jfid – Di tengah gemerlap dunia hiburan Korea Selatan, sebuah kontroversi politik telah menyeret beberapa nama besar di industri Kpop ke dalam pusaran isu global.
Baru-baru ini, sejumlah idol Kpop mendapati diri mereka terjebak dalam kontroversi pro-Israel, memicu reaksi keras dari netizen dan penggemar di seluruh dunia.
Eric Nam, artis solo yang terkenal dengan lagu-lagu melankolis dan pesona internasionalnya, menjadi salah satu nama yang paling banyak diperbincangkan.
Ia dikritik setelah memberikan ‘like’ pada sebuah unggahan Instagram yang dianggap netral terhadap konflik Israel-Palestina.
Namun, dalam sebuah pernyataan, Eric Nam menjelaskan bahwa tindakannya tersebut adalah reaksi spontan terhadap berita yang menyedihkan dan menegaskan posisinya yang pro-kemanusiaan dan pro-perdamaian.
Selain Eric Nam, Song Seunghyun, mantan anggota band K-rock F.T Island, juga mendapat sorotan setelah mengunggah foto yang mendukung Palestina.
Kontroversi ini menunjukkan betapa sensitifnya isu politik global dapat mempengaruhi citra publik figur yang memiliki pengaruh luas.
Boikot terhadap produk dan brand yang dianggap mendukung Israel bukanlah hal baru.
Namun, ketika idol Kpop terlibat, dampaknya menjadi lebih luas. Misalnya, grup boy band NCT menghadapi kritik setelah berkolaborasi dengan Starbucks Korea, yang oleh beberapa pihak dianggap pro-Israel.
Meskipun Starbucks Korea adalah perusahaan terpisah dari merek utama Starbucks di AS, kolaborasi ini telah menyebabkan beberapa anggota NCT kehilangan pengikut di media sosial.
Di tengah kecaman yang berlangsung, Taeyong dari NCT mengunggah sebuah cerita Instagram singkat dengan kata “Boycott”.
Meskipun tidak merujuk secara spesifik dan unggahan tersebut dihapus dalam waktu 10 menit, tindakan Taeyong mendapat pujian dari penggemar internasional.
Ini menunjukkan kompleksitas respons publik terhadap isu-isu sensitif seperti ini.
Industri Kpop, yang dikenal dengan penggemar globalnya, kini harus berhadapan dengan tantangan baru: bagaimana menjaga keseimbangan antara ekspresi pribadi dan tanggung jawab publik.
Kontroversi ini juga menyoroti pentingnya pemahaman yang lebih dalam tentang isu politik oleh publik figur, serta dampak dari dukungan atau kecaman mereka terhadap isu tersebut.
Kontroversi ini membuka diskusi yang lebih luas tentang peran selebriti dalam politik dan bagaimana tindakan mereka dapat mempengaruhi opini publik.
Dengan media sosial sebagai alat komunikasi yang kuat, idol Kpop dan selebriti lainnya harus lebih berhati-hati dalam mengungkapkan pendapat mereka, terutama mengenai isu yang sangat sensitif dan polarisasi seperti konflik Israel-Palestina.
Meningkatnya ketegangan di Timur Tengah dan bagaimana hal itu.
Keterlibatan figur publik dalam isu politik dan bagaimana reaksi mereka dapat memicu perdebatan dan boikot global.