Catatan Peristiwa Tersembunyi Menjelang Hari Kemerdekaan Indonesia

Rasyiqi By Rasyiqi - Writer, Saintific Enthusiast
6 Min Read

Pada tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya dari penjajahan Jepang dan Belanda. Peristiwa ini merupakan salah satu momen paling bersejarah dan berarti bagi Indonesia. Namun, tahukah Anda bahwa ada banyak fakta-fakta tersembunyi yang jarang diungkap tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia? Artikel ini akan mengungkapkan enam fakta tersembunyi tersebut yang bersumber dari buku “Proklamasi Kemerdekaan Indonesia: Sebuah Kajian Sejarah” karya Prof. Dr. Taufik Abdullah.

Naskah Asli Proklamasi yang Ditulis Ir. Soekarno Dibuang ke Tong Sampah

Salah satu fakta tersembunyi yang mengejutkan adalah bahwa naskah asli Proklamasi yang ditulis tangan oleh Soekarno dengan pena mata jarum pada kertas berukuran 21 x 33 cm itu dibuang oleh seorang pegawai rumah tangga Soekarno karena dianggap sebagai kertas bekas. Naskah asli Proklamasi itu kemudian diselamatkan oleh B.M. Diah, seorang wartawan dan anggota PPKI, yang menemukannya di antara tumpukan sampah di halaman belakang rumah Soekarno . Naskah asli Proklamasi itu kini disimpan di Museum Nasional sebagai benda bersejarah yang sangat berharga.

Ir. Soekarno Membacakan Proklamasi dalam Keadaan Sakit

Fakta tersembunyi lainnya adalah bahwa Soekarno menderita sakit radang tenggorokan dan demam tinggi saat membacakan teks Proklamasi di depan ratusan orang pada 17 Agustus 1945. Soekarno sempat minum obat penurun panas dan berkumur dengan air garam sebelum naik ke panggung untuk membacakan Proklamasi. Suara Soekarno terdengar serak dan lemah saat membacakan Proklamasi, tetapi tetap penuh semangat dan haru.

Setelah Pembacaan Proklamasi, Lima Opsir Jepang Datang Menuntut Pembatalan

Fakta tersembunyi selanjutnya adalah bahwa lima opsir Jepang yang dipimpin oleh Mayor Jenderal Nishimura datang ke rumah Soekarno setelah pembacaan Proklamasi untuk menuntut agar Proklamasi dibatalkan karena dianggap melanggar janji Jepang untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Soekarno dan Hatta bersikeras untuk tidak membatalkan Proklamasi dan berpendapat bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hak bangsa Indonesia yang tidak bisa dicabut oleh siapa pun. Akhirnya Nishimura mengalah dan mengakui bahwa Jepang tidak bisa menghalangi keinginan bangsa Indonesia untuk merdeka.

Ad image

Foto Dokumentasi Pembacaan Proklamasi Disembunyikan di Bawah Pohon

Fakta tersembunyi berikutnya adalah bahwa foto-foto pembacaan Proklamasi yang diambil oleh Frans Mendur, seorang fotografer dari Antara, disembunyikan di bawah pohon di halaman rumah Soekarno untuk menghindari penyitaan oleh Jepang atau sekutu. Foto-foto tersebut kemudian ditemukan oleh B.M. Diah, yang juga menyelamatkan naskah asli Proklamasi, dan disimpannya di rumahnya. Foto-foto tersebut kini menjadi saksi bisu dari peristiwa bersejarah tersebut dan dipamerkan di berbagai museum dan media massa.

Penyebaran Berita Kemerdekaan Pertama Kali Bukan via RRI

Fakta tersembunyi yang terakhir adalah bahwa penyebaran berita kemerdekaan pertama kali dilakukan oleh Adam Malik, seorang wartawan dan anggota PPKI, melalui radio swasta miliknya yang bernama Suara Asia. Adam Malik mendapatkan izin dari Jepang untuk mengudara pada 17 Agustus 1945 dengan syarat tidak menyebarkan berita kemerdekaan. Adam Malik nekat menyebarkan berita kemerdekaan dengan menggunakan kode-kode tertentu yang hanya bisa dimengerti oleh orang Indonesia, seperti menyebutkan nama-nama pahlawan nasional dan lagu-lagu perjuangan.

Peristiwa Proklamasi Diangkat Menjadi Sebuah Film yang Dibintangi Mel Gibson

Fakta tersembunyi yang tidak kalah menarik adalah bahwa peristiwa Proklamasi menjadi inspirasi bagi sutradara Hollywood, Peter Weir, untuk membuat sebuah film yang berjudul The Year of Living Dangerously pada tahun 1982. Film tersebut dibintangi oleh Mel Gibson sebagai seorang wartawan Australia yang meliput peristiwa Proklamasi dan Sigourney Weaver sebagai seorang diplomat Inggris yang terlibat cinta segitiga dengan Mel Gibson dan seorang fotografer asal Cina. Film tersebut menggambarkan suasana politik dan sosial Indonesia pada masa itu dengan cukup akurat, meskipun ada beberapa kesalahan sejarah dan budaya.

Penutup

Artikel ini telah mengungkapkan enam fakta tersembunyi yang jarang diungkap tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia. Fakta-fakta tersebut menunjukkan bahwa peristiwa Proklamasi bukanlah sesuatu yang mudah dan sederhana, tetapi melibatkan banyak perjuangan, pengorbanan, dan keberanian dari para tokoh dan rakyat Indonesia. Fakta-fakta tersebut juga menunjukkan bahwa peristiwa Proklamasi memiliki dampak yang luas dan mendalam, tidak hanya bagi Indonesia, tetapi juga bagi dunia. Oleh karena itu, kita sebagai bangsa Indonesia harus mengenal fakta-fakta tersembunyi tersebut sebagai bagian dari sejarah bangsa kita. Kita juga harus menghargai dan menjaga kemerdekaan Indonesia yang telah diperjuangkan dengan darah dan air mata oleh para pendahulu kita. Kita harus bersyukur dan bangga menjadi bangsa Indonesia yang merdeka dan berdaulat.

Share This Article