jfid – Mustaribin berasal dari bahasa Arab “Musta’rib” yang berarti orang yang ahli bahasa, agama, dan budaya Arab.
Dalam konteks keamanan Israel, Mustaribin adalah unit penyamaran yang diturunkan khusus di Palestina dan di negara-negara Arab lainnya untuk menjalankan misi khusus, seperti mengumpulkan data intelijen, menangkap atau membunuh aktivis Palestina, atau mengacaukan protes dan perlawanan.
Mustaribin memiliki sejarah yang panjang dan gelap. Unit pertama Mustaribin didirikan pada tahun 1942, sebelum Israel dideklarasikan. Mereka menjadi bagian dari Palmach, pasukan tempur elit dari Haganah, organisasi paramiliter Yahudi di Palestina pada masa mandat Inggris.
Mereka kemudian menjadi cikal bakal dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF) modern. Mustaribin terlibat dalam berbagai operasi rahasia, seperti pembunuhan politik, sabotase, dan infiltrasi.
Salah satu operasi Mustaribin yang paling terkenal dan kontroversial adalah pemboman barak Beirut pada tahun 1983, yang menewaskan 307 orang, termasuk 241 tentara AS dan 58 tentara Prancis yang menjadi bagian dari Pasukan Multinasional di Lebanon (MNF), sebuah operasi perdamaian selama perang saudara Lebanon.
Menurut beberapa sumber, Mustaribin bertanggung jawab atas pengeboman tersebut, yang dilakukan oleh dua pembom bunuh diri yang mengendarai truk bermuatan bahan peledak setara dengan 12.000 pon TNT.
Mustaribin juga mengklaim bertanggung jawab atas pengeboman tersebut dengan nama Islamic Jihad, sebuah kelompok militan pro-Iran.
Pelatihan Mustaribin
Mustaribin adalah bagian dari pasukan operasi khusus elit dalam IDF, yang memiliki berbagai nama dan formasi, seperti Samson Unit, Duvdevan Unit, atau Unit 217. Mereka mendapat pelatihan yang intensif agar bisa berpikir dan bertindak layaknya warga Palestina.
Mereka juga belajar tradisi, dialek, dan aksen Arab sesuai dengan wilayah operasi mereka. Mereka bahkan dituntut paham dan fasih menjalankan shalat, puasa, dan kebiasaan keagamaan Islam lainnya.
Pelatihan Mustaribin meliputi berbagai aspek, seperti seni bela diri, penembakan, pengintaian, penyamaran, penyelundupan, penghancuran, dan interogasi. Mereka juga belajar tentang sejarah, geografi, politik, dan sosial-budaya Palestina dan negara-negara Arab lainnya.
Mereka sering berlatih di kamp-kamp rahasia yang meniru kondisi di lapangan, seperti perkampungan, pasar, atau masjid. Mereka juga sering berinteraksi dengan warga Arab yang bekerja sebagai informan atau kolaborator untuk meningkatkan kemampuan mereka.
Aksi Mustaribin
Mustaribin terlibat dalam banyak aksi kekerasan dan pembunuhan terhadap warga Palestina, terutama di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Mereka sering menyusup ke dalam demonstrasi dan protes anti-Israel, dan kemudian menyerang para demonstran dengan senjata api atau pisau.
Mereka juga sering menyerbu rumah sakit, sekolah, masjid, atau tempat-tempat lain yang menjadi tempat perlindungan atau perawatan bagi warga Palestina yang terluka atau sakit. Mereka tidak segan-segan membunuh anak-anak, wanita, atau orang tua yang tidak berdaya.
Salah satu contoh aksi Mustaribin yang mengejutkan adalah pembunuhan Muhammad Abu Khdeir, seorang remaja Palestina berusia 16 tahun, pada tahun 2014. Muhammad diculik oleh empat orang Mustaribin yang mengendarai mobil berpelat nomor Israel.
Mereka membawanya ke sebuah hutan di Yerusalem, dan kemudian membakarnya hidup-hidup. Pembunuhan ini memicu gelombang protes dan kekerasan di Palestina, yang dikenal sebagai Intifada Ketiga.
Penutup
Mustaribin adalah ancaman nyata dan serius bagi rakyat Palestina, yang harus berjuang melawan penjajahan dan penindasan Israel. Mereka adalah musuh yang harus diwaspadai setiap saat, yang bisa muncul kapan saja dan di mana saja.
Mereka adalah simbol dari kekejaman dan kecurangan Israel, yang tidak menghormati hak asasi manusia, hukum internasional, atau nilai-nilai kemanusiaan. Mereka adalah bukti dari kegagalan dunia untuk menegakkan keadilan dan perdamaian di tanah suci Palestina.