Survei Charta Politika: Prabowo-Gibran Terancam Kalah di Putaran Kedua Pilpres 2024

ZAJ
By ZAJ
3 Min Read
Golkar Usung Gibran, Prabowo: Ini Bukan Soal Dinasti, Tapi Soal Kualitas
Golkar Usung Gibran, Prabowo: Ini Bukan Soal Dinasti, Tapi Soal Kualitas

jfid – Pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka terancam kalah di putaran kedua Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 jika harus bersaing dengan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Hal ini berdasarkan survei terbaru yang dilakukan oleh lembaga Charta Politika pada 26-31 Oktober 2023.

Survei Charta Politika menunjukkan bahwa elektabilitas Prabowo-Gibran mengalami penurunan dari 49,4 persen menjadi 43,5 persen setelah Gibran diumumkan sebagai cawapres pendamping Prabowo pada 25 Oktober 2023. Sementara itu, elektabilitas Ganjar-Mahfud meningkat dari 39,6 persen menjadi 40,6 persen setelah Mahfud MD dipastikan sebagai cawapres pendamping Ganjar pada 23 Oktober 2023.

Selisih elektabilitas antara Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud pun menipis dari 9,8 persen menjadi 2,9 persen. Jika putaran kedua Pilpres 2024 diadakan saat ini, Prabowo-Gibran hanya unggul tipis atas Ganjar-Mahfud. Namun, jika ada perubahan preferensi pemilih, terutama dari pemilih Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yang tidak lolos ke putaran kedua, maka Prabowo-Gibran berpotensi kalah dari Ganjar-Mahfud.

Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menjelaskan, fenomena ini disebabkan oleh adanya kekecewaan dari pemilih Anies Baswedan terhadap Prabowo Subianto yang menggandeng putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai cawapresnya. Pemilih Anies Baswedan cenderung anti-Jokowi dan tidak suka dengan isu politik dinasti yang melibatkan Gibran Rakabuming.

“Kita bisa lihat atau berspekulasi dan membuat hipotesa bahwa masuknya nama Mas Gibran sebagai cawapres malah menjadi liabilities, bukan menjadi aset,” kata Yunarto dalam konferensi pers, Senin (6/11/2023).

Yunarto menambahkan, Gibran Rakabuming juga tidak memberikan kontribusi positif bagi Prabowo Subianto dalam hal elektabilitas di kalangan pemilih muda, pemilih perempuan, dan pemilih berpendidikan tinggi. Sebaliknya, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD memiliki elektabilitas yang tinggi di segmen-segmen tersebut.

“Jadi, kalau kita lihat dari sisi demografi, Mas Gibran tidak membantu Pak Prabowo untuk menarik pemilih muda, pemilih perempuan, dan pemilih berpendidikan tinggi. Malah sebaliknya, Pak Ganjar dan Pak Mahfud punya elektabilitas yang tinggi di segmen-segmen itu,” ujar Yunarto.

Survei Charta Politika ini melibatkan 2.000 responden yang dipilih secara acak dengan metode multistage random sampling. Survei ini memiliki margin of error sebesar 2,19 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email faktual2015@gmail.com

Share This Article