AstraZeneca Mengakui Potensi Efek Samping Jarang dari Vaksin Covid-19, Membuka Jalan Bagi Tuntutan Hukum

Noer Huda By Noer Huda - Content Creator
3 Min Read
AstraZeneca Mengakui Potensi Efek Samping Jarang dari Vaksin Covid-19, Membuka Jalan Bagi Tuntutan Hukum
AstraZeneca Mengakui Potensi Efek Samping Jarang dari Vaksin Covid-19, Membuka Jalan Bagi Tuntutan Hukum

jfid– Kabar mengejutkan datang dari AstraZeneca, salah satu raksasa farmasi yang terlibat dalam pengembangan vaksin Covid-19.

Dalam sebuah pengakuan yang tak terduga di dalam dokumen pengadilan, perusahaan tersebut mengakui bahwa vaksin Covid-19 yang mereka produksi bersama Universitas Oxford memiliki kemungkinan efek samping yang jarang terjadi.

Pengakuan ini bisa menjadi landasan bagi sejumlah tuntutan hukum yang mengancam untuk menuntut ganti rugi senilai jutaan pound.

Pengakuan AstraZeneca ini muncul di tengah gugatan class action yang dilayangkan oleh sejumlah individu yang mengalami dampak serius, bahkan kematian, setelah menerima vaksin tersebut.

Ad image

Lebih dari lima puluh kasus telah didaftarkan di Pengadilan Tinggi, dengan permintaan ganti rugi mencapai angka fantastis, diperkirakan mencapai 100 juta pound atau setara dengan Rp 2 triliun.

Salah satu kasus yang mencuat adalah Jamie Scott, seorang ayah yang mengalami cedera otak permanen setelah mengalami pembekuan darah dan pendarahan di otak usai menerima vaksin pada April 2021.

Akibatnya, Scott tidak dapat bekerja, dan keluarganya harus berjuang menghadapi krisis yang mendalam. Ini menjadi contoh nyata dari efek samping serius yang disebut sebagai Thrombosis with Thrombocytopenia Syndrome (TTS), kondisi langka yang melibatkan pembekuan darah dan penurunan jumlah trombosit.

Meskipun awalnya menolak klaim-klaim tersebut, AstraZeneca akhirnya mengakui dalam dokumen hukumnya bahwa vaksin Covid-19 mereka memiliki kemungkinan menyebabkan TTS, meskipun insiden tersebut sangat jarang terjadi.

Pengakuan ini datang setelah proses hukum yang sengit, yang kini membuka jalan bagi korban lain untuk mengajukan tuntutan ganti rugi.

Pemerintah telah memberikan jaminan untuk menanggung biaya hukum yang muncul sebagai bagian dari dukungannya terhadap upaya vaksinasi.

Namun, di tengah kontroversi ini, penting untuk diingat bahwa vaksin AstraZeneca telah terbukti efektif dalam melawan pandemi Covid-19, menyelamatkan jutaan nyawa di seluruh dunia.

Menurut Dicky Budiman, seorang pakar epidemiologi dari Universitas Griffith Australia, manfaat vaksin ini jauh melampaui risiko yang ada.

“TTS ini adalah kondisi langka yang terjadi setelah vaksinasi COVID-19, khususnya vaksin AstraZeneca, kondisi langka artinya tidak semua seperti itu dan beberapa saja dan itu sedikit sekali,” kata Dicky, dikutip dari Detik.com.

Dicky juga menekankan pentingnya pemantauan dan edukasi mengenai potensi risiko efek samping. Masyarakat perlu memahami gejala yang mungkin timbul dan langkah-langkah yang harus diambil jika mengalami efek samping.

Pengakuan AstraZeneca ini tidak hanya menggugah kesadaran akan pentingnya transparansi dalam distribusi vaksin selama pandemi, tetapi juga menyoroti keberlanjutan upaya global dalam melawan Covid-19.

Meski menghadapi tantangan hukum, vaksinasi tetap menjadi tonggak utama dalam menyelamatkan nyawa dan memerangi penyebaran virus yang mematikan ini.

Share This Article