BANGKALAN, JFID — Aksi unjuk rasa yang digelar oleh mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bangkalan di depan Markas Polres Bangkalan, Jawa Timur, pada Rabu (30/4/2025), berakhir ricuh. Insiden tersebut menyebabkan tiga orang mahasiswa mengalami luka ringan dan harus mendapatkan perawatan di puskesmas setempat.
Ketua HMI Bangkalan, Resna Bayu, mengonfirmasi adanya korban luka dalam demonstrasi yang awalnya berjalan damai itu. “Tiga rekan kami terluka dan sudah mendapatkan penanganan medis. Pihak kepolisian sudah menyatakan tanggung jawab atas insiden ini,” ujarnya.
Kericuhan bermula saat massa mencoba menembus barikade polisi yang berjaga ketat di pintu masuk Mapolres. Dorong-dorongan tak terhindarkan, mengakibatkan beberapa demonstran terjepit.
“Kami menyesalkan bentrok ini terjadi. Padahal, kami sudah menyampaikan aspirasi sesuai prosedur dan datang dengan niat baik,” tambah Resna.
Dalam aksinya, mahasiswa HMI menuntut aparat kepolisian bertindak tegas terhadap maraknya kasus pencurian sepeda motor di wilayah Bangkalan. Mereka juga mendesak agar patroli rutin ditingkatkan di setiap desa guna menciptakan rasa aman di tengah masyarakat.
“Kalau dalam tujuh hari ke depan tuntutan kami tidak direspon, kami akan kembali dengan massa yang lebih besar,” ancam Resna.
Menanggapi insiden tersebut, Kapolres Bangkalan, AKBP Hendro Sukmono, menyatakan bahwa bentrokan terjadi karena sebagian massa memaksa masuk ke dalam area markas.
“Kami sudah mengantisipasi pengamanan dengan baik, tetapi massa mencoba menerobos, sehingga anggota kami harus bertindak sesuai prosedur,” jelasnya.
Kapolres juga mengungkapkan bahwa demonstran menggunakan mobil bak terbuka yang sempat merusak peralatan polisi, termasuk tameng yang digunakan petugas. Salah satu peserta aksi bahkan terjatuh dari atas mobil saat mencoba mendobrak barisan aparat.
“Beberapa anggota kami juga mengalami cedera ringan, namun hal itu kami anggap bagian dari risiko pengamanan,” imbuh Hendro.
Di sisi lain, AKBP Hendro memastikan bahwa Polres Bangkalan terus meningkatkan patroli untuk menekan angka kriminalitas. Ia memaparkan bahwa sepanjang tahun 2025 ini, tren kasus pencurian motor menunjukkan penurunan signifikan.
“Mulai Januari ada 20 kasus, turun jadi 17, lalu 8 dan sekarang hanya 7 kasus. Bahkan, tingkat pengungkapan kasus meningkat dari 26 persen tahun lalu menjadi 39 persen tahun ini,” tutupnya. (faiq/jfid)