Mendorong Perubahan Norma dan Tradisi Perkawinan di Jepang

zing By zing
4 Min Read
Lebih dari Sekedar Mitos, Friendship Marriage Menawarkan Alternatif Pernikahan Unik
Lebih dari Sekedar Mitos, Friendship Marriage Menawarkan Alternatif Pernikahan Unik
- Advertisement -

jfid – Dalam beberapa dekade terakhir, masyarakat Jepang telah menyaksikan perubahan signifikan dalam pandangan terhadap perkawinan dan hubungan antarpribadi.

Salah satu fenomena terbaru adalah meningkatnya popularitas friendship marriage atau pernikahan persahabatan.

Konsep ini menekankan pernikahan yang dibangun atas dasar persahabatan, bukannya romantisme tradisional.

Artikel ini akan membahas dampak sosial dari friendship marriage serta bagaimana fenomena ini mendorong perubahan norma dan tradisi perkawinan di Jepang.

Ad image

Apa itu Friendship Marriage?

Friendship marriage merujuk pada pernikahan di mana dua individu, yang biasanya sudah berteman dekat, memutuskan untuk menikah tanpa ada ikatan romantis.

Pernikahan jenis ini bertujuan untuk menciptakan kestabilan emosional dan finansial, serta mendukung satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari.

Ini sering dianggap sebagai solusi praktis bagi banyak orang yang merasa tekanan sosial untuk menikah, namun tidak tertarik atau tidak menemukan pasangan romantis yang sesuai.

Perubahan Norma Sosial

Redefinisi Peran dalam Pernikahan

Tradisionalnya, pernikahan di Jepang sangat diwarnai oleh ekspektasi gender yang kaku,

di mana suami biasanya adalah pencari nafkah utama dan istri bertanggung jawab atas urusan rumah tangga.

Friendship marriage menantang norma ini dengan menciptakan dinamika yang lebih egaliter,

di mana kedua pasangan berbagi tanggung jawab rumah tangga dan finansial secara lebih seimbang.

Pengurangan Tekanan untuk Menikah

Banyak orang di Jepang, terutama wanita, merasa tekanan yang kuat untuk menikah dan memiliki anak pada usia tertentu.

Dengan adanya friendship marriage, tekanan ini berkurang karena individu dapat memilih untuk menikah dengan teman dekat tanpa harus mencari pasangan romantis yang sempurna.

Ini juga mengurangi stigma terhadap wanita yang tetap lajang atau menikah di usia yang lebih tua.

Perubahan Pandangan tentang Cinta dan Pernikahan

Friendship marriage juga menggeser pandangan masyarakat tentang apa yang membuat pernikahan berhasil.

Cinta romantis bukan lagi satu-satunya faktor yang dianggap penting.

Kesamaan nilai, saling menghormati, dan komitmen jangka panjang menjadi pilar utama dalam pernikahan ini.

Dampak Terhadap Tradisi Perkawinan

Upacara Pernikahan

Friendship marriage cenderung merayakan upacara pernikahan yang lebih sederhana dan intim.

Tradisi pernikahan besar yang melibatkan banyak tamu dan ritual mewah menjadi kurang populer di kalangan pasangan ini.

Mereka lebih memilih perayaan yang mencerminkan kepribadian dan nilai-nilai mereka.

Pengelolaan Keluarga

Dalam friendship marriage, pengelolaan keluarga sering kali lebih terbuka dan fleksibel.

Misalnya, pengasuhan anak bisa dilakukan bersama dengan model yang lebih egaliter, di mana kedua orang tua terlibat secara aktif dan setara.

Perubahan Hukum dan Kebijakan

Meningkatnya friendship marriage juga mendorong perubahan dalam kebijakan publik dan hukum.

Ada dorongan untuk mengakui dan mendukung berbagai bentuk keluarga di luar pernikahan tradisional,

termasuk hak-hak hukum yang sama bagi pasangan dalam friendship marriage.

Penutup

Friendship marriage di Jepang merupakan cerminan dari perubahan sosial yang lebih besar,

di mana masyarakat mulai mengakui dan menerima berbagai bentuk hubungan dan keluarga.

Fenomena ini tidak hanya menantang norma dan tradisi perkawinan yang ada,

tetapi juga membuka ruang bagi individu untuk memilih jalan hidup yang sesuai dengan nilai dan kebutuhan mereka.

Dengan demikian, friendship marriage berpotensi membawa dampak positif

dalam menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan toleran terhadap keragaman hubungan antarpribadi.

- Advertisement -
Share This Article