Cara Berhutang ala Jeff Bezos, Warren Buffett dan Top 1% Lainnya

Rasyiqi
By Rasyiqi
5 Min Read

jfid – Berhutang adalah salah satu cara untuk memperoleh modal, meningkatkan kekayaan, dan mencapai tujuan finansial. Namun, tidak semua hutang itu sama. Ada hutang yang baik dan ada hutang yang buruk.

Hutang yang baik adalah hutang yang dapat meningkatkan nilai aset, menghasilkan pendapatan, atau memberikan manfaat jangka panjang. Hutang yang buruk adalah hutang yang hanya menambah beban bunga, mengurangi penghasilan, atau tidak memberikan nilai tambah.

Top 1% adalah kelompok orang yang memiliki kekayaan bersih tertinggi di dunia. Mereka memiliki cara berhutang yang berbeda dengan kebanyakan orang. Mereka tidak berhutang untuk memenuhi gaya hidup konsumtif, melainkan untuk memperbesar kekayaan mereka.

Mereka menggunakan hutang sebagai leverage untuk membeli aset produktif, seperti bisnis, properti, saham, atau obligasi. Mereka juga memanfaatkan bunga rendah, pajak rendah, dan perlindungan hukum untuk mengoptimalkan hutang mereka.

Berikut adalah beberapa cara berhutang ala top 1%:

1. Berhutang untuk Investasi

Top 1% berhutang untuk investasi, bukan untuk konsumsi. Mereka meminjam uang dengan bunga rendah dan menginvestasikannya pada aset yang memberikan imbal hasil lebih tinggi.

Misalnya, mereka meminjam uang dengan bunga 3% per tahun dan menginvestasikannya pada bisnis yang memberikan keuntungan 10% per tahun. Selisih antara imbal hasil dan bunga adalah laba bersih mereka.

Salah satu contoh orang yang sukses menggunakan cara ini adalah Warren Buffett, salah satu investor terkaya di dunia. Ia sering menggunakan hutang untuk membeli saham-saham undervalued (di bawah nilai wajar) dan mendapatkan keuntungan besar dari kenaikan harga saham-saham tersebut.

2. Berhutang untuk Membeli Aset Produktif

Top 1% berhutang untuk membeli aset produktif, yaitu aset yang dapat menghasilkan pendapatan atau meningkatkan nilai seiring waktu. Aset produktif dapat berupa bisnis, properti, saham, obligasi, atau komoditas.

Aset produktif ini dapat memberikan dua sumber penghasilan bagi top 1%, yaitu dividen atau sewa dan capital gain atau kenaikan harga.

Salah satu contoh orang yang sukses menggunakan cara ini adalah Jeff Bezos, pendiri dan CEO Amazon.com. Ia sering menggunakan hutang untuk membiayai ekspansi bisnisnya, seperti membeli Whole Foods Market, The Washington Post, dan Blue Origin.

Dengan menggunakan hutang, ia dapat mempercepat pertumbuhan bisnisnya dan meningkatkan nilai sahamnya.

3. Berhutang untuk Mengurangi Pajak

Top 1% berhutang untuk mengurangi pajak, yaitu dengan memanfaatkan aturan-aturan pajak yang menguntungkan mereka.

Salah satu aturan pajak yang sering dimanfaatkan adalah bunga hutang dapat dikurangkan dari penghasilan kena pajak. Dengan demikian, top 1% dapat mengurangi jumlah pajak yang harus mereka bayar.

Salah satu contoh orang yang sukses menggunakan cara ini adalah Donald Trump, mantan presiden Amerika Serikat. Ia dikenal sebagai salah satu orang terhutang di dunia, dengan total hutang sekitar $1 miliar. Namun, ia juga dikenal sebagai salah satu orang yang paling sedikit membayar pajak di Amerika Serikat.

Menurut laporan The New York Times, ia hanya membayar $750 pajak penghasilan federal pada tahun 2016 dan 2017. Salah satu faktor yang memungkinkannya membayar pajak sedikit adalah ia menggunakan bunga hutang sebagai pengurang penghasilan kena pajak.

4. Berhutang untuk Melindungi Aset

Top 1% berhutang untuk melindungi aset, yaitu dengan menggunakan hutang sebagai bentuk perlindungan hukum. Dengan memiliki hutang, top 1% dapat menghindari risiko kehilangan aset mereka akibat gugatan hukum, perceraian, atau kebangkrutan.

Hal ini karena hutang dapat mengurangi nilai bersih aset mereka dan membuat mereka tampak lebih miskin daripada sebenarnya.

Salah satu contoh orang yang sukses menggunakan cara ini adalah Elon Musk, salah satu orang terkaya di dunia. Ia dikenal sebagai orang yang tidak memiliki banyak aset likuid, seperti uang tunai atau deposito.

Sebaliknya, ia memiliki banyak aset tidak likuid, seperti saham Tesla, SpaceX, dan Neuralink. Ia juga memiliki banyak hutang, seperti pinjaman pribadi dan margin loan. Dengan demikian, ia dapat melindungi aset-asetnya dari klaim-klaim hukum yang mungkin timbul.

Kesimpulan

Cara berhutang ala top 1% adalah cara yang cerdas dan strategis untuk memanfaatkan hutang sebagai alat untuk meningkatkan kekayaan dan mencapai tujuan finansial. Namun, cara ini juga memiliki risiko dan tantangan tersendiri.

Oleh karena itu, sebelum berhutang ala top 1%, kita harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti tujuan, kemampuan, dan kondisi pasar. Kita juga harus berhati-hati dan bertanggung jawab dalam mengelola hutang kita agar tidak menimbulkan masalah finansial di masa depan.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email faktual2015@gmail.com

Share This Article