jfid – Kenaikan Yesus Kristus ke surga adalah salah satu peristiwa terpenting yang dicatat dalam Perjanjian Baru.
Biasanya kita berfokus pada penyaliban dan kebangkitan. Akan tetapi, peristiwa kenaikan ke surga juga sangat penting, terutama dalam tulisan-tulisan Lukas.
Kenaikan Yesus: Kepergian atau Janji Kembali?
Peristiwa kenaikan Yesus Kristus ke surga menandakan peristiwa terakhir dalam sejarah keselamatan, yaitu kedatangan Yesus kembali secara pribadi, secara fisik, dan dalam kemuliaan.
“Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri sambil memandang ke langit? Yesus ini, yang terangkat dari antara kamu ke surga akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat-Nya pergi ke surga” (Kisah Para Rasul 1:11, AYT).
Kenaikan Yesus: Sebuah Janji Kembali
Kenaikan Yesus menjadi penggenapan tentang janji pelayanan Roh Kudus melalui para murid. Para murid sendiri menerima janji itu dengan sukacita.
Kenaikan Yesus juga merupakan puncak peninggian-Nya dan merupakan pendahulu yang diperlukan untuk karya-Nya yang berkelanjutan melalui Roh Kudus dan gereja.
Kenaikan Yesus dalam Konteks Teologi
Dalam Kisah Para Rasul 2, Rasul Petrus merefleksikan kebangkitan dan kenaikan Yesus dalam terang Mazmur 16 dan Mazmur 110, dan memberi tahu kita bahwa Yesus telah ditinggikan di “sebelah kanan Allah”.
Ketika kita menelusuri frasa ini melalui kitab Kisah Para Rasul, kita melihat tiga hal yang dilakukan oleh Kristus yang telah naik dan bertakhta bagi gereja-Nya.
Kesimpulan
Kenaikan Yesus bukanlah sebuah kepergian, melainkan sebuah janji kembali. Ini adalah sebuah peristiwa yang mengubah paradigma kita tentang kehidupan dan kematian, dan memberikan harapan baru bagi umat manusia.
Kenaikan Yesus adalah janji bahwa Dia akan kembali, dan ini adalah janji yang kita nantikan sebagai umat-Nya.