Al-Qasim bin Muhammad: Keteladanan dari Cucu Sahabat Nabi dalam Menunaikan Ibadah Haji

Noer Huda By Noer Huda - Content Creator
3 Min Read
Al-Qasim bin Muhammad: Keteladanan dari Cucu Sahabat Nabi dalam Menunaikan Ibadah Haji
Al-Qasim bin Muhammad: Keteladanan dari Cucu Sahabat Nabi dalam Menunaikan Ibadah Haji

jfid – Menunaikan ibadah haji merupakan impian setiap Muslim.

Namun, ada kisah inspiratif dari zaman Rasulullah SAW yang menunjukkan ketekunan dan ketakwaan dalam menunaikan ibadah ini dengan cara yang luar biasa.

Salah satunya adalah kisah Al-Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar Ash-Shiddiq, cucu sahabat Nabi SAW, yang menunaikan ibadah haji dengan berjalan kaki.

Sosok Al-Qasim bin Muhammad

Al-Qasim bin Muhammad adalah seorang yang sangat dihormati di zamannya.

Ad image

Ia merupakan cucu dari Abu Bakar RA, sahabat terdekat Rasulullah SAW, dan keponakan dari Ummul Mukminin Aisyah RA.

Ayahnya, Muhammad bin Abu Bakar Ash-Shiddiq, menikah dengan putri Yazdajird, raja terakhir Persia, sehingga Al-Qasim juga memiliki darah bangsawan Persia.

Dikenal karena ketakwaan dan kecerdasannya, Al-Qasim menjadi salah satu dari tujuh fuqaha Madinah yang terkenal.

Ia mewarisi banyak sifat mulia dari kakeknya, Abu Bakar RA, termasuk keteguhan iman, kezuhudan, dan kecerdasan yang tajam.

Di masanya, ia dianggap sebagai orang yang paling berilmu, cerdas, dan berakhlak mulia.

Perjalanan Haji yang Inspiratif

Dikisahkan dalam buku 198 Kisah Haji Wali-Wali Allah karya Abdurrahman Ahmad As-Sirbuny, Al-Qasim bin Muhammad pada usia sekitar 72 tahun menunaikan ibadah haji dengan berjalan kaki.

Meskipun sudah tua, kondisinya masih terlihat kuat, membuktikan keteguhan dan semangatnya dalam menjalankan ibadah.

Namun, ajal menjemput Al-Qasim dalam perjalanan haji tersebut.

Menyadari ajalnya sudah dekat, ia berpesan kepada putranya agar mengafani jenazahnya dengan pakaian yang biasa dipakai untuk salat sehari-hari, seperti yang dilakukan oleh kakeknya, Abu Bakar RA.

Al-Qasim juga meminta agar keluarganya tidak meratapi kepergiannya berlebihan dan segera meninggalkan makam setelah proses pemakaman selesai.

Keteladanan dalam Menghadapi Kritikan

Sebelum wafat, Al-Qasim sempat terlibat dalam suatu pertikaian ketika membagi-bagikan harta sedekah dengan adil.

Seorang laki-laki yang tidak puas dengan bagiannya datang menghampiri Al-Qasim di masjid dan menuduhnya tidak adil.

Putra Al-Qasim yang tidak terima dengan tuduhan tersebut langsung membela ayahnya.

Namun, Al-Qasim dengan bijak menegur putranya agar tidak berbicara tentang hal yang tidak diketahuinya.

Sikap ini menunjukkan keteladanan Al-Qasim dalam menghadapi kritik dengan tenang dan mendidik anaknya untuk bersikap bijaksana.

Pelajaran Berharga dari Kisah Al-Qasim

Kisah Al-Qasim bin Muhammad memberikan banyak pelajaran berharga bagi kita.

Ketekunan dan ketakwaannya dalam menunaikan ibadah haji, meskipun harus berjalan kaki di usia yang sudah tua, menunjukkan dedikasi dan semangatnya yang luar biasa.

Sikapnya dalam menghadapi kritik dengan bijak dan mendidik anaknya untuk bersikap adil dan tidak terburu-buru dalam menilai orang lain juga merupakan contoh yang patut diteladani.

Dalam menjalani kehidupan, kita diajarkan untuk tetap teguh dalam iman, bersikap adil, dan menghadapi segala ujian dengan kesabaran dan kebijaksanaan.

Share This Article