, toh juga beliau sudah berkali-kali datang ke NTB dan bahkan akan berkunjung lagi, melihat optimisme warga masyarakat NTB yang ingin maju. Menatap masa depan NTB yang menuju gemilang, bukan dari luar sana, tentu siapa lagi kalau bukan kita yang ada di NTB.

Begitulah cara Jokowi sebagai pemimpin bangsa dengan bijaksana dan penuh ketulusan, telah meletakkan komitmen dan kebersamaan membangun Indonesia dari sabang sampai meraoke dan dari ujung rote sampai pulau miangas. Saatnya NTB membagi harapan kemajuan untuk Indonesia, bukan lagi membagi beban yang menunpuk di kepala Daerah, Gubernur, Walikota dan Bupati. Semuanya bisa melakuan yang terbaik buat NTB, jika benar membangun NTB yang gemilang dari misi NTB sehat dan cerdas. NTB sejahterah dan madiri, NTB asri dan lestari, dan NTB aman dan berkah, serta NTB tangguh dan mantap. Wallahu’awam bisawab.

Tentang Penulis: Suaeb Qury adalah Ketua LTN-NU NTB

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article