NTB Watch Gelar Dialog Interaktif, Antisipasi Gerakan Faham Radikalisme

Syahril Abdillah
3 Min Read
NTB Watch gelar Dialog interaktif bertempat di Yayasan Al Ma’rif NU Nurul Ulum Mertak Tombok (Foto: Redaksi)
NTB Watch gelar Dialog interaktif bertempat di Yayasan Al Ma’rif NU Nurul Ulum Mertak Tombok (Foto: Redaksi)

Lombok Tengah, Jurnalfaktual.id | NTB Watch gelar Dialog interaktif bertempat di Yayasan Al Ma’rif NU Nurul Ulum Mertak Tombok, kegiatan tersebut dihadiri oleh 80 lebih Siswa-siswi Nurul Ulum Mertak Tombok, Selasa, (15/10).

Dialog Interaktif dilakukan guna melakukan pencegahan sejak dini penyebaran Faham-faham Radikalisme, anti pancasila dan terorisme yang bertujuan untuk memecah belah Bangsa.

Acara tersebut dibuka langsung oleh kepala Madrasah Aliyah Nurul Ulum Mertak Tombok.

Hamzan Wadi selaku Wakil direktur NTB Watch menyampaikan dalam sambutannya, NTB Watch mengadakan sosialisasi diseluruh SLTA sederajat di NTB bertujuan agar siswa-siswi juga berperan penting dalam melakukan pencegahan terhadap faham-faham anti pancasila, Radikalisme dan terorisme.

“Karena tidak kalah penting bangi Siswa-siswi yang merupakan steak holder, yang harus dibina agar tetap semangat dalam menegakkan NKRI dan menolak mentah-mentah faham yang bertentangan dengan pancasila, UUD, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika,” ungkap Hamzan Wadi.

Agenda tersebut dilanjutkan dengan dialog interaktif oleh Narasumber dari berbagai backround keilmuan, diantaranya, Muhammad Fahmi M.Pd (Akademisi), Wahyu Satriadi ketua GP. Anshor Lombok Tengah (Pemuda), TGH. M. Nur, S.Pd.I Pimpinan Yayasan Pondok Pesantren Nurul Ulum Mertak Tombok.

Muhammad Fahmi selaku bidang akademisi, ia menyampaikan bahwa saat ini sudah banyak sekali menyebar faham-faham radikalisme, bahkan peyebaranya dimuali sejak di bangku sekolah, terlebih lebih di kampus kampus umum yg membebaskan mahasiswanya untuk masuk ke organisasi manapun.

“Tentu sekali sangatlah penting untuk seluruh elemen masyarakat termasuk pelajar untuk melakukan pencegahan sejak dini,” ungkap Muhamad Fahmi.

Sementara, Wahyu Satriadi juga menyampaikan bahwa pemuda adalah elemen dan unsur utama pembangun bangsa, bahkan maju mundurnya Negara terletak pada giat atau tidaknya pemuda dalam bekerja.

“Harapan Bangsa dalam memerangi radikalisme terletak pada pundaknya para kaum pemuda di Indonesia,” ungkap Wahyu Satriadi.

Kendati demikian, TGH. M. Nur selaku ketua Yayasan Pondok Pesantren Nurul Ulu, Mertak Tombok, sekaligus Rois Syuriyah MWCNU Praya, ia menuturkan, faham radikalisme disebarkan dengan berbagai macam modus, diantaranya menggunakan Modus Pondok Pesantren.

“Saya harap seluruh steak holder pondok pesantren untuk dengan tegas menolak faham-faham radikalisme dan terorisme,” imbuhnya.

“Mukmin yang kuat lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah,” katanya menambahkan TGH. M. Nur. (Lns)

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

TAGGED:
Share This Article