AS-Inggris Serang Balik Houthi di Yaman, Tegangan di Laut Merah Meningkat

ZAJ By ZAJ - SEO Expert | AI Enthusiast
2 Min Read
- Advertisement -

jfid – Jakarta – Tegangan meningkat di Laut Merah setelah militer Amerika Serikat (AS) dan Inggris melancarkan serangan balasan terhadap kelompok pemberontak Houthi di Yaman, Kamis (11/1/2024) malam waktu setempat.

Serangan ini merupakan respons pertama AS atas rentetan serangan yang didalangi Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah.

Menurut pejabat AS, serangan tersebut menargetkan lebih dari selusin lokasi yang digunakan oleh Houthi untuk melancarkan serangan drone, rudal balistik dan rudal jelajah, serta sistem radar dan pengawasan udara.

Serangan itu melibatkan jet-jet tempur, sejumlah kapal perang, dan satu kapal selam. Tidak ada serangan drone yang dilakukan.

Ad image

Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa serangan itu bertujuan untuk membela diri dan melindungi kebebasan navigasi di Laut Merah.

Ia juga memperingatkan akan ada tindakan lebih lanjut jika Houthi terus menyerang kapal-kapal di Laut Merah.

“Kami menyerukan diakhirinya segera serangan ilegal ini dan pembebasan kapal dan awak kapal yang ditahan secara tidak sah,” ujar Biden dalam pernyataan resmi Gedung Putih.

Sementara itu, kelompok Houthi menyatakan bahwa pesawat tempur AS dan Inggris telah mengebom ibu kota Yaman, Sanaa, pada Jumat (12/1/2024).

Mereka juga mengklaim telah menembak jatuh 21 drone dan rudal yang ditembakkan oleh AS dan Inggris di Laut Merah.

“Kami akan terus melawan agresi dan penjajahan AS dan sekutunya di tanah air kami. Kami tidak akan menyerah atau tunduk pada ancaman mereka,” kata juru bicara Houthi, Mohammed Abdul salam.

Houthi adalah kelompok pemberontak yang didukung oleh Iran dan menguasai sebagian besar wilayah Yaman sejak 2014.

Mereka telah berperang melawan pemerintah Yaman yang diakui secara internasional dan didukung oleh koalisi pimpinan Arab Saudi.

Konflik di Yaman telah menewaskan puluhan ribu orang dan menyebabkan krisis kemanusiaan terburuk di dunia, menurut PBB.

Upaya perdamaian yang diprakarsai oleh PBB belum berhasil mengakhiri perang yang berkepanjangan ini.

- Advertisement -
Share This Article