jfid – Asia Selatan menjadi panggung penting dalam geopolitik global dengan Pakistan sebagai salah satu pemain kunci.
Negara ini bukan hanya menyimpan kekayaan budaya yang luar biasa, tetapi juga mencatatkan dirinya sebagai negara Muslim pertama dan satu-satunya yang memiliki bom atom.
Dalam upayanya menyeimbangkan kekuatan dengan tetangganya, India, Pakistan memulai program nuklirnya sejak 1960-an.
Namun, titik puncaknya adalah pada tahun 1998, ketika Pakistan sukses melakukan uji coba nuklirnya. Hal ini mengukuhkan posisi Pakistan sebagai pemilik bom atom di dunia Muslim.
Potensi Militer yang Menonjol
Menurut Global Firepower, kekuatan militer Pakistan menunjukkan keberadaan yang tangguh. Dengan jumlah personel militer mencapai 1,7 juta, mereka memiliki 0,7% dari populasi negara tersebut.
Tak hanya itu, anggaran pertahanannya mencapai USD 7,6 miliar pada tahun 2022, mengonfirmasi komitmen Pakistan terhadap pertahanan nasionalnya.
Senjata nuklir menjadi titik sorot utama. Diperkirakan Pakistan memiliki antara 160 hingga 200 kepala nuklir, yang diarahkan untuk menghancurkan target strategis di India, termasuk pusat industri, pangkalan militer, dan ibu kota.
Kontroversi dan Tantangan
Meskipun Pakistan mempertahankan klaim bahwa senjata nuklirnya hanya digunakan sebagai alat pertahanan dan dijaga ketat, banyak pihak meragukan keamanannya.
Khawatir bahwa senjata nuklir tersebut bisa jatuh ke tangan kelompok radikal atau ekstremis, keraguan terus mengemuka.
Partisipasi Pakistan dalam Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan upayanya dalam inisiatif internasional untuk mengurangi risiko nuklir menunjukkan komitmennya pada perdamaian global.
Namun, keberadaan senjata nuklirnya tetap menimbulkan keraguan dan keprihatinan akan stabilitas di Asia Selatan.
Harapan dan Tanggung Jawab
Pakistan berharap memiliki senjata nuklir akan memberinya status yang lebih tinggi di dunia internasional dan melindungi kedaulatannya dari ancaman India.
Namun, dengan kekuatan besar datanglah tanggung jawab yang tak kecil. Negara ini harus memastikan bahwa penggunaan senjata nuklir hanya sebagai langkah terakhir dalam pertahanan, sambil berkomitmen pada perdamaian dan stabilitas di wilayahnya.
Pakistan, sebagai pemilik senjata nuklir satu-satunya dalam dunia Muslim, harus menghadapi tantangan besar dalam menjaga keseimbangan kekuatan, mencegah proliferasi, dan pada saat yang sama, memastikan perdamaian di kawasan yang tegang seperti Asia Selatan.