Berbicara Lebih Sedikit dari pada yang diperlukan! Kenapa?

Syafiqur Rahman
4 Min Read
Berbicara Lebih Sedikit dari pada yang diperlukan! Kenapa?
Berbicara Lebih Sedikit dari pada yang diperlukan! Kenapa?

jfid – Dalam dunia yang semakin bising dan penuh dengan percakapan tanpa henti, ada seni yang terlupakan—seni berbicara lebih sedikit daripada yang diperlukan.

Di tengah hiruk-pikuk suara, kata-kata yang dipilih dengan bijak dan disampaikan dengan hemat memiliki kekuatan yang luar biasa. Seni ini tidak hanya menunjukkan kecerdasan, tetapi juga mencerminkan kendali diri dan ketenangan yang mengintimidasi.

Kekuatan dalam ke Tidak jelasan

Orang-orang yang berkuasa sering kali memilih kata-kata mereka dengan hati-hati dan berbicara hanya ketika diperlukan. Ada keindahan dalam ketidakjelasan dan ketidakpastian yang mereka ciptakan.

Contohnya, mantan CEO Apple, Steve Jobs, dikenal dengan gaya komunikasinya yang hemat kata namun penuh makna. Dalam setiap presentasi produknya, Jobs tidak pernah berbicara berlebihan.

Dia membiarkan produk berbicara untuk dirinya sendiri, memberikan ruang bagi audiens untuk merenungkan dan mengagumi inovasi yang ditawarkan.

Studi Kasus: Politik dan Kekuasaan

Dalam ranah politik, seni berbicara sedikit memiliki dampak yang signifikan. Mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, terkenal dengan gaya berbicaranya yang tenang dan penuh perhitungan.

Setiap kata yang diucapkannya terasa bermakna dan penuh beban, sering kali meninggalkan kesan mendalam pada pendengarnya. Ini kontras dengan gaya komunikasi yang lebih terbuka dan sering kali tidak terkendali dari beberapa politisi lainnya, yang bisa berakhir dengan pernyataan kontroversial dan reaksi publik yang tidak diinginkan.

Mengapa Kita Berbicara Terlalu Banyak?

Mengapa banyak orang merasa perlu untuk berbicara terus-menerus? Ada beberapa faktor psikologis yang berperan. Salah satunya adalah keinginan untuk merasa terhubung dengan orang lain dan diterima dalam kelompok sosial.

Dalam dunia yang semakin terhubung melalui media sosial, ada tekanan untuk selalu mengungkapkan pendapat dan terlibat dalam percakapan yang terus menerus.

Namun, ini sering kali menyebabkan orang mengucapkan sesuatu yang tidak perlu atau bahkan konyol.

Ahli psikologi sosial, Dr. Rina Saputra, menyatakan, “Dalam upaya untuk terlihat pintar atau berpengaruh, banyak orang jatuh ke dalam perangkap berbicara terlalu banyak. Ini bukan hanya melemahkan pesan mereka tetapi juga bisa merusak reputasi mereka dalam jangka panjang.”

Strategi untuk Berbicara Lebih Sedikit

Ada beberapa strategi yang bisa diterapkan untuk menguasai seni berbicara lebih sedikit:

  1. Pikirkan Sebelum Berbicara: Ambil jeda sejenak sebelum mengucapkan sesuatu. Pertimbangkan apakah kata-kata Anda benar-benar diperlukan dan apa dampaknya.
  2. Fokus pada Kualitas, Bukan Kuantitas: Ucapkan hanya hal-hal yang benar-benar bermakna dan penting. Hindari mengisi percakapan dengan informasi yang tidak relevan.
  3. Gunakan Bahasa Tubuh: Seringkali, bahasa tubuh bisa lebih kuat daripada kata-kata. Ekspresi wajah, gerakan tangan, dan sikap tubuh bisa menyampaikan pesan tanpa harus berbicara panjang lebar.
  4. Jadilah Pendengar yang Baik: Mendengarkan dengan penuh perhatian tidak hanya membuat Anda lebih disukai, tetapi juga memberi Anda waktu untuk menyusun respons yang lebih bijaksana.

Seni berbicara lebih sedikit daripada yang diperlukan adalah keterampilan yang berharga di era modern ini. Dengan kata-kata yang sedikit namun penuh makna, seseorang bisa menciptakan kesan yang mendalam dan berkuasa.

Dalam dunia yang penuh dengan kebisingan, mungkin saatnya kita belajar untuk menghargai kekuatan dalam diam. Seperti yang dikatakan oleh Lao Tzu, “Mereka yang tahu tidak berbicara. Mereka yang berbicara tidak tahu.”

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email faktual2015@gmail.com

Share This Article