jfid – Raksasa-raksasa teknologi China, termasuk Alibaba, Xiaomi, Tencent, Sequoia, dan Hillhouse, telah memasuki arena persaingan kecerdasan buatan global dengan berinvestasi dalam startup AI bernama Zhipu.
Dengan mengumpulkan lebih dari 2,5 miliar yuan (sekitar Rp 5,4 triliun), Zhipu bertujuan untuk menantang dominasi ChatGPT milik OpenAI.
Salah satu proyek unggulan yang diembangkan oleh Alibaba adalah Tongyi Qianwen, sebuah produk yang ditujukan untuk konsumen perusahaan.
Alibaba juga memberikan dukungan kepada SenseTime, sebuah perusahaan yang menjadi pesaing serius bagi ChatGPT. SenseTime telah mengesankan dunia dengan kemampuan kecerdasan buatan mereka, didukung oleh akses perusahaan ke data yang sangat besar dan kekuatan komputasi yang luar biasa.
CEO SenseTime, Xu Li, telah memamerkan kehebatan SenseChat dengan contoh konkret. SenseChat dapat dengan lincah bercerita tentang kisah seekor kucing yang menangkap ikan, menjawab pertanyaan dengan cerdas, dan bahkan membantu dalam penulisan kode komputer.
Semua ini dilakukan dalam bahasa Inggris atau Mandarin, dan kemudian diterjemahkan menjadi produk yang bisa langsung diterapkan.
Meskipun prestasi ini mengesankan, masih ada kekhawatiran tentang apakah perusahaan-perusahaan China dapat memastikan akses yang andal ke chip dan teknologi kelas atas yang diperlukan untuk mengembangkan model AI skala besar dalam jangka panjang.
SenseTime sendiri harus beroperasi di bawah sanksi AS yang menghambat aksesnya ke modal serta komponen penting Amerika.
Meskipun demikian, dengan investasi besar yang ditanamkan oleh raksasa-raksasa teknologi China, Zhipu dan perusahaan sejenisnya memiliki potensi besar untuk mengatasi tantangan ini.
Seiring dengan pengembangan teknologi dan kerjasama lintas perusahaan, masa depan kecerdasan buatan China tampaknya akan menjadi salah satu yang paling menarik untuk diamati dalam dunia teknologi global.