jf.id – Gerakan Non-Blok (GNB) adalah sebuah gerakan politik yang menganut prinsip tidak terikat oleh salah satu blok dalam konfrontasi ideologi Barat-Timur yang terjadi pada masa Perang Dingin. GNB berdiri sebagai alternatif bagi negara-negara yang ingin menjaga kemerdekaan, kedaulatan, dan kerjasama antarbangsa tanpa harus memihak pada salah satu blok. GNB juga bertujuan untuk melenyapkan kolonialisme, rasisme, dan imperialisme dalam segala bentuk dan manifestasinya.
GNB bermula dari sebuah Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika (KAA) yang diadakan di Bandung, Indonesia, pada tahun 1955. Konferensi ini dihadiri oleh 29 negara dari Asia dan Afrika yang baru merdeka atau sedang berjuang untuk kemerdekaan dari penjajahan Barat. Konferensi ini menghasilkan Dasasila Bandung, yaitu sepuluh prinsip yang menjadi pedoman bagi kerjasama antarnegara Asia-Afrika.
Kata Non-Blok diperkenalkan pertama kali oleh Perdana Menteri India, Jawaharlal Nehru, dalam pidatonya tahun 1954 di Colombo, Sri Lanka. Nehru mengusulkan agar negara-negara Asia-Afrika tidak terlibat dalam aliansi militer dengan blok manapun, tetapi berusaha untuk menciptakan perdamaian dunia melalui koeksistensi damai.
Pendiri gerakan ini adalah lima pemimpin dunia yang terdiri dari Josip Broz Tito presiden Yugoslavia, Soekarno presiden Indonesia, Gamal Abdul Nasser presiden Mesir, Pandit Jawaharlal Nehru perdana menteri India, dan Kwame Nkrumah dari Ghana. Mereka dikenal sebagai Lima Besar atau Lima Pendiri GNB.
Konferensi Pertama GNB
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pertama GNB diadakan di Beograd, Yugoslavia, pada tanggal 1-6 September 1961. Konferensi ini merupakan kelanjutan dari KAA di Bandung dan bertujuan untuk mencetuskan prinsip politik bersama bagi negara-negara nonblok. Konferensi ini juga untuk mendirikan GNB sebagai sebuah organisasi internasional.
Konferensi ini dihadiri oleh 25 negara (8 dari Asia, 9 Afrika, 1 Eropa (Yugoslavia), 1 Amerika Latin (Kuba), dan 6 Arab). Tenaga pendorong konferensi ini adalah Presiden Tito yang semakin bergeser ke Dunia Ketiga karena ingin lepas dari isolasi kedua blok. Bertiga dengan Nehru dan Nasser, Tito memerankan kelompok vokal pertemuan.
Konferensi ini membahas berbagai isu global yang berkaitan dengan perdamaian dunia, kemerdekaan bangsa-bangsa, kerjasama ekonomi dan sosial, serta pelucutan senjata. Konferensi ini juga mengecam diskriminasi rasial, apartheid, kolonialisme, dan agresi militer yang dilakukan oleh blok Barat maupun Timur.
Konferensi ini menghasilkan Deklarasi Beograd, yaitu sebuah dokumen yang berisi tujuh poin utama sebagai landasan GNB. Poin-poin tersebut adalah:
Menegaskan kembali komitmen terhadap prinsip-prinsip Piagam PBB dan Dasasila Bandung.
Menyatakan bahwa negara-negara nonblok tidak akan menjadi anggota persekutuan militer atau ikut campur dalam urusan dalam negeri negara lain.
Menuntut penghormatan terhadap hak asasi manusia, kesetaraan rasial, dan penentuan nasib sendiri bagi semua bangsa.
Menyerukan penghentian uji coba senjata nuklir dan perlucutan senjata secara umum.
Mendukung perjuangan rakyat-rakyat yang masih berada di bawah penjajahan atau dominasi asing.
Menyuarakan solidaritas dan kerjasama antara negara-negara nonblok dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan teknologi.
Menyampaikan harapan untuk terciptanya perdamaian dunia yang berdasarkan keadilan dan saling menghormati.
Dampak dan Makna
Konferensi pertama GNB di Beograd merupakan sebuah tonggak sejarah bagi gerakan politik nonblok. Konferensi ini menunjukkan bahwa negara-negara nonblok memiliki suara dan pengaruh dalam arena politik internasional. Konferensi ini juga menegaskan identitas dan sikap negara-negara nonblok yang berbeda dari blok Barat maupun Timur.
Konferensi ini juga memberikan inspirasi dan motivasi bagi negara-negara yang sedang berjuang untuk kemerdekaan atau menghadapi tekanan dari blok manapun. Konferensi ini menawarkan sebuah visi tentang dunia yang lebih damai, adil, dan bebas dari dominasi atau campur tangan asing.
Konferensi ini juga membuka jalan bagi perkembangan dan perluasan GNB sebagai sebuah organisasi internasional. Sejak konferensi ini, GNB terus mengadakan KTT secara berkala untuk membahas isu-isu global dan regional yang relevan dengan kepentingan negara-negara nonblok. Jumlah anggota GNB juga terus bertambah seiring dengan munculnya negara-negara baru yang merdeka atau memilih untuk tidak terikat oleh blok manapun.
Konferensi pertama GNB di Beograd merupakan sebuah peristiwa penting dalam sejarah dunia pada abad ke-20. Konferensi ini melahirkan sebuah gerakan politik yang berani menantang status quo dunia yang dibagi oleh dua blok yang saling bersaing. Konferensi ini juga mencerminkan aspirasi dan harapan negara-negara nonblok untuk menciptakan dunia yang lebih baik bagi semua manusia.