jfID – Upacara hari jadi kabupaten Sumenep yang ke 751, pertahankan kearifan lokal. Selain pakaian adat yang dipakai oleh peserta. Prosesi menggunakan bahasa Madura. KH. Busyro Karim, bertindak sebagai inspektur. Sabtu (31/10/2020) di halaman pemkab Sumenep.
Pengucapan dalam pelaksanaan upacara hari jadi Sumenep menggunakan bahasa Madura. Namun, pembacaan teks Pancasila dan UUD 45 tetap menggunakan bahasa Indonesia.
Busyro Karim mengatakan, jika upacara hari jadi Sumenep, juga sekaligus memperingati hari sumpah pemuda yang di deklarasikan pada 1928.
“Kita menghelat upacara hari jadi Sumenep, saat Arya Wiraraja dinobatkan Adipati Sumenep oleh Kertanegara, raja Singosari, Leres tanggel 31 Oktober,. Selain itu, kita disini merenungkan deklarasi sumpah pemuda di tahun 1928,” ungkap Busyro Karim dalam pidatonya berbahasa Madura.
Dalam pidatonya, Busyro Karim mengajak para hadirin, dengan situasi pandemi corona untuk bersama-sama berjuang melawan corona.
“E atore areng sareng alaben corono. Jege kasehaden, a masker ben saleng ajege, ” ungkapnya.
Selanjutnya, bupati Busyro Karim mengumumkan kabar gembira, jika pemerintah kabupaten Sumenep meraih penghargaan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) dan penilaian Wajar Tanpa Pengecualian dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK-RI).
Sebelum prosesi upacara dibubarkan, Bupati Sumenep memberikan piagam penghargaan pada Sekda Edy Rasyadi atas kerja kerasnya menyusun Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) sehingga Kabupaten Sumenep meraih peringkat ke-7 se-Jawa Timur.