jfid – Polusi lingkungan menjadi ancaman global yang meresahkan banyak negara.
Numbeo, berdasarkan indeks polusi yang mempertimbangkan faktor-faktor seperti polusi udara, air, tanah, suara, kebersihan, ruang hijau, dan fasilitas penekan polusi, merilis data tentang 10 negara paling kumuh di dunia pada pertengahan tahun 2023.
Mongolia (Skor: 92,4): Pembakaran batu bara dan biomasa di Ulan Bator menyebabkan polusi udara yang tinggi, meningkatkan kasus infeksi saluran pernapasan.
Myanmar (Skor: 89,8): Industri, pembuangan limbah tidak teratur, dan penebangan hutan berkontribusi pada tingginya polusi udara di negara ini.
Lebanon (Skor: 89,4): Krisis ekonomi memicu peningkatan polusi udara karena pembangkit listrik swasta yang beroperasi tanpa pengawasan.
Ghana (Skor: 88,4): Polusi udara dan produksi sampah plastik yang tinggi menghadirkan risiko lingkungan bagi penduduk.
Nigeria (Skor: 88,2): Pembakaran, partikel dari tungku masak, dan debu jalan menyebabkan polusi udara di kota-kota seperti Onitsha, Port Harcourt, dan Lagos.
Afghanistan (Skor: 85,5): Polusi udara telah menyebabkan ribuan kematian, terutama di Kabul.
Bangladesh (Skor: 85,2): Industri batu bata di Dhaka menyebabkan polusi udara yang signifikan.
Vietnam (Skor: 84,2): Kematian akibat polusi udara dan dampak negatif terhadap PDB terjadi karena tingginya polusi udara terutama dari sektor transportasi.
Nepal (Skor: 84,1): Kualitas udara memburuk selama musim dingin di Lembah Kathmandu dan kota-kota besar lainnya.
Peru (Skor: 83,0): Aktivitas pertambangan, gas buang kendaraan, deforestasi, dan pengelolaan limbah yang buruk menjadi penyebab tingginya polusi di Peru.
Sementara itu, Indonesia menduduki peringkat ke-41 dengan skor indeks polusi sebesar 67,3. Kota-kota di wilayah Jabodetabek tercatat beberapa kali mengalami polusi udara yang signifikan.
Data ini memberikan gambaran tentang tantangan serius yang dihadapi oleh sejumlah negara dalam mengatasi polusi lingkungan.