Ad image

Seorang Turis Asal Inggris Sabrina Sarmoria Trauma Liburan ke Bali, Ini 4 Alasan Kenapa Trauma!!

Lukman Sanjaya By Lukman Sanjaya
6 Min Read
Seorang Turis Asal Inggris Sabrina Sarmoria Trauma Liburan ke Bali, Ini 4 Alasan Kenapa Trauma!! (Ilustrasi)
Seorang Turis Asal Inggris Sabrina Sarmoria Trauma Liburan ke Bali, Ini 4 Alasan Kenapa Trauma!! (Ilustrasi)
- Advertisement -

jfid – Sabrina Sarmoria, seorang travel influencer dari Leeds, Inggris, mengungkapkan kekecewaannya setelah berlibur ke Bali.

Dalam video TikTok yang diunggah pada awal Maret 2024, Sabrina mengisahkan berbagai pengalaman buruk yang membuatnya kapok mengunjungi pulau yang sering disebut sebagai “surga wisata” ini.

Berikut analisis mendalam tentang empat alasan yang membuat Sabrina memutuskan untuk tidak kembali ke Bali.

Dilansir dari Tempo.co

1. Ditipu Sopir Taksi

Setibanya di Bali, Sabrina langsung menghadapi masalah dengan sopir taksi.

Alih-alih mendapatkan layanan yang ramah dan profesional, Sabrina dan pasangannya justru menjadi korban penipuan.

Ketika mereka hendak memesan taksi online, seorang pria menawarkan jasa transportasi dengan tarif tiga kali lipat dari harga normal.

Sabrina menolak dan menunjukkan tarif sebenarnya di ponselnya.

Namun, kesepakatan akhir tetap lebih tinggi demi kenyamanan mereka.

Selama perjalanan, sopir tersebut pura-pura tidak mendengar alamat hotel yang disebutkan, mengklaim salah arah, dan akhirnya menambah biaya perjalanan.

Sabrina yang melacak rute menggunakan Google Maps mengetahui bahwa sopir tersebut berbohong.

Ketika akhirnya sampai di hotel, biaya taksi sudah berlipat ganda dari yang disepakati.

Kasus ini bukan hal baru bagi turis di Bali. Penipuan oleh sopir taksi sering menjadi keluhan utama wisatawan.

Solusinya bisa berupa pengetatan regulasi dan pengawasan terhadap jasa transportasi untuk melindungi turis dari praktik curang.

2. Kebisingan di Canggu

Sabrina menginap di Canggu, daerah yang dikenal dengan pesona pantainya dan kafe-kafe Instagrammable.

Namun, bagi Sabrina, Canggu menjadi mimpi buruk karena kebisingan proyek pembangunan yang tak kunjung henti.

Tidurnya terganggu oleh suara mesin dan aktivitas konstruksi.

Dia juga terganggu oleh banyaknya sepeda motor yang mengeluarkan asap hitam.

Masalah kebisingan dan polusi di Canggu menunjukkan tantangan besar dalam mengelola destinasi wisata yang sedang berkembang pesat.

Pemerintah setempat perlu menyeimbangkan antara pembangunan infrastruktur dan kenyamanan pengunjung.

Regulasi ketat tentang proyek konstruksi dan kebersihan udara sangat diperlukan untuk menjaga kualitas lingkungan bagi turis.

3. Sampah Menumpuk di Pantai

Keindahan pantai Bali sering menjadi daya tarik utama. Namun, Sabrina dikecewakan oleh tumpukan sampah yang dia temukan di pantai, termasuk puing-puing konstruksi dan botol plastik yang mengganggu peselancar.

“Ini semua terjadi dalam 48 jam pertama, dan masalah terus berlanjut,” kata Sabrina.

Masalah sampah di pantai Bali bukanlah fenomena baru. Berbagai program pembersihan pantai dan kampanye kesadaran lingkungan sudah sering dilakukan, tetapi tantangannya tetap besar.

Perlu ada upaya yang lebih serius dan berkelanjutan dari pemerintah, penduduk lokal, dan turis sendiri untuk menjaga kebersihan pantai.

Kolaborasi antara sektor publik dan swasta dalam mengelola limbah bisa menjadi solusi efektif.

4. Bali Belly

Sabrina juga mengalami “Bali belly,” istilah yang digunakan untuk diare yang disebabkan oleh konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi.

Gejala ini mulai dengan rasa mual dan kembung yang luar biasa, hingga sakit perut yang hebat.

Meski sudah berusaha menjaga kebersihan dengan hanya minum air kemasan dan makan di hotel berbintang, Sabrina tetap terkena Bali belly.

Pengalaman Sabrina ini mencerminkan masalah kesehatan yang sering dialami oleh wisatawan di Bali.

Penyebab utama Bali belly biasanya adalah kebersihan yang kurang terjaga dalam pengolahan makanan dan air.

Untuk mengatasi ini, perlu ada peningkatan standar higienis di industri perhotelan dan restoran.

Edukasi kepada pengusaha kuliner tentang pentingnya kebersihan juga krusial.

Pelajaran dari Pengalaman Sabrina

Sabrina Sarmoria bukanlah satu-satunya turis yang mengalami kejadian tidak menyenangkan di Bali.

Pengalamannya memberi pelajaran penting bagi para wisatawan dan pengelola destinasi wisata. Bagi turis, selalu berhati-hati dan waspada adalah kunci.

Memilih layanan transportasi yang terpercaya, menghindari area konstruksi, menjaga kebersihan pribadi, dan tetap waspada terhadap makanan dan minuman yang dikonsumsi bisa membantu mengurangi risiko pengalaman buruk.

Bagi pemerintah dan pengelola wisata di Bali, tantangan ini menjadi panggilan untuk bertindak lebih serius.

Memperketat regulasi, meningkatkan infrastruktur, menjaga kebersihan, dan mengedukasi pelaku industri wisata adalah langkah penting untuk menjaga reputasi Bali sebagai destinasi wisata dunia.

Kisah Sabrina Sarmoria adalah cermin dari berbagai tantangan yang dihadapi Bali sebagai destinasi wisata populer.

Meski banyak wisatawan yang menikmati liburan mereka di Bali, pengalaman buruk seperti yang dialami Sabrina tidak boleh diabaikan.

Perbaikan terus-menerus dalam aspek-aspek yang telah disebutkan akan membantu memastikan bahwa Bali tetap menjadi surga wisata yang diimpikan oleh banyak orang.

Dengan komitmen bersama dari pemerintah, pelaku industri, dan wisatawan sendiri, Bali bisa terus menjadi destinasi yang memikat dan aman untuk dikunjungi.

- Advertisement -
Share This Article