Penyebab Bau Badan dan Cara Mengatasinya

Deni Puja Pranata By Deni Puja Pranata
7 Min Read
Penyebab Bau Badan dan Cara Mengatasinya
Penyebab Bau Badan dan Cara Mengatasinya
- Advertisement -

jfid – Bau badan adalah salah satu masalah yang sering dihadapi oleh banyak orang, terutama di negara tropis seperti Indonesia. Bau badan tidak hanya mengganggu penampilan dan kepercayaan diri, tetapi juga dapat menimbulkan rasa malu dan kurang nyaman saat berinteraksi dengan orang lain. Namun, apakah Anda tahu bahwa bau badan sebenarnya memiliki fungsi dan manfaat bagi kesehatan tubuh? Simak ulasan berikut ini untuk mengetahui lebih lanjut tentang penyebab, cara mengatasi, dan fakta menarik tentang bau badan.

Penyebab Bau Badan

Bau badan tidak sedap terjadi karena keringat yang bercampur dengan bakteri di kulit. Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko bau badan, seperti:

Makanan. Beberapa jenis makanan dapat mempengaruhi bau badan, seperti bawang, jengkol, pete, asparagus, daging merah, dan alkohol. Makanan-makanan ini mengandung senyawa sulfur, asam amino, atau alkohol yang dapat diserap oleh darah dan keluar melalui keringat, napas, atau urine.

Obesitas. Orang yang kelebihan berat badan cenderung memiliki lebih banyak kelenjar keringat dan lipatan kulit yang dapat menampung bakteri dan keringat. Selain itu, obesitas juga dapat menyebabkan gangguan metabolisme, hormon, dan sistem imun yang dapat memicu bau badan.

Ad image

Stres. Saat stres, tubuh akan melepaskan hormon adrenalin yang dapat merangsang kelenjar keringat apokrin. Kelenjar keringat apokrin adalah jenis kelenjar keringat yang terdapat di ketiak, selangkangan, dan telinga. Keringat yang dihasilkan oleh kelenjar keringat apokrin lebih kental dan berminyak, sehingga lebih mudah dicerna oleh bakteri dan menghasilkan bau badan.

Perubahan hormonal. Perubahan hormonal yang terjadi saat pubertas, menstruasi, kehamilan, menopause, atau penggunaan pil KB dapat mempengaruhi jumlah dan jenis keringat yang dihasilkan oleh tubuh. Perubahan hormonal juga dapat mempengaruhi pH kulit, yang dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri di kulit.

Infeksi kulit. Beberapa jenis infeksi kulit, seperti kandidiasis, intertrigo, atau bromhidrosis, dapat menyebabkan bau badan. Infeksi kulit ini dapat disebabkan oleh jamur, bakteri, atau virus yang menginfeksi kelenjar keringat atau folikel rambut. Infeksi kulit ini dapat menyebabkan peradangan, nanah, atau luka yang dapat mengeluarkan bau tidak sedap.

Diabetes. Orang yang menderita diabetes dapat mengalami bau badan yang khas, yaitu bau buah atau bau aseton. Bau ini disebabkan oleh kondisi ketoasidosis, yaitu kondisi di mana tubuh tidak dapat menggunakan glukosa sebagai sumber energi dan harus menggunakan lemak. Proses ini menghasilkan asam keton yang dapat keluar melalui keringat, napas, atau urine.

Kekurangan vitamin dan mineral. Kekurangan vitamin dan mineral tertentu, seperti vitamin B, vitamin C, zink, atau magnesium, dapat menyebabkan bau badan. Vitamin dan mineral ini berperan dalam menjaga kesehatan kulit, sistem imun, dan metabolisme tubuh. Kekurangan vitamin dan mineral ini dapat menyebabkan gangguan pada fungsi tubuh, yang dapat mempengaruhi bau badan.

Kondisi medis lainnya. Beberapa kondisi medis lainnya yang dapat menyebabkan bau badan, antara lain: hiperhidrosis (keringat berlebihan), trimetilaminuria (gangguan genetik yang menyebabkan bau badan seperti ikan busuk), halitosis (bau mulut), atau penyakit ginjal, hati, atau pencernaan.

Cara Mengatasi Bau Badan

Ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi bau badan, antara lain:

Mandi secara teratur dengan sabun antibakteri. Mandi minimal dua kali sehari dengan sabun antibakteri dapat membantu membersihkan keringat, kotoran, dan bakteri di kulit. Mandi juga dapat membantu menyegarkan tubuh dan pikiran Anda. Jangan lupa untuk keringkan badan dengan benar, terutama di daerah yang lembap dan berkeringat, seperti ketiak, selangkangan, dan kaki.

Kenakan pakaian yang bersih dan dapat menyerap keringat. Pakaian yang bersih dan dapat menyerap keringat dapat membantu mengurangi kelembapan dan bakteri di kulit. Pilihlah pakaian yang terbuat dari bahan alami, seperti katun, sutra, atau wol, daripada bahan sintetis, seperti poliester, nilon, atau rayon. Hindari juga pakaian yang terlalu ketat atau berlapis, yang dapat meningkatkan suhu dan keringat tubuh.

Perhatikan asupan makanan. Makanan yang Anda konsumsi dapat mempengaruhi bau badan Anda. Hindari atau kurangi makanan yang dapat menyebabkan bau badan, seperti bawang, jengkol, pete, asparagus, daging merah, dan alkohol. Konsumsi lebih banyak makanan yang dapat membantu mengatasi bau badan, seperti buah-buahan, sayuran, yogurt, teh hijau, dan air putih.

Gunakan deodoran atau antiperspiran. Deodoran atau antiperspiran adalah produk yang dapat membantu mengatasi bau badan. Deodoran berfungsi untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan menutupi bau badan dengan pewangi. Antiperspiran berfungsi untuk mengurangi produksi keringat dengan memblokir pori-pori kelenjar keringat. Pilihlah produk yang sesuai dengan jenis kulit, tingkat keringat, dan preferensi Anda. Aplikasikan produk ini setelah mandi dan keringkan badan dengan benar.

Lakukan teknik relaksasi. Teknik relaksasi, seperti meditasi, yoga, napas dalam, atau musik, dapat membantu mengurangi stres dan hormon adrenalin yang dapat menyebabkan bau badan. Teknik relaksasi juga dapat membantu meningkatkan kesehatan mental dan fisik Anda secara keseluruhan.

Periksakan diri ke dokter. Jika bau badan Anda berlangsung lama atau disertai dengan gejala lain, seperti keringat berlebihan, perubahan warna atau tekstur kulit, demam, atau penurunan berat badan, segera periksakan diri ke dokter. Bau badan yang abnormal atau persisten dapat menunjukkan adanya gangguan atau penyakit tertentu yang memerlukan penanganan medis.

Fakta Menarik tentang Bau Badan

Bau badan mungkin menjadi masalah yang mengganggu bagi banyak orang, tetapi ternyata bau badan juga memiliki beberapa fakta menarik yang mungkin belum Anda ketahui, seperti:

Bau badan dapat menarik lawan jenis. Bau badan tidak selalu dianggap sebagai sesuatu yang negatif oleh lawan jenis. Menurut beberapa penelitian, bau badan dapat mengandung feromon, yaitu zat kimia yang dapat mempengaruhi perilaku dan emosi seseorang, termasuk ketertarikan seksual. Bau badan dapat memberikan informasi tentang kesesuaian genetik, kesuburan, dan kesehatan seseorang kepada lawan jenis. Namun, hal ini juga dipengaruhi oleh faktor lain, seperti preferensi pribadi, siklus menstruasi, dan penggunaan kontrasepsi hormonal.

- Advertisement -
Share This Article