Ngutang itu Gaya Hidup atau….?

ZAJ
By ZAJ - SEO Expert | AI Enthusiast
3 Min Read
a silver sports car parked in front of a building
- Advertisement -

jfid – Ngutang telah menjadi topik yang menarik perhatian banyak pihak, terutama di kalangan generasi muda.

Pertanyaan yang muncul adalah, apakah ngutang itu merupakan gaya hidup atau justru jebakan yang harus diwaspadai?

Fenomena utang di kalangan milenial dan Gen Z semakin mencuat belakangan ini. Menurut data dari Jawaban.com, hampir 40% generasi milenial di Indonesia terjerat utang akibat gaya hidup konsumtif.

Mereka sering kali tergoda untuk membeli barang-barang mewah atau mengikuti tren terbaru, meskipun penghasilan mereka sebenarnya tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Ad imageAd image

Kondisi ini diperparah dengan praktik gali lubang tutup lubang, di mana utang baru digunakan untuk melunasi utang lama, sehingga mereka semakin terjebak dalam lingkaran utang yang sulit untuk keluar.

Hal ini senada dengan laporan dari Bisnis.com, yang menyebutkan bahwa Gen Z dan milenial sering terjerat utang dari pinjaman online atau fintech peer-to-peer lending (P2P lending).

Mudahnya akses ke pinjaman online, ditambah dengan rendahnya literasi keuangan di kalangan masyarakat, membuat banyak anak muda terjebak dalam utang dengan bunga yang sangat tinggi.

Fenomena Fear of Missing Out (FOMO) juga turut mempengaruhi keputusan finansial mereka, di mana mereka tidak ingin ketinggalan tren atau momen tertentu, sehingga memutuskan untuk berutang demi bisa tetap terlihat “in” di mata teman-teman mereka.

Tidak hanya itu, dampak negatif dari gaya hidup yang boros dan kebiasaan berutang juga mempengaruhi kondisi mental dan sosial.

Menurut Liputan6, flexing atau memamerkan kekayaan secara berlebihan bisa memicu perasaan iri dan tidak puas dalam diri orang lain, yang pada akhirnya merusak hubungan sosial dan kesehatan mental.

Ketika seseorang merasa perlu untuk selalu tampil mewah dan glamor, mereka cenderung akan terus berutang demi mempertahankan citra tersebut.

Namun, ada sisi lain dari utang yang perlu dipertimbangkan. Utang tidak selalu bersifat negatif jika digunakan dengan bijak.

Seperti yang diungkapkan oleh Infobanknews, beberapa anak muda menggunakan pinjaman sebagai modal untuk memulai usaha atau investasi jangka panjang, seperti membeli properti.

Dalam kasus ini, utang bisa menjadi alat untuk mencapai tujuan finansial yang lebih besar, asalkan dikelola dengan baik dan tidak melebihi kemampuan bayar.

Untuk menghindari jebakan utang, beberapa langkah yang bisa diambil antara lain meningkatkan literasi keuangan, membedakan antara kebutuhan dan keinginan, serta selalu mempertimbangkan kemampuan finansial sebelum memutuskan untuk berutang.

Edukasi mengenai pengelolaan keuangan dan investasi juga penting agar anak muda bisa lebih bijak dalam mengatur keuangan mereka dan menghindari utang yang tidak perlu.

Dengan demikian, ngutang bisa menjadi gaya hidup atau jebakan, tergantung pada bagaimana seseorang mengelolanya.

Penting bagi setiap individu untuk memahami risiko dan manfaat dari berutang, serta mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menjaga kesehatan finansial mereka.

- Advertisement -
Share This Article