Kebahagiaan Itu Nggak Cuma Soal Pencapaian: Renungan Harian Katolik 6 Agustus 2024!

Lukman Sanjaya By Lukman Sanjaya
5 Min Read
a nativity scene of three figurines of jesus and mary

jfid – Kebahagiaan, kata yang sering kali kita kejar mati-matian, namun kerap kali sulit kita genggam.

Bagi umat Katolik, hari ini, Selasa 6 Agustus 2024, merupakan momen untuk merenungkan apa arti kebahagiaan yang sejati.

Pesta Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya yang diperingati hari ini, memberikan kita kesempatan untuk melihat kembali makna dari kebahagiaan itu sendiri.

Bacaan hari ini diambil dari 2Ptr 1:16-19, Mazmur 97:1-2, 5-6, 9, dan Markus 9:2-10.

Ad image

Dalam bacaan tersebut, kita diajak untuk menyelami pengalaman para murid Yesus saat mereka menyaksikan kemuliaan-Nya di atas gunung.

Sebuah pengalaman yang penuh keajaiban dan kebahagiaan, namun juga sarat dengan pelajaran hidup yang mendalam.

Mengupas Kebahagiaan dalam Bacaan Injil

Dalam bacaan dari Markus 9:2-10, kita melihat Yesus membawa Petrus, Yakobus, dan Yohanes naik ke sebuah gunung yang tinggi.

Di sana, mereka menyaksikan Yesus berubah rupa, berkilauan dalam kemuliaan bersama dengan Musa dan Elia.

Kebahagiaan yang dirasakan para murid begitu kuat hingga Petrus spontan berkata, “Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini.”

Namun, kebahagiaan yang dirasakan para murid ini bukanlah tujuan akhir.

Yesus justru mengajak mereka turun dari gunung, kembali ke kehidupan nyata.

Mengapa demikian? Karena kebahagiaan sejati bukanlah sesuatu yang harus dicari dan diraih, melainkan sebuah kondisi hati yang damai dan bersatu dengan Tuhan.

Kebahagiaan: Lebih dari Sekadar Pencapaian

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mengukur kebahagiaan berdasarkan pencapaian.

Kekayaan, prestasi, harmoni dalam keluarga, atau pengakuan dari orang lain sering menjadi tolok ukur kebahagiaan kita.

Namun, bacaan hari ini mengingatkan kita bahwa kebahagiaan yang sejati bukanlah soal pencapaian eksternal, melainkan soal kedamaian internal.

Yesus mengajak kita untuk turun dari gunung kebahagiaan sesaat dan menghadapi kehidupan nyata dengan hati yang damai.

Kedamaian hati inilah yang akan membawa kita pada kebahagiaan sejati.

Ketika hati kita damai, kita akan selalu merasakan kehadiran Tuhan dalam setiap aspek kehidupan kita.

Kedamaian itu tidak hanya sesaat, tetapi bertahan lama, karena didasarkan pada kesatuan dengan Tuhan.

Refleksi: Kebahagiaan dalam Kehidupan Sehari-hari

Bacaan Injil hari ini mengajak kita untuk merenungkan dan mengalami kedamaian hati sebagai tanda kebahagiaan sejati.

Ketika hati kita damai, segala pikiran, perasaan, dan tindakan kita akan selalu penuh dengan berkat Tuhan.

Kita tidak akan pernah mengeluh, menuntut, atau menyalahkan orang lain, tetapi selalu mengalami kesatuan hati dengan Tuhan secara nyata.

Mari kita senantiasa memperbarui hati agar selalu merasa damai berbekal keyakinan atas kesatuan kita dengan Tuhan sendiri.

Apa pun yang kita perjuangkan dalam hidup ini, semoga menjadi cara bagi kita untuk bisa bersatu dengan Tuhan.

Seperti yang dikatakan oleh Pastor Vikaris paroki Katedral Kristus Raja Purwokerto, Magister Novis OFM, Ia Indra Pamungkas Pr, dalam bukunya Inspirasi Pagi, “Hidup yang sesungguhnya adalah ketika mereka mau turun gunung dan menjalani kenyataan.”

Penutup: Doa untuk Kedamaian dan Kebahagiaan Sejati

Allah yang mahaluhur, ketika Yesus menampakkan kemuliaan-Nya di atas gunung, Engkau mengukuhkan rahasia-rahasia iman dengan kesaksian para nabi.

Kaunyatakan pula pengangkatan umat manusia menjadi putera-Mu.

Semoga kami mendengarkan suara Putera-Mu yang tercinta, supaya layak menjadi sewaris dengan-Nya.

Demi Yesus Kristus, pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin.

Renungan hari ini mengajak kita untuk menggali kebahagiaan sejati yang berasal dari kedamaian hati dan kesatuan dengan Tuhan.

Semoga berkat Allah senantiasa menyertai keseharian kita. Amin.

Dengan meresapi renungan ini, kita diajak untuk melihat bahwa kebahagiaan sejati adalah sesuatu yang lebih dalam daripada sekadar pencapaian.

Ini adalah undangan untuk menjalani hidup dengan hati yang damai, selalu merasakan kehadiran Tuhan dalam setiap langkah kita.

Mari kita terus berjuang untuk kebahagiaan sejati dalam kedamaian dan kesatuan dengan Tuhan.

Share This Article