jfid – Kasus perselingkuhan yang melibatkan Suryo Ditya Aji (SDA), pejabat PPK BPTD Sulawesi Utara, dan mahasiswi Universitas Sam Ratulangi, Julia Ester Treviska Kairupan (JE), telah mengejutkan masyarakat setelah video penggerebekan viral di media sosial.
Kejadian ini tidak hanya mengungkap hubungan gelap antara SDA dan JE, tetapi juga menimbulkan reaksi emosional dari istri sah SDA, P.
Kronologi Kejadian
Penggerebekan terjadi pada 2 Juni 2024, ketika P, yang mulai curiga dengan perilaku suaminya, memutuskan untuk menyelidiki. Dalam video yang beredar luas, P terlihat marah dan sangat emosional saat mendapati suaminya berada di sebuah rumah mewah bersama JE.
“Saya merasa dikhianati setelah baru menikah setahun. Ini adalah pengkhianatan yang tidak bisa saya terima,” ungkap P dalam video tersebut.
P juga menambahkan, “Suami saya selalu memberikan alasan yang tidak masuk akal untuk menghindar. Saya tidak pernah menyangka dia akan melakukan ini kepada saya.” Penggerebekan ini mengungkap bahwa SDA dan JE telah menjalin hubungan yang lebih serius, yang berujung pada kelahiran seorang anak yang kini berusia 8 bulan.
Reaksi Publik
Kejadian ini segera menarik perhatian publik, dengan banyak netizen memberikan komentar dan dukungan kepada P. Banyak yang merasa simpati terhadap situasi yang dihadapi P, dan menilai tindakan SDA sebagai bentuk pengkhianatan yang tidak dapat diterima. Video penggerebekan ini menjadi viral, dengan banyak orang membagikan dan mendiskusikannya di berbagai platform media sosial.
Tindakan Pihak BPTD Sulut
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi atau tindakan disiplin yang diumumkan oleh pihak BPTD Sulut terhadap SDA. Masyarakat menantikan klarifikasi dari instansi terkait mengenai langkah-langkah yang akan diambil, mengingat skandal ini telah mencoreng nama baik institusi.
“Kami masih menunggu informasi lebih lanjut dari pimpinan mengenai situasi ini,” ungkap seorang sumber di BPTD yang enggan disebutkan namanya.
Dampak Emosional dan Sosial
Kasus ini bukan hanya berdampak pada individu yang terlibat, tetapi juga menimbulkan dampak sosial yang lebih luas.
Banyak yang menganggapnya sebagai pengingat pentingnya komunikasi dan kejujuran dalam hubungan pernikahan. Situasi ini juga membuka diskusi tentang norma sosial dan etika dalam hubungan, terutama di kalangan pejabat publik.
Skandal perselingkuhan ini telah menjadi sorotan utama di Sulawesi Utara, menimbulkan berbagai reaksi dari masyarakat dan media. Dengan belum adanya tindakan resmi dari BPTD Sulut, publik terus menunggu perkembangan lebih lanjut mengenai kasus ini.
Kejadian ini menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya integritas dalam kehidupan pribadi dan profesional, serta dampak yang ditimbulkan oleh tindakan yang tidak bertanggung jawab.
