jfid – Apakah Anda pernah mendengar tentang CIA? Jika ya, mungkin Anda mengenalnya sebagai agen intelijen Amerika Serikat yang bertugas melindungi keamanan nasional dan kepentingan luar negeri negara itu.
Namun, apakah Anda tahu bahwa CIA juga memiliki sejarah panjang dan gelap sebagai agen terorisme yang tak terlihat?
CIA, singkatan dari Central Intelligence Agency, adalah lembaga pemerintah AS yang didirikan pada tahun 1947 untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menyebarkan informasi intelijen kepada pembuat kebijakan. CIA juga melakukan operasi rahasia di berbagai negara untuk memengaruhi atau menggulingkan pemerintahan, kelompok, atau individu yang dianggap sebagai ancaman atau musuh bagi AS.
Namun, operasi rahasia CIA sering kali melanggar hukum internasional dan hak asasi manusia. CIA bertanggung jawab atas beberapa kejahatan terburuk dalam sejarah modern. Jumlah korban jiwa akibat perang dan kerusuhan yang disebabkan oleh CIA, belum lagi pembunuhan langsung yang dilakukan oleh mereka, sangat mengejutkan. Dalam episode ini, kita akan melihat beberapa contoh dari banyaknya aksi terorisme CIA, dan membahas apa yang seharusnya dilakukan
Contoh Aksi Terorisme CIA
Berikut adalah beberapa contoh dari banyaknya aksi terorisme yang dilakukan oleh CIA di berbagai belahan dunia:
- Iran (1953): CIA bersama dengan agen intelijen Inggris (MI6) merencanakan dan melaksanakan kudeta militer untuk menggulingkan Perdana Menteri Iran yang demokratis, Mohammad Mossadegh, yang ingin menasionalisasi industri minyak Iran. Kudeta ini berhasil mengembalikan kekuasaan kepada Shah Reza Pahlavi, seorang diktator pro-Barat yang kemudian memerintah dengan kekejaman selama 26 tahun. Kudeta ini juga memicu ketegangan antara Iran dan Barat yang berlanjut hingga saat ini.
- Guatemala (1954): CIA mendukung dan melatih pasukan pemberontak sayap kanan untuk menggulingkan Presiden Guatemala yang terpilih secara demokratis, Jacobo Arbenz, yang ingin melakukan reforma agraria untuk memberikan tanah kepada petani miskin. Kudeta ini berhasil menggantikan Arbenz dengan seorang jenderal militer yang kemudian melakukan pembantaian massal terhadap penduduk asli Maya. Kudeta ini juga memicu perang saudara selama 36 tahun yang menewaskan lebih dari 200 ribu orang.
- Kongo (1961): CIA terlibat dalam pembunuhan Patrice Lumumba, pemimpin nasionalis Kongo yang menjadi Perdana Menteri pertama negara itu setelah merdeka dari Belgia pada tahun 1960. Lumumba ingin menjaga kemerdekaan dan kedaulatan Kongo dari campur tangan asing, terutama AS dan Uni Soviet. CIA bekerja sama dengan pihak-pihak lokal yang pro-Barat untuk menangkap, menyiksa, dan mengeksekusi Lumumba secara brutal. Pembunuhan ini memicu krisis politik dan konflik bersenjata di Kongo yang berlangsung selama beberapa dekade.
- Kuba (1961-1976): CIA melakukan kampanye terorisme negara yang luas terhadap Kuba setelah revolusi komunis Fidel Castro pada tahun 1959. CIA melatih, membekali, dan mendanai para teroris, sebagian besar pengungsi Kuba. Mereka melakukan serangan-serangan terhadap target sipil dan militer di Kuba. Mereka juga mencoba membunuh Castro beberapa kali dengan cara-cara yang aneh, seperti menggunakan cerutu beracun, pena suntik, dan kerang meledak. Salah satu aksi terorisme paling mematikan yang dilakukan oleh CIA adalah pemboman pesawat Cubana Flight 455 pada tahun 1976, yang menewaskan 73 orang.
- Nikaragua (1981-1991): CIA memberikan senjata, pelatihan, dan dukungan finansial dan logistik yang luas kepada para pemberontak Contra di Nikaragua, yang menggunakan taktik teror dalam perjuangan mereka melawan pemerintahan Nikaragua yang dipimpin oleh Sandinista. CIA juga terlibat dalam penambangan pelabuhan-pelabuhan Nikaragua, pembunuhan petinggi Sandinista, dan penyelundupan narkoba untuk mendanai operasi mereka. Aksi-aksi CIA ini menimbulkan korban jiwa dan kerusakan besar di Nikaragua, dan melanggar hukum AS dan internasional.
Dampak dan Akibat dari Aksi Terorisme CIA
Aksi-aksi terorisme CIA tidak hanya merugikan negara-negara sasaran, tetapi juga merugikan AS sendiri. Berikut adalah beberapa dampak dan akibat dari aksi-aksi terorisme CIA:
- Meningkatkan Kebencian dan Kekerasan: Aksi-aksi terorisme CIA menimbulkan kebencian dan kekerasan di antara rakyat negara-negara sasaran. Banyak orang yang menjadi korban atau saksi dari kekejaman CIA kemudian bergabung dengan kelompok-kelompok radikal atau teroris untuk membalas dendam atau melawan AS. Contohnya adalah Osama bin Laden, pemimpin al-Qa’ida, yang pernah didukung oleh CIA saat berperang melawan Uni Soviet di Afghanistan pada tahun 1980-an.
- Mengurangi Kredibilitas dan Reputasi: Aksi-aksi terorisme CIA mengurangi kredibilitas dan reputasi AS sebagai negara demokratis dan pemimpin dunia. Banyak negara dan organisasi internasional yang mengutuk dan mengecam AS karena melanggar hak asasi manusia, hukum perang, dan kedaulatan negara-negara lain. Contohnya adalah Mahkamah Internasional, yang menghukum AS karena melakukan agresi ilegal terhadap Nikaragua pada tahun 1986.
- Membahayakan Keamanan Nasional: Aksi-aksi terorisme CIA membahayakan keamanan nasional AS sendiri. Banyak operasi rahasia CIA yang bocor atau diketahui oleh musuh-musuh AS, seperti Uni Soviet, China, atau Iran. Hal ini membuat AS rentan terhadap serangan balasan atau sabotase. Contohnya adalah insiden U-2 pada tahun 1960, ketika pesawat mata-mata AS yang dikirim oleh CIA untuk memata-matai Uni Soviet ditembak jatuh dan pilotnya ditangkap. Hal ini memperburuk hubungan antara AS dan Uni Soviet dan memicu krisis misil Kuba dua tahun kemudian.