jfid – Meski telah mencuri perhatian sejak diluncurkan sebagai layanan web pada tahun 2022, kecerdasan buatan generatif ChatGPT ternyata belum sepopuler yang diperkirakan, menurut penelitian terbaru dari Institut Reuters di Universitas Oxford.
Studi ini mengeksplorasi sejauh mana masyarakat menggunakan AI seperti ChatGPT, Gemini dari Google, Copilot dari Microsoft, dan Grok milik Elon Musk, dengan melibatkan 12.217 responden dari berbagai negara seperti Argentina, Denmark, Prancis, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat melalui kuesioner online yang diselenggarakan oleh YouGov dari akhir Maret hingga awal April 2024.
Hasilnya menunjukkan bahwa meskipun ChatGPT adalah chatbot AI yang paling dikenal, dengan sekitar 50 persen responden mengaku pernah mendengarnya, penggunaannya masih terbatas.
Misalnya, di Jepang hanya 1 persen responden yang menggunakannya setiap hari, sementara di Prancis dan Inggris angka tersebut sedikit lebih baik di angka 2 persen.
Di Amerika Serikat, ChatGPT memiliki pengguna aktif harian sebesar 7 persen, namun ini masih menunjukkan angka yang relatif kecil.
Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa ChatGPT dan layanan AI serupa lebih sering digunakan untuk keperluan pribadi daripada di tempat kerja atau sekolah, di semua negara yang diteliti kecuali Argentina.
ChatGPT paling populer di kalangan anak muda, terutama mereka yang berusia 18-24 tahun, di mana 56 persen dari kelompok usia ini telah mencobanya, dibandingkan hanya 16 persen dari mereka yang berusia 55 tahun ke atas.
Masyarakat menggunakan AI generatif terutama untuk mengambil informasi, membuat konten, atau sekadar bereksperimen dengan teknologi.
Namun, para peneliti dari Institut Reuters, Dr. Richard Fletcher dan Prof. Rasmus Kleis Nielsen, mencatat bahwa banyak pengguna mungkin tidak menyadari bahwa mereka telah berinteraksi dengan AI generatif dalam aplikasi atau fitur yang tidak secara eksplisit diiklankan sebagai produk AI.
Meningkatnya penerapan AI di kalangan profesional berpotensi merambah ke kehidupan pribadi, namun ini sangat tergantung pada kemampuan vendor produk AI untuk meyakinkan perusahaan dan organisasi tentang efisiensi dan peluang yang ditawarkan teknologi ini.
Dengan demikian, meskipun ChatGPT dan teknologi serupa telah mendapatkan banyak sorotan, penerapannya dalam kehidupan sehari-hari pengguna masih terbilang jarang.
Penelitian ini menunjukkan bahwa ada ruang yang signifikan untuk meningkatkan penggunaan dan pemahaman tentang AI generatif di masa depan.