jfid – Pernikahan adalah salah satu momen penting dalam hidup seseorang. Banyak orang yang berharap bisa menjalani pernikahan yang harmonis dan langgeng. Namun, kenyataannya tidak selalu sesuai dengan harapan. Banyak pasangan yang mengalami konflik dan masalah dalam pernikahan mereka, bahkan sampai pada titik perceraian.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), angka perceraian di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2020, tercatat ada 415.510 kasus perceraian, naik 3,9 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai 399.912 kasus.
Apa saja yang menjadi penyebab perceraian di Indonesia? Menurut pakar terapi pasangan, Rani Anggraeni Dewi, ada tiga hal utama yang sering memicu keretakan pernikahan, yaitu:
Perbedaan Nilai
Nilai adalah prinsip atau keyakinan yang menjadi pedoman hidup seseorang. Nilai bisa dipengaruhi oleh agama, budaya, keluarga, atau pengalaman pribadi. Setiap orang memiliki nilai yang berbeda-beda, termasuk pasangan suami istri.
Perbedaan nilai bisa menjadi sumber konflik dalam pernikahan, terutama jika pasangan tidak mau saling menghormati dan menghargai nilai yang dianut oleh masing-masing. Misalnya, jika salah satu pasangan memiliki nilai bahwa perempuan harus bekerja dan berkarier, sedangkan pasangan lainnya memiliki nilai bahwa perempuan harus mengurus rumah tangga dan anak-anak.
Perbedaan nilai seperti ini bisa menimbulkan pertengkaran, ketidakpuasan, dan ketidakharmonisan dalam pernikahan. Oleh karena itu, penting bagi pasangan untuk mengetahui dan memahami nilai-nilai yang dianut oleh masing-masing sejak awal hubungan. Jika ada perbedaan, maka pasangan harus mencari cara untuk menyelesaikannya dengan baik.
Masalah Ekonomi
Uang memang bukan segalanya dalam pernikahan, tapi uang juga bisa menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pernikahan. Masalah ekonomi bisa berupa kurangnya pendapatan, utang, pengeluaran, atau perbedaan cara mengelola keuangan.
Masalah ekonomi bisa menyebabkan stres, ketegangan, dan ketidakpercayaan dalam pernikahan. Pasangan yang mengalami masalah ekonomi mungkin akan sering bertengkar tentang uang, menyalahkan satu sama lain, atau menyembunyikan informasi keuangan dari pasangan.
Untuk mengatasi masalah ekonomi dalam pernikahan, pasangan harus saling terbuka dan jujur tentang keuangan mereka. Pasangan juga harus membuat anggaran bersama, menentukan prioritas pengeluaran, dan menabung untuk masa depan. Pasangan juga harus saling mendukung dan bekerja sama untuk mencari solusi jika ada masalah ekonomi yang terjadi.
Kurangnya Intimacy
Intimacy adalah keterikatan emosional dan fisik antara pasangan suami istri. Intimacy bisa berupa ungkapan kasih sayang, komunikasi, kepercayaan, pengertian, atau hubungan seksual. Intimacy adalah salah satu faktor penting yang membuat pernikahan tetap hangat dan harmonis.
Namun, intimacy bisa berkurang seiring dengan berjalannya waktu. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti kesibukan kerja, rutinitas yang membosankan, anak-anak, stres, atau masalah kesehatan. Kurangnya intimacy bisa membuat pasangan merasa jauh, dingin, atau tidak tertarik satu sama lain.
Untuk meningkatkan intimacy dalam pernikahan, pasangan harus saling meluangkan waktu dan perhatian untuk satu sama lain. Pasangan harus saling berkomunikasi dengan baik, mendengarkan dengan empati, dan mengekspresikan perasaan dengan jujur. Pasangan juga harus saling menyentuh dengan lembut, berciuman, berpelukan, atau bercinta dengan penuh cinta.
Itulah tiga pemicu keretakan pernikahan menurut pakar. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang ingin menjaga pernikahan Anda tetap awet dan bahagia.