Jakarta – Indosarang, sebuah platform yang seharusnya menjadi tempat pertukaran informasi bagi warga Korea Selatan yang bekerja di Indonesia, kini justru menjadi sorotan. Pasalnya, platform ini digunakan untuk menyebarkan hinaan dan rasisme terhadap warga Indonesia.
Indosarang: Sarana Rasisme?
Indosarang awalnya dimaksudkan sebagai forum bagi orang-orang Korea yang tinggal dan bekerja di Indonesia. Namun, forum ini sekarang sering digunakan untuk pelecehan dan penghinaan.
Beberapa komentar di platform ini menggunakan bahasa kasar dan merendahkan orang Indonesia. Bahkan, mereka tidak segan-segan menyinggung agama dan perempuan Indonesia.
Komentar-komentar bernada rasis ini dilontarkan oleh orang-orang Korea Selatan yang sedang bekerja di Indonesia.
Masyarakat Indonesia dihina dengan berbagai cacian hingga menghina fisik. Bahkan, agama, terutama Islam, menjadi salah satu sasaran penghinaan mereka.
Reaksi Publik dan Permintaan Maaf
Publik Tanah Air sangat marah dengan tindakan orang-orang Korea Selatan yang bekerja di Indonesia ini. Warganet pun mendesak penutupan platform Indosarang. Tagar #TutupIndosarang dan #RasismeTidakDiterima pun ramai di media sosial.
Sebagai respons, pemilik forum Indosarang telah menyampaikan permintaan maaf kepada anggota forum yang menuliskan komentar negatif tersebut.
“Halo, sebagai pemilik situs, saya menyadari bahwa beberapa tulisan yang tidak baik telah diterjemahkan dan tersebar di luar situs kami,” tulis pemilik forum Indosarang dalam sebuah pernyataan resmi.
Kesal dengan Forum Indosarang
YouTuber asal Korea Selatan, Jang Hansol, yang pernah tinggal di Indonesia sejak kecil hingga SMA, mengaku sangat kesal dengan tindakan tersebut.
“Aku jujur agak ikut emosi melihat situasi ini,” kata Hansol dalam video di kanal YouTube Korea Reomit yang diunggah pada Selasa, 11 Juni 2024.
Hansol berharap Kedutaan Besar Republik Korea di Indonesia dan polisi setempat bisa menangkap orang-orang yang menuliskan kalimat penghinaan dan rasisme terhadap orang Indonesia. “Ini tidak bisa dibiarkan. Kita harus bersatu melawan rasisme,” tegas Hansol dalam videonya.
Desakan Penutupan dan Tindakan Selanjutnya
Warganet terus mendesak agar platform Indosarang ditutup. Mereka berargumen bahwa forum ini sudah terlalu sering digunakan untuk menyebarkan kebencian dan penghinaan. Petisi online untuk menutup Indosarang telah mendapatkan ribuan tanda tangan dalam waktu singkat.
Selain itu, beberapa aktivis juga menyerukan agar pemerintah Indonesia mengambil tindakan tegas terhadap platform yang menyebarkan rasisme.
“Kami tidak bisa membiarkan ini terus berlanjut. Pemerintah harus bertindak,” kata salah satu aktivis dalam sebuah wawancara.
Pentingnya Tindakan Kolektif
Kasus Indosarang ini menyoroti betapa pentingnya tindakan kolektif dalam melawan rasisme dan kebencian.
Masyarakat harus terus mengawasi dan melaporkan setiap tindakan rasisme yang terjadi, baik online maupun offline. Media sosial bisa menjadi alat yang efektif untuk melawan rasisme jika digunakan dengan bijak.
Dalam menghadapi kasus seperti ini, penting bagi kita semua untuk tetap bersatu dan tidak terprovokasi.
Rasisme adalah masalah serius yang harus dihadapi bersama-sama. Kita perlu mendukung upaya-upaya yang mendorong toleransi dan penghormatan antar budaya.
Kesimpulan
Kasus Indosarang ini menjadi pelajaran bagi kita semua bahwa rasisme dan penghinaan tidak memiliki tempat di masyarakat kita.
Mari kita berharap bahwa insiden seperti ini tidak terjadi lagi di masa depan dan kita semua dapat hidup dalam harmoni dan saling menghargai.