jfid – Usulan fraksi PAN, yang diwakili Slamet Ariyadi di rapat Paripurna III DPR-RI pada Rabu 10 Februari 2021, tentang Syekh Khona Kholil, harus diakui Negara sebagai Pahlawan Nasional. Disetujui Menteri Sosial Tri Risma Harini, untuk disampaikan pada Presiden Jokowi.
Hal tersebut, justru tersiar dari kader PDIP (MH Said Abdullah) Legislatif yang juga berasal dari dapil Jatim XI Madura. Sebagaimana, media-media menyiarkannya,
Dikutip dari portalmadura.com, Ketua Badan Anggaran DPR RI MH Said Abdullah menyatakan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini telah memproses usulan Al-‘Alim al-Allamah asy-Syekh Haji Muhammad Kholil bin Abdul Lathif Basyaiban al-Bangkalan al Maduri al-Jawi as-Syafi’i atau Syaikhona Kholil sebagai pahlawan nasional.
“Saya sudah hubungi Mensos dan minta agar secepatnya diproses. Mensos setuju dan menjamin usulan Waliyullah Syaikhona Kholil sebagai pahlawan nasional akan diperjuangkan hingga ke Presiden RI,” kata Said di Jakarta, Rabu (17/2/2121). Dikutip dari portalmadura.com.
Pada rapat Paripurna III DPR-RI, Slamet Ariyadi, mewakili fraksi PAN menyampaikan, Pengusulan dua nama Tokoh Nasional, yaitu; pangeran Trunojoyo dan Syekh Khona Kholil, sebagai Pahlawan Nasional. Diusulkan Fraksi PAN DPR-RI menjelang akhir masa sidang.
Fraksi PAN, melalui Slamet Ariyadi, anggota DPR-RI dapil XI Jatim, Madura, Menilai, jika dari nama-nama yang ditetapkan Presiden Jokowi sebagai Pahlawan Nasional, tidak satupun berasal dari Madura sebagai Pahlawan Nasional.
“Dua nama tokoh Nasional, Pangeran Trunojoyo adalah pejuang yang melawan penjajah kolonial Belanda dan namanya diabadikan sebagai nama Universitas Trunojoyo Madura, dan Syekh Khona Kholil sebagai pejuang yang melahirkan organisasi terbesar di Indonesia (NU) dan namanya diabadikan sebagai nama Kampus Syekh Khona Kholil Bangkalan,” tegas Slamet Ariyadi.
Slamet Ariyadi, saat dihubungi secara terpisah, menyampaikan, jika pentingnya Negara mengakui dan menetapkan pangeran Trunojoyo dan Mbah Syekh Khona Kholil sebagai Pahlawan Nasional.
“Sejarah mencatat, jika Belanda gentar dengan dua tokoh bernama pangeran Trunojoyo dan Syekh Khona Kholil. Ingat, pangeran Trunojoyo melawan Belanda bukan di Madura, tapi mulai dari tanah Mataram hingga Kediri. Begitupula Syekh Khona Kholil, ia adalah guru dari Mbah Hasyim Assyari, jika tak ada mbah Kholil, maka, tak ada NU,” terang Slamet Ariyadi, saat dihubungi jurnalfaktual.id, Kamis (11/2/2021).
Slamet menambahkan, Bangsa Indonesia perlu tau, jika pangeran Trunojoyo gugur di medan pertempuran melawan Belanda. Dan Mbah Syekh Khona Kholil pernah ditahan oleh Belanda. Dan atas nama masyarakat Madura, Negara harus memasukkan kedua nama tokoh tersebut, sebagai Pahlawan Nasional.
“Kedua nama itu telah berkontribusi dan berdedikasi atas kemerdekaan Republik Indonesia,” tukas Slamet Ariyadi.