Ad image

Fakta Mengejutkan! Ternyata Ketinggian Perkebunan Bisa Bikin Rasa Kopi Berbeda, Ini Penjelasannya!

Lukman Sanjaya By Lukman Sanjaya
5 Min Read
Fakta Mengejutkan! Ternyata Ketinggian Perkebunan Bisa Bikin Rasa Kopi Berbeda, Ini Penjelasannya! (Ilustrasi)
Fakta Mengejutkan! Ternyata Ketinggian Perkebunan Bisa Bikin Rasa Kopi Berbeda, Ini Penjelasannya! (Ilustrasi)
- Advertisement -

jfid – Kopi, minuman yang satu ini memang punya daya tarik yang sulit ditandingi. Baik di pagi hari untuk membuka mata, atau di sore hari untuk menemani obrolan santai, kopi selalu menjadi pilihan yang sempurna.

Namun, tahukah kamu bahwa ketinggian tempat kopi ditanam ternyata berpengaruh besar terhadap rasa yang dihasilkan? Ini bukan sekadar omong kosong barista.

Perbedaan ketinggian bisa membuat kopi yang kamu seruput di kafe favorit terasa lebih nikmat atau justru biasa saja.

Kenapa Ketinggian Penting?

Indonesia, dengan topografinya yang beragam, memiliki banyak perkebunan kopi di dataran tinggi.

Lokasi-lokasi ini biasanya berada di ketinggian antara 900-1.500 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Di ketinggian ini, suhu udara yang lebih rendah dan kelembapan yang tinggi menjadi kombinasi sempurna untuk pertumbuhan tanaman kopi.

Ditambah lagi, tanah di sekitar gunung berapi aktif seringkali lebih subur, memberikan nutrisi tambahan yang sangat dibutuhkan oleh tanaman kopi.

Menurut Shawn Steiman, penulis buku The Little Coffee Knows it All, tekanan udara dan suhu di ketinggian tertentu memiliki pengaruh besar terhadap tanaman kopi.

“Suhu yang lebih rendah memperlambat siklus pertumbuhan tanaman kopi, yang pada gilirannya membuat biji kopi matang lebih lambat dan menghasilkan rasa yang lebih kompleks,” ujar Steiman.

Ini berarti, kopi yang tumbuh di ketinggian lebih tinggi cenderung memiliki rasa yang lebih kaya dan manis.

Kopi Arabika vs Robusta: Siapa Unggul di Ketinggian?

Ada dua jenis kopi utama yang biasanya kita nikmati: Arabika dan Robusta. Masing-masing punya karakteristik rasa dan lokasi tanam yang berbeda.

Kopi Arabika, yang sering dianggap lebih premium, biasanya ditanam di ketinggian di atas 1.300 mdpl.

Kopi Arabika memiliki rasa yang lebih kompleks, dengan tingkat keasaman yang lebih tinggi dan aroma yang lebih asam.

Biji kopi Arabika yang tumbuh di ketinggian ini juga lebih padat, dengan garis tengah yang rapat dan berbentuk zig-zag.

Sebaliknya, kopi Robusta biasanya tumbuh di ketinggian 400-700 mdpl.

Kopi ini lebih tahan terhadap cuaca panas dan serangan hama, sehingga lebih mudah dibudidayakan.

Cita rasa kopi Robusta cenderung lebih pahit dan kurang kompleks dibandingkan Arabika.

Biasanya, kopi Robusta digunakan sebagai campuran untuk espresso atau bahan baku utama kopi instan.

Apa Kata Ahli?

Menurut sebuah jurnal tentang kopi yang diterbitkan di International Journal of Food Science and Technology, ketinggian mempengaruhi berbagai faktor pertumbuhan kopi, termasuk sifat kimia tanah, curah hujan, dan suhu udara.

“Kopi yang ditanam di ketinggian rendah memiliki tingkat keasaman yang lebih rendah dan karakter rasa yang tidak kompleks,” jelas jurnal tersebut.

Data ini diperkuat oleh Dr. Andrea Illy, CEO dari Illycaffè, yang menyatakan bahwa ketinggian ideal untuk menanam kopi Arabika adalah antara 1.200-2.000 mdpl.

“Di ketinggian ini, suhu yang lebih dingin dan tekanan udara yang lebih rendah menciptakan lingkungan yang ideal bagi kopi untuk mengembangkan profil rasa yang lebih kompleks dan aromatik,” katanya.

Perbedaan ketinggian juga mempengaruhi cara petani mengolah kopi mereka.

Di dataran tinggi, proses pemetikan biji kopi biasanya dilakukan secara manual untuk memastikan hanya biji yang matang sempurna yang dipanen.

Proses ini memang lebih memakan waktu dan tenaga, tetapi hasilnya sepadan dengan rasa kopi yang lebih nikmat.

Sebagai contoh, perkebunan kopi di daerah Gayo, Aceh, yang berada di ketinggian sekitar 1.200-1.500 mdpl, terkenal menghasilkan kopi Arabika dengan rasa yang khas.

Kopi Gayo memiliki rasa yang manis dengan tingkat keasaman yang seimbang, serta aroma buah-buahan yang menyegarkan.

Hal ini membuat kopi Gayo menjadi salah satu kopi terbaik di dunia, diakui oleh para penikmat kopi internasional.

Setelah mengetahui bahwa ketinggian tempat tanam mempengaruhi rasa kopi, kamu bisa lebih selektif dalam memilih jenis kopi.

Jika kamu suka kopi dengan rasa yang kompleks dan aroma yang kuat, pilihlah kopi Arabika dari dataran tinggi.

Namun, jika kamu lebih suka kopi dengan rasa yang kuat dan pahit, kopi Robusta dari dataran rendah bisa menjadi pilihan yang tepat.

Jadi, lain kali kamu memesan kopi di kafe, cobalah tanyakan asal usul biji kopi yang mereka gunakan.

Siapa tahu, informasi ini bisa membuat pengalaman ngopi kamu jadi lebih istimewa.

- Advertisement -
Share This Article