jfid – Perang antara Israel dan Hamas telah memakan korban jiwa lebih dari 1.700 orang, sebagian besar adalah warga sipil.
Menurut data terbaru dari PBB, lebih dari 900 orang Israel dan 849 orang Palestina (di Jalur Gaza dan Tepi Barat yang diduduki) telah tewas akibat perang ini. Lebih dari 3.400 orang Israel dan 6.000 orang Palestina juga terluka.
Selain itu, lebih dari 100.000 orang Palestina mengungsi dari rumah mereka karena serangan Israel. Konflik yang meletus pada 7 Oktober 2023 ini merupakan yang terparah sejak 2005, ketika Israel menarik diri dari Jalur Gaza.
Perang ini bermula dari serangan mendadak yang dilakukan oleh Hamas, kelompok militan Islamis yang menguasai Jalur Gaza, pada Sabtu, 7 Oktober 2023. Sekitar 300 anggota Hamas menyusup ke Israel melalui terowongan bawah tanah dan menyerang pos-pos militer dan permukiman sipil di sepanjang perbatasan. Mereka juga membawa puluhan sandera, termasuk warga Israel dan asing.
Serangan ini mengejutkan Israel, yang tidak menyangka bahwa Hamas memiliki kemampuan dan keberanian untuk melakukan operasi semacam itu. Israel segera melancarkan balasan dengan mengirim pasukan darat dan udara ke Jalur Gaza, yang telah diblokade oleh Israel sejak 2007. Israel juga menargetkan infrastruktur dan markas Hamas di Jalur Gaza, termasuk gedung-gedung pemerintahan, media, rumah sakit, sekolah, dan masjid.
Hamas tidak tinggal diam. Mereka melepaskan ratusan roket ke arah Israel, yang mencapai kota-kota besar seperti Tel Aviv, Yerusalem, dan Haifa. Beberapa roket bahkan mencapai negara tetangga seperti Yordania dan Mesir. Hamas juga mengklaim bertanggung jawab atas serangan-serangan teror di Israel, seperti penembakan, penusukan, dan pengeboman mobil.
Dampak dan Korban
Perang ini telah menimbulkan dampak yang sangat besar bagi kedua belah pihak, baik secara fisik maupun psikologis. Menurut data terbaru dari PBB, lebih dari 900 orang Israel dan 849 orang Palestina (di Jalur Gaza dan Tepi Barat yang diduduki) telah tewas akibat perang ini. Lebih dari 3.400 orang Israel dan 6.000 orang Palestina juga terluka. Selain itu, lebih dari 100.000 orang Palestina mengungsi dari rumah mereka karena serangan Israel.
Perang ini juga telah merusak infrastruktur dan ekonomi kedua belah pihak. Menurut Bank Dunia, kerugian ekonomi akibat perang ini diperkirakan mencapai $12 miliar untuk Israel dan $4 miliar untuk Palestina. Banyak bangunan, jalan, jembatan, listrik, air, dan telekomunikasi yang hancur atau rusak akibat perang ini. Banyak pula usaha-usaha kecil dan menengah yang tutup atau bangkrut karena perang ini.
Perang ini juga telah meningkatkan ketegangan dan permusuhan antara kedua belah pihak. Banyak aksi protes, bentrokan, dan kekerasan yang terjadi di antara warga sipil Israel dan Palestina, terutama di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Banyak pula kasus-kasus diskriminasi, intimidasi, dan pelecehan yang dialami oleh warga Palestina di Israel atau warga Israel di Palestina.
Harapan Perdamaian
Meskipun perang ini masih berlangsung hingga saat ini, ada beberapa upaya-upaya untuk menghentikan pertumpahan darah dan mencari solusi damai. PBB telah mengeluarkan beberapa resolusi untuk mengutuk kekerasan dan menyerukan gencatan senjata segera. Beberapa negara-negara besar seperti AS, Rusia, China, Prancis, Inggris, Jerman, Mesir, Turki, Qatar, dan Iran juga telah ikut campur dalam permasalahan ini, baik dengan memberikan bantuan kemanusiaan, mediasi, tekanan, atau dukungan kepada salah satu pihak.
Namun, upaya-upaya ini belum membuahkan hasil yang signifikan. Israel dan Hamas masih bersikeras untuk melanjutkan perang hingga mencapai tujuan mereka masing-masing. Israel mengatakan bahwa mereka tidak akan berhenti sampai menghancurkan terowongan-terowongan Hamas dan membebaskan sandera-sandera mereka. Hamas mengatakan bahwa mereka tidak akan berhenti sampai Israel mengakhiri blokade dan pendudukan terhadap Palestina dan membebaskan tahanan-tahanan Palestina.
Apakah ada harapan untuk perdamaian antara Israel dan Palestina? Jawabannya masih belum jelas. Yang pasti, perang ini telah menunjukkan betapa rapuhnya kehidupan manusia di tengah konflik yang tak kunjung usai. Perang ini juga telah menunjukkan betapa kuatnya keinginan manusia untuk bertahan hidup dan berjuang untuk hak-hak mereka. Perang ini adalah kisah dua bangsa yang terjebak dalam perang, tetapi juga kisah dua bangsa yang bangkit dari perang.