Kiamat Dollar: Apakah Sang Mata Uang Global Terkuat Akan Runtuh?

Noer Huda By Noer Huda - Content Creator
7 Min Read

Jurnal Faktual – Dalam beberapa bulan terakhir, istilah “kiamat dollar” telah sering muncul dalam berbagai diskusi dan artikel tentang ekonomi global. Istilah ini merujuk pada kemungkinan bahwa dollar AS akan kehilangan posisinya sebagai mata uang cadangan dunia dan tidak lagi menjadi alat tukar utama dalam transaksi internasional. Beberapa negara telah mulai meninggalkan dollar AS sebagai mata uang dalam bertransaksi dan beralih menggunakan mata uang lokal atau bahkan menggunakan yuan China. Namun, apakah “kiamat dollar” benar-benar akan terjadi atau apakah itu hanya sebuah narasi yang dibesar-besarkan?

Sejarah Dollar

Sejarah mata uang Amerika Serikat dimulai dengan berbagai bentuk uang logam dari Eropa yang menjadi alat tukar yang populer di koloni-koloni Amerika pada awalnya. Mata uang kertas mulai digunakan sebagai alat tukar pada tingkat federal setelah Departemen Keuangan AS didirikan pada tanggal 2 September 1789.

Asal-usul kata “dollar” berasal dari kata Jerman “thaler” yang berarti “orang atau benda dari lembah”. “Thaler” adalah nama yang diberikan untuk koin pertama yang dicetak dari tambang perak pada tahun 1519 di Joachimsthal, Bohemia. Istilah ini kemudian berkembang menjadi “dollar” dalam bahasa Inggris.

Ad image

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar Dollar

Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi nilai tukar dollar AS terhadap mata uang lainnya. Salah satunya adalah hukum dasar penawaran dan permintaan. Jika permintaan untuk dollar meningkat, maka nilai tukarnya akan cenderung meningkat, dan sebaliknya. Permintaan yang tinggi dapat berasal dari stabilitas ekonomi AS, kepercayaan pada perekonomian AS, atau dari permintaan atas aset-aset denominasi dollar.

Selain itu, kekuatan ekonomi juga mempengaruhi nilai tukar dollar. Ketika ekonomi AS tumbuh dengan baik dan menunjukkan kinerja yang positif, investor dan pelaku pasar global cenderung mencari aset-aset denominasi dollar, yang pada gilirannya dapat meningkatkan nilai tukarnya.

Tingkat suku bunga juga memiliki pengaruh yang signifikan. Ketika suku bunga AS naik, investor dapat tertarik untuk menanamkan modalnya di AS karena imbal hasil yang lebih tinggi. Hal ini dapat menyebabkan permintaan atas dollar meningkat, dan akhirnya, meningkatkan nilai tukarnya.

Inflasi adalah faktor lain yang mempengaruhi nilai tukar dollar. Tingkat inflasi yang tinggi di AS dapat menyebabkan penurunan daya beli dollar, karena barang dan jasa menjadi lebih mahal. Dalam situasi seperti ini, permintaan atas dollar dapat menurun, sehingga nilai tukarnya turun.

GDP (Produk Domestik Bruto) juga memiliki peran penting dalam menentukan nilai tukar dollar. Pertumbuhan ekonomi yang kuat di AS dapat meningkatkan permintaan atas dollar dan meningkatkan nilai tukarnya. Sebaliknya, pertumbuhan ekonomi yang lemah dapat menyebabkan penurunan permintaan, yang dapat menyebabkan penurunan nilai tukar dollar.

Peran Federal Reserve System

Federal Reserve System, atau yang sering disebut sebagai Federal Reserve atau The Fed, adalah bank sentral Amerika Serikat. Lembaga ini didirikan pada tahun 1913 melalui Undang-Undang Federal Reserve, sebagai respons terhadap kepanikan finansial pada tahun 1907. Fungsi utamanya adalah untuk mengatur dan mengawasi kebijakan moneter dan keuangan di AS.

Federal Reserve memiliki peran krusial dalam menentukan tingkat suku bunga, mengatur jumlah uang beredar di pasar, dan menjaga stabilitas sistem keuangan. Kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Federal Reserve dapat berpengaruh besar terhadap nilai tukar dollar dan ekonomi AS secara keseluruhan.

Inflasi dan GDP

Inflasi adalah peningkatan harga-harga secara umum dan berkelanjutan dalam suatu perekonomian. Tingkat inflasi yang tinggi dapat menyebabkan penurunan daya beli dollar, sehingga permintaan terhadap mata uang tersebut menurun. Faktor-faktor seperti nilai tukar, harga komoditas internasional, dan perkembangan ekonomi global juga memengaruhi inflasi.

GDP (Produk Domestik Bruto) adalah nilai total semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam suatu negara dalam jangka waktu tertentu. Pertumbuhan ekonomi yang kuat dapat meningkatkan permintaan atas dollar, yang pada gilirannya dapat memperkuat nilai tukarnya. Sedangkan pertumbuhan ekonomi yang lemah dapat menyebabkan penurunan permintaan dan menurunkan nilai tukar dollar.

Kondisi Terkini Dollar

Informasi terbaru menunjukkan bahwa pada tanggal 24 Juli 2023, nilai tukar dollar AS terhadap rupiah melemah sedikit, namun tetap stabil di atas Rp 15.000. Meskipun beberapa negara telah beralih dari dollar AS dalam transaksi internasional, dollar masih memegang peranan penting sebagai mata uang cadangan dunia.

Narasi “Kiamat Dollar”

Istilah “kiamat dollar” merujuk pada potensi hilangnya dominasi dollar sebagai mata uang cadangan dunia dan alat tukar utama dalam transaksi internasional. Beberapa negara telah mulai beralih dari dollar, dan hal ini telah menimbulkan spekulasi tentang masa depan dollar sebagai mata uang global. Meskipun beberapa negara telah melakukan gerakan de-dollarization, masih belum jelas apakah hal ini akan menyebabkan “kiamat dollar” atau hanya merupakan narasi yang dibesar-besarkan.

Kesimpulan

Dalam artikel ini, telah diuraikan tentang sejarah dollar, faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar dollar, peran Federal Reserve System, pengaruh inflasi dan GDP terhadap nilai tukar dollar, serta kondisi terkini dollar. Meskipun beberapa negara telah beralih dari dollar AS, peran dollar sebagai mata uang cadangan dunia dan alat tukar utama dalam transaksi internasional masih relevan. Tantangan dan perkembangan ekonomi global di masa depan akan memainkan peran penting dalam menentukan apakah “kiamat dollar” akan menjadi kenyataan atau hanya sebuah narasi yang dibesar-besarkan?.

Share This Article