jfid – Pendidikan tinggi di Indonesia menghadapi tantangan baru. Dua institusi pendidikan ternama,
Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” Jakarta, telah mengalami peningkatan signifikan dalam Uang Kuliah Tunggal (UKT) mereka.
Kenaikan ini menimbulkan pertanyaan penting: apakah akses ke pendidikan tinggi di Indonesia terancam?
UKT UNY: Kenaikan yang Signifikan
UNY, salah satu universitas negeri terkemuka di Indonesia, telah mengimplementasikan sistem UKT sejak beberapa tahun lalu.
Sistem ini membagi mahasiswa ke dalam berbagai golongan berdasarkan kemampuan ekonomi orang tua atau wali mereka.
Namun, tarif UKT untuk tahun ajaran 2024/2025 telah meningkat secara signifikan, berkisar mulai dari Rp 500.000 hingga Rp 5.950.000 per semester.
Kenaikan ini tentu saja memberikan beban tambahan bagi mahasiswa dan keluarganya.
FK UPN Jakarta: Biaya Pendidikan Kedokteran Melonjak
Sementara itu, FK UPN “Veteran” Jakarta, yang terkenal dengan program studi kedokterannya, juga menghadapi kenaikan biaya pendidikan.
Meski universitas ini menawarkan fasilitas lengkap dan pembelajaran yang memfasilitasi kebutuhan calon dokter dengan sangat baik,
kenaikan biaya pendidikan dapat menjadi hambatan bagi calon mahasiswa yang berasal dari keluarga berpenghasilan rendah.
Akses Pendidikan: Terancam?
Kenaikan UKT di UNY dan FK UPN Jakarta ini menimbulkan pertanyaan: apakah akses ke pendidikan tinggi di Indonesia terancam?
Pendidikan adalah hak semua warga negara, dan setiap individu harus memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
Namun, kenaikan biaya pendidikan ini dapat mempersempit akses ke pendidikan tinggi, terutama bagi mereka yang berasal dari keluarga berpenghasilan rendah.
Penutup
Pemerintah dan institusi pendidikan harus bekerja sama untuk menemukan solusi yang adil dan berkelanjutan.
Mungkin ini saatnya untuk mempertimbangkan kembali model pendanaan pendidikan tinggi di Indonesia,
dan mencari cara untuk memastikan bahwa setiap individu, terlepas dari latar belakang ekonominya,
memiliki akses ke pendidikan yang layak. Karena pada akhirnya, investasi terbaik yang bisa kita buat adalah investasi pada pendidikan.
Dalam situasi ini, sangat penting bagi para pemangku kepentingan untuk mendengarkan suara mahasiswa dan orang tua.
Transparansi dalam penetapan UKT dan peningkatan bantuan keuangan bisa menjadi langkah awal yang baik.
Dengan demikian, cita-cita untuk menjadikan pendidikan tinggi yang inklusif dan berkeadilan dapat tercapai.