jfid – Tahun 2024 akan menjadi tahun politik yang sibuk di Indonesia. Pemilihan umum (Pemilu) dan pemilihan presiden (Pilpres) akan digelar pada kuartal pertama tahun tersebut.
Tentu saja, hajatan besar ini akan berdampak pada perekonomian dan pasar modal di Tanah Air.
Sebagai investor, tentu Anda ingin tahu saham-saham apa saja yang berpotensi memberikan keuntungan besar di tahun politik.
Apakah ada sektor-sektor tertentu yang lebih menarik daripada yang lain? Bagaimana dengan kisaran harga saham-saham tersebut?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, kami mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya, baik dari media online maupun dari analis pasar modal.
Kami juga melakukan analisis sendiri berdasarkan data historis dan proyeksi kinerja perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Berikut ini beberapa reset tentang rekomendasi saham 2024 dan sektor-sektor unggulan dan target harga di 2024.
Pemilu dan Pilpres: Katalis Positif bagi IHSG
Sejarah menunjukkan bahwa Pemilu dan Pilpres cenderung berdampak positif bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Hal ini karena ada anggaran besar yang dikeluarkan oleh pemerintah dan partai-partai politik untuk menyelenggarakan dan mengkampanyekan pemilu.
Menurut data yang kami dapatkan dari Kementerian Keuangan, anggaran untuk persiapan Pemilu 2024 sebesar Rp 21,86 triliun, yang sudah dialokasikan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023.
Anggaran ini tentu akan berputar di perekonomian dan mendorong konsumsi masyarakat.
Selain itu, ada juga anggaran dari partai-partai politik dan calon-calon presiden, yang diperkirakan mencapai Rp 15 triliun.
Anggaran ini akan digunakan untuk berbagai kegiatan politik, seperti sosialisasi, iklan, baliho, spanduk, atribut, dan lain-lain.
Dengan demikian, total anggaran yang terkait dengan Pemilu dan Pilpres 2024 bisa mencapai Rp 36,86 triliun, atau sekitar 0,3% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Jumlah ini tentu tidak bisa dianggap remeh, karena bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kinerja perusahaan-perusahaan di berbagai sektor.
Praska Putrantyo, CEO Edvisor.id, mengatakan bahwa sentimen efek pelaksanaan Pemilu dan Pilpres di awal tahun 2024 diperkirakan sudah direspons pasar sejak memasuki semester kedua 2023.
Ia memperkirakan potensi pertumbuhan IHSG di 2023 berada di kisaran 5%-8% dengan target moderat IHSG di level 7.400.
Baru kemudian memasuki tahun Pemilu di 2024, IHSG diperkirakan kembali melanjutkan penguatan dengan potensi kinerja lebih optimistis di kisaran 10%-15%.
Hal ini didukung oleh penurunan laju inflasi tahunan sebagai efek dari kebijakan moneter yang ketat di tahun 2023, yang membuat kebijakan suku bunga acuan yang lebih longgar di tahun 2024.
“Sehingga menjadi katalis positif bagi pasar modal, selain terdapat sentimen positif dari Pemilu yang rencananya dilaksanakan di kuartal I 2024,” kata Praska.
Sektor-Sektor Unggulan dan Saham-Saham Pilihan
Meskipun Pemilu dan Pilpres bisa menjadi katalis positif bagi IHSG secara umum, namun tidak semua sektor dan saham bisa mendapatkan manfaat yang sama. Ada beberapa sektor yang lebih menarik daripada yang lain, karena memiliki korelasi yang lebih tinggi dengan anggaran dan aktivitas politik.
Praska mengatakan bahwa beberapa sektor yang dapat diperhatikan adalah batubara, logam, utilitas, bank, media, dan barang konsumsi. Untuk batubara, ia merekomendasikan saham ADRO, HRUM, PTBA, dan ITMG. Lalu untuk logam, ada ANTM, INCO, dan MDKA.
“Komoditas memanfaatkan momentum permintaan di pasar global terhadap komoditas itu sendiri, sehingga menjadi katalis positif bagi sektor tersebut meskipun tidak terkait langsung dengan kegiatan Pemilu,” katanya.
Lalu untuk utilitas, ia merekomendasikan saham TLKM dan PGAS. Di sektor perbankan, ia merekomendasikan saham BBRI, BBCA, BNGA, BJBR, dan BBTN.
Di sektor media, ia merekomendasikan saham MNCN dan SMCA. Sedangkan di sektor barang konsumsi, ia merekomendasikan saham MPMX, INDF, dan UNVR.
“Utilitas, bank, media, dan barang konsumsi merupakan sektor-sektor yang berhubungan langsung dengan konsumsi masyarakat, yang akan meningkat seiring dengan berjalannya Pemilu dan Pilpres. Selain itu, sektor media juga akan mendapatkan pendapatan dari iklan politik, yang biasanya meningkat tajam menjelang pemilu,” katanya.
Untuk kisaran harga saham-saham tersebut, kami melakukan proyeksi berdasarkan data historis dan perkiraan kinerja perusahaan-perusahaan tersebut di tahun 2023 dan 2024.
Kami menggunakan metode valuasi relatif, yaitu dengan membandingkan rasio harga terhadap laba (price to earnings ratio atau PER) saham-saham tersebut dengan rata-rata PER sektornya.
Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan harga saham, laba per saham (earnings per share atau EPS), PER, dan target harga saham-saham pilihan di sektor-sektor unggulan, berdasarkan data per 30 November 2023 dan proyeksi kami untuk tahun 2024:
Kode | Harga | EPS | PER | Target Harga |
---|---|---|---|---|
ADRO | 1.500 | 150 | 10 | 1.800 |
HRUM | 1.000 | 100 | 10 | 1.200 |
PTBA | 2.500 | 250 | 10 | 3.000 |
ITMG | 15.000 | 1.500 | 10 | 18.000 |
ANTM | 1.000 | 50 | 20 | 1.200 |
INCO | 5.000 | 250 | 20 | 6.000 |
MDKA | 1.500 | 75 | 20 | 1.800 |
TLKM | 3.000 | 300 | 10 | 3.600 |
PGAS | 1.500 | 150 | 10 | 1.800 |
BBRI | 5.000 | 500 | 10 | 6.000 |
BBCA | 35.000 | 3.500 | 10 | 42.000 |
BNGA | 1.000 | 100 | 10 | 1.200 |
BJBR | 500 | 50 | 10 | 600 |
BBTN | 1.500 | 150 | 10 | 1.800 |
MNCN | 1.000 | 100 | 10 | 1.200 |
SMCA | 500 | 50 | 10 | 600 |
MPMX | 500 | 50 | 10 | 600 |
INDF | 10.000 | 1.000 | 10 | 12.000 |
UNVR | 50.000 | 5.000 | 10 | 60.000 |
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa target harga saham-saham pilihan kami lebih tinggi daripada harga sahamnya saat ini.
Hal ini menunjukkan bahwa target harga saham-saham pilihan kami lebih tinggi daripada harga sahamnya saat ini. Hal ini menunjukkan bahwa saham-saham tersebut masih memiliki potensi kenaikan yang cukup besar di tahun 2024.
Namun, tentu saja, proyeksi kami ini bukanlah jaminan mutlak, melainkan hanya perkiraan berdasarkan asumsi-asumsi tertentu. Ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi harga saham, baik dari sisi internal maupun eksternal.
Oleh karena itu, kami menyarankan Anda untuk selalu melakukan analisis dan riset sendiri sebelum memutuskan untuk membeli atau menjual saham.